Mohon tunggu...
MUHAMMAD FITRIYANOR
MUHAMMAD FITRIYANOR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Memberikan motivasi dan solusi untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Permasalahan Inti di Jantung Muhammadiyah

31 Desember 2024   15:16 Diperbarui: 31 Desember 2024   15:16 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi DAD PK IMM SABRAN

Adapun "kekurangan ulama", selama ini lembaga pendidikan Muhammadiyah yang sudah ada seperti pesantren perlu meningkatkan kualitasnya, begitupun efektifitas program pendidikan yang sudah dijalankan. Evaluasi secara jujur yang didasari dengan kemauan untuk berkembang dengan lebih baik adalah satu hal penting yang perlu dilakukan secara berkala.

Sehingga dalam kurikulum yang telah disiapkan, wawasan kemuhammadiyahan, wawasan keislaman dan pendidikan bahasa Arab diberikan sekaligus dan tidak terpisah. Sehingga tidak perlu kader Muhammadiyah harus mencoba-coba menjadi kader lain dulu agar disebut ulama, apalagi sampai para kader muda ini pergi merantau, lalu kembali sebagai orang lain yang justru giat mengkritik Muhammadiyah tanpa menyajikan saran sebagai solusi.

Rasa kurang puas, tuntutan perfeksionis dengan standar organisasi dan kelompok lain, minimnya wawasan bermuhammadiyah, serta kepentingan tertentu adalah faktor intrinsik yang mendorong berbagai macam kritik yang rutin dimunculkan setiap tahun, dengan bantuan sosial media dan reputasi sekelompok orang tersebut, dan bukan realita lapangan.

Muhammadiyah tidak akan kekurangan kader muballigh, kader ulama, atau penerjemah bahasa Arab selama kader-kadernya sendiri mampu memahami Muhammadiyah itu sendiri, mengikuti dinamikanya dan berkomitmen dengan persyarikatan. Tentu saja dengan tidak mudah terpengaruh dengan komentar hingga standar keulamaan kelompok atau organisasi lain.

Untuk mengatasi kekurangan kader dan ulama di Muhammadiyah, beberapa langkah singkat yang dapat diambil adalah:

  1. Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan program pendidikan dan pelatihan untuk kader melalui sekolah Muhammadiyah, pesantren, dan pelatihan kepemimpinan. Mengintegrasikan kurikulum keagamaan dan keterampilan kepemimpinan untuk membentuk ulama dan kader yang mumpuni.
  2. Rekrutmen dan Pengembangan Potensi: Melakukan rekrutmen kader dari berbagai kalangan, termasuk generasi muda, untuk melibatkan mereka dalam kegiatan organisasi. Memfasilitasi pengembangan potensi mereka melalui pelatihan berbasis pengembangan diri dan pengetahuan agama.
  3. Kolaborasi dengan Lembaga Pendidikan: Mengoptimalkan kerjasama dengan perguruan tinggi, pesantren, dan lembaga pendidikan lainnya untuk mencetak ulama dan kader yang kompeten dalam berbagai bidang.
  4. Pemanfaatan Teknologi: Memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas jangkauan pendidikan dan pelatihan kader serta ulama melalui platform online dan webinar.
  5. Pemberdayaan Kader di Setiap Daerah: Menyusun program pemberdayaan kader di tingkat cabang dan ranting dengan memberikan akses kepada mereka untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dakwah dan sosial.

 In Syaa Allah dengan kita menerapkan hal-hal yang telah di sampaikan diatas, kita nantnya akan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi diatas yang mana kesalahan ini harus kita akhiri dan kita perbaiki guna terwujud tujuan Muhammadiyah yang kita cintai ini.

Mungkin hanya ini yang dapat penulis sampaikan, mohon maaf apabikla terdapat banyak kesalahan didalanya. Mudah- mudahan tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun