Hanya dengan pengelolaan yang bijaksana dan bertanggung jawab, politik dinasti dapat menjadi alat untuk menjaga stabilitas politik, memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan keluarga, memperkuat loyalitas dan dukungan masyarakat, dan menangkal bahaya nepotisme, korupsi, dan melemahnya demokrasi.
Mana yang Lebih Baik? Jalan Menuju Demokrasi yang Sehat
Baik politik identitas dan politik dinasti memiliki potensi bahaya dan manfaat bagi demokrasi. Tidak ada jawaban yang mutlak tentang mana yang "lebih baik". Jalan menuju demokrasi yang sehat terletak pada penyeimbangan dan pengawasan. Perlunya penyeimbangan dalam politik Indonesia. Politik identitas dapat diimbangi dengan penekanan pada nilai-nilai universal seperti demokrasi, keadilan, dan kesetaraan sedangkan Politik dinasti dapat diimbangi dengan penerapan sistem meritokrasi yang adil dan transparan.
Selain Penyeimbangan juga diperlukan Pengawasan Masyarakat perlu meningkatkan literasi politik untuk memahami bahaya dan manfaat kedua fenomena ini. Masyarakat perlu mengawasi proses politik dengan cermat untuk mencegah praktik nepotisme dan manipulasi identitas selain itu Masyarakat perlu mendorong politisi dan pemimpin untuk mengedepankan moralitas, integritas, dan akuntabilitas dalam menjalankan tugasnya.
Demokrasi yang sehat membutuhkan partisipasi aktif dan kritis dari seluruh elemen masyarakat. Dengan memahami politik identitas dan politik dinasti, menolak praktik yang tidak sehat, dan berani menyuarakan aspirasi, kita dapat bersama-sama mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H