Dwitunggal itu diboyong kemudian oleh Subarjo, dan dialokasikan kerumah Laksama Maeda yang akan menjadi lokasi Proklamasi. maka kemudian sejarah proklamasi dibentuk segera dalam rumah tersebut, untuk diproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus. sukarno dalam idealnya sudah menyematkan tanggal 17 itu sejak diboyong kejepang oleh penjajah. dalam intuisi bung karno, nomer 17 ini mengandung makna sakral, yang erat kaitanya dengan simbolik keagamaan dan ketuhanan. Maka diejawantahkanlah itu yang kemudian mengukir sejarah kemerdekaan Bangsa Indonesia.Â
Dari uraian diatas cukup jelas, sejarah dikotomi antara kaum muda dan tua dalam peristiwa rengasdengkok yang telah diukir kebanyakan, menemukan perbedaan dari apa yang dipaparkan diatas. bahwa kaum muda bersifat revolusioner dan tua bersifat konservatif, apakah bisa diverivikasi menurut penjelasan diatas ?, saya kira kawan kawan reader bisa menelaah sendiri.Â
C. Tiga Perumus Pancasila : Apakah Dapat DiVerivikasi ?.Â
Pendidikan diindonesia, khususnya sejarah nasional bangsa, terdapat fallacys yang kemudian tidak mengabarkan sejarah yan sebenar benarnya. Dikatakan dalam sejarah lahirnya pancasila, bahwa ada tiga perumus yang menjadi fundamental terlahirnya pancasila, diataranya sukarno, supomo, dan Yamin, yang masing masing mempunyai butir poin tersendiri. Dalam satu literatur, yaitu surat wasiat bung hatta, dalam manuskrip itu mengatakan bahwa, penggali pancasila adalah sebenar benarnya bung karno. Merupakan ketiga tokoh tersebut yang menjadi tonggak lahirnya pancasila adalah oleh karena hanya untuk mereduksi in herennya bung karno dan pancasila, yang dari demikian disuguhkanlah kedua tokoh tersebut yang menjadi awal dari lahirnya pancasila. padahal diprakarsai lahirnya pancasila adalah 1 Juni, yang pada waktu itu dikenal dengan pidato Bung Karno 1 Juni 1945, pada sidang BPUPKI.Â
Begitu berdampaknya hegemoni suatu kekuasaan, yang kemudian juga mereduksi sejarah dalam bentuk, substansi dan , esensinya. Bung karno yang dalam seluruh kehidupanya tidak ada tidak suatu perjuangan. CV darinya tak lepas dari perjuangan, yang beliau abdikan kepada Nusa dan Bangsa. Biarlah sejarah diotak atik begitu masifnya, karena nila nilai dari putra sang fajar akan terus bermanifestasi dan menjadi sendi sendi negeri ini, walaupun tidak ada yang memverivikasi.Â
Masih ada fallacys yang melekat terhadap bung karno yang kemudian menjadi stigma dari perjuangan perjuaganya. Mari kita hargai dan implementasikan nilai nilai para pahlawan, dan jangan sesekali melupakan sejarah.
#JASMERAH
#MERDEKAA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H