Mohon tunggu...
Muhammad Firdaus
Muhammad Firdaus Mohon Tunggu... -

aktif sebagai mahasiswa perikanan ugm 09,

Selanjutnya

Tutup

Money

Teknik Budidaya Udang di Lampung

20 Maret 2012   03:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:44 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas Tentang Budidaya Udang di Lampung

Lampung mencatatkan dirinya sebagai wilayah yang memiliki produksi udang terbesar di Indonesia. Bahkan Lampung juga masuk dalam kategori wilayah yang banyak menghasilkan produk perikanan budidaya. Dari total produksi udang nasional tahun 2009 yang mencapai 348.100 ton, sebanyak 40% dihasilan dari wilayah LampungTeknik Budidaya Udang. Hal ini tidak luput dari luas tambak di Lampung dan penerapan teknik budidaya udang yang baik.

Teknik Budidaya Udang di Lampung


  1. Pemilihan Lokasi

Petak tambak untuk budidaya udang yang baik harus memiliki karakter kedap air dan dapat membuang limbah secara efisien. Karakteristik yang ke dua dapat terpenuhi apabila kotoran yang ada di dalam tambak terkonsentrasi di dekat saluran pembuangan harian. Prinsip ini dapat terpenuhi pada tambak dengan bentuk dan luas yang optimal. Posisi tambak, terutama dasar tambak terhadap sea level, akan menentukan kecepatan pengeringan air pada saat panen dan besarnya biaya untuk panen. Dasar tambak yang berada di atas level pasang tertinggi (misalnya 20 cm di atas HHWL) berakibat pada waktu panen tidak bergantung pada keadaan tinggi pasang serta dapat dilakukan secara gravitasi. Semakin rendah posisi dasar tambak dari level di atas berakibat pada semakin lamanya proses pengeringan, ada ketergantungan pada kondisi pasang, dan bahkan pada penambahan biaya untuk pompa.


  1. Sumber Air

Sumber air untuk tambak (air tawar dan air laut) dibawa oleh saluran pembawa, dialirkan ke dalam petak influent water treatment, kemudian dialirkan ke dalam petak tambak. Dari petak tambak, air dibuang ke saluran drainase, dialirkan ke petak efluent water treatment, untuk kemudian dibuang ke laut.


  1. Pemilihan Benur

Benur yang baik mempunyai tingkat kehidupan (Survival Rate/SR) yang tinggi, daya adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi, berwarna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap. Uji kualitas benur dapat dilakukan secara sederhana, yaitu letakkan sejumlah benur dalam wadah panci atau baskom yang diberi air, aduk air dengan cukup kencang selama 1-3 menit. Benur yang baik dan sehat akan tahan terhadap adukan tersebut dengan berenang melawan arus putaran air, dan setelah arus berhenti, benur tetap aktif bergerak


  1. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan, meliputi :

- Pengangkatan lumpur; Pengeluaran lumpur dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.

-  Pembalikan Tanah; Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul untuk membebaskan gas-gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terikat pada pertikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit panyakit karena terkena sinar matahari/ultra violet.

-  Pengapuran. Bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan dengan kapur Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 1 ton/ha.

- Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah, untuk membunuh bibit penyakit.

-  Perlakuan pupuk. Untuk mengembalikan kesuburan lahan serta mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun.


  1. Pengisian Air

Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukkan ke tambak. Pemasukan air yang pertama setinggi 10-25 cm dan biarkan beberapa hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk. Setelah itu air dimasukkan hingga minimal 80 cm.Untuk menyuburkan plankton sebelum benur ditebar, air dikapur dengan Dolomit atau Zeolit dengan dosis 600 kg/ha


  1. Penebaran Benur

Tebar benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati, karena benur masih lemah dan mudah stress pada lingkungan yang baru.


  1. Pemeliharaan budidaya udang

Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau hapa. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang diperhatikan kualitas air harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis.

Perlu dilakukan pemberian probiotik, berupa probiotik bakteri lactobacillus dan nitrosomonas. Probiotik dimaksudkan untuk meningkatkan sistem pencernaan pada udang dan untuk merombak ammonia dari sisa pakan menjadi nitrat sehingga tidak bersifat toksid lagi bagi udang. Mulai umur 60 hari ke atas, yang harus diperhatikan adalah manajemen kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang. Setiap menunjukkkan kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna keruh, kecerahan rendah) secepatnya dilakukan pergantian air dan pemupukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun