Mohon tunggu...
Muhammad Fiqrianto
Muhammad Fiqrianto Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Halooo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hiruk Pikuk Budidaya Maggot

8 Juli 2023   11:25 Diperbarui: 8 Juli 2023   11:34 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

HIRUK PIKUK BUDIDAYA MAGGOT

Oleh : Muhammad Fiqrianto

Nim : 31422112

Black Soldier Fly Larvae

Asal usul black soldier fly (BSF) diperkirakan berasal dari subtropis Amerika sekitar 200 juta tahun yang lalu. Lalat prajurit hitam (BSF; Hermetia illucens L.; Diptera: Stratiomyidae) telah dipelajari karena dapat mengubah sampah organik menjadi protein berkualitas tinggi, mengendalikan bakteri berbahaya tertentu dan hama serangga,  Maggot identik dengan sampah, dan hampir semua aktivitas sehari-hari menghasilkan sampah yang sangat berbahaya bagi peradaban. 

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak disukai, atau dicampur yang berasal dari kesibukan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.. Dikutip dari data SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional) tahun 2022, timbulan sampah mencapai 13.197.631 (ton/tahun), sedangkan sampah yang terkelola adalah 9.506.805 (ton/hari). Tercatat 41,28% adalah sampah dari sisa makanan.

Maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF) adalah salah satu organisme laten yang dapat digunakan untuk mengurai limbah organik dan sebagai pakan tambahan untuk unggas dan ikan. Media di mana maggot tumbuh sangat memengaruhi pertumbuhannya. Tipe lalat hitam Meskipun  menyukai aroma media tertentu, tidak semua media cocok untuk lalat hitam bertelur. (Tomberlin et al. 2018).(Hidayah, Rahayu, and Budiman 2020). 

Salah satu alternatif pakan yang memenuhi persyaratan protein adalah maggot atau larva tentara hitam (Hermetia illucens). Murtidjo (2001) mengungkapkan bahwa makanan yang mengandung protein kasar lebih dari 19 persen termasuk dalam kategori makanan sumber protein. Untuk mengurangi biaya produksi pakan, beberapa pembudidaya mencoba mengkultur maggot, pakan alami.

HIRUK BUDIDAYA MAGGOT

Sekarang, ulat yang bagi sebagian orang mungkin hanya hewan yang tidak berguna dan mengganggu, dapat menghasilkan keuntungan finansial. Dengan pertumbuhan populasi, kebutuhan protein hewani meningkat. Ini meningkatkan permintaan untuk pasokan protein yang ditargetkan dengan segera. (Ula et al. 2018). 

Namun, ada masalah baru yang muncul, yaitu harga pakan yang meningkat. Oleh karena itu, peternak harus mencari cara lain untuk mengurangi biaya pakan, salah satunya adalah mengganti pelet dengan pakan buatan sendiri yang kaya protein.. Harga sumber protein, tekanan lingkungan, pertumbuhan populasi manusia, dan ancaman ketahanan pakan semuanya menyebabkan harga protein menjadi mahal (FAO 2013). 

Pakan menjadi factor penting dalam usaha ternak unggas ataupun budidaya ikan. Karena sangat bergizi dan dapat diproduksi secara massal, maggot adalah salah satu pakan terbaik.. (Amandanisa, A; Suryadarma 2020). Harga pelet saat ini dianggap tinggi, dengan harga berkisar antara Rp 13.000 dan Rp 14.000/Kg. Arky mengatakan bahwa maggot basah sangat membantu petani budidaya ikan karena harganya Rp 5.000-Rp 6.000/kg, sementara bentuk maggot kering memiliki harga jual yang lebih tinggi dan dapat dipasarkan ke sejumlah negara dengan harga jual Rp 40.000-Rp 50.000/Kg, seperti dikutip dari Antara.

Karena kecenderungannya memakan bahan organik, belatung atau larva lalat tentara hitam (Hermetia illicens) adalah makhluk yang membusuk. Maggot merupakan sumber protein yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pakan ternak dan budidaya ikan air tawar (Bibin, Ardian, and Mecca 2021). 

Permintaan akan maggot hitam terus meningkat sebagai pakan ternak yang ramah lingkungan dan serta dalam industri pengolahan limbah organik. Ini menjadikan budidaya maggot hitam sebagai usaha yang berpotensi menghasilkan pendapatan.  

Maggot hitam memiliki siklus hidup yang relatif singkat, sekitar 14 - 21 hari. Ini berarti mereka dapat dipanen secara teratur dalam waktu yang relatif singkat, meningkatkan efisiensi produksi. Budidaya maggot hitam tidak membutuhkan perawatan rumit. Mereka dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang sederhana seperti suhu hangat dan kelembapan yang cukup.

KANDUNGAN NUTRISI MAGGOT BSF

Nilai asam amino, asam lemak, dan mineral larva BSF sangat tinggi, melebihi sumber protein lainnya, dengan kandungan protein 44,26% dan kandungan lemak 29,65%. Oleh karena itu, larva BSF adalah pakan ternak yang sempurna. (Fahmi et al. 2007)(Amandanisa, A; Suryadarma 2020). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sheppard dan Newton (2000) dan Sogbesan, Ajuonu, Musa, dan Adewole (2006), maggot memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu sekitar 40%. Maggot kering mengandung 14-15% abu,  41--42% protein kasar, 31-35% ekstrak eter, 4,8--5,1% kalsium , dan 0,60--0,63% fosfor (Bondari & Sheppard, 1987). Kandungan nutrisi maggot ditunjukkan pada Tabel 1.(Ula et al. 2018)

Secara nutrisi, maggot hitam dapat diterima untuk makanan manusia. Kekhawatiran ini agak diperdebatkan pada manusia. sebagai omnivora, ide menggunakan maggot hitam atau serangga lainnya (atau hewan atau tumbuhan lain organisme, dalam hal ini) sebagai satu-satunya sumber nutrisi manusia tidak dipertimbangkan secara serius. 

Maggot hitam punya salah satu profil asam lemak yang paling tidak menyehatkan dibandingkan dengan serangga lain, berdasarkan pendapat kami saat ini asam lemak mana yang dianggap menyehatkan. Tertarik untuk menurunkan tingkat penyakit kardiovaskular manusia akan menyarankan maggot hitam sebagai makanan serangga yang tidak disukai relatif terhadap yang lain karena lemak jenuhnya yang tinggi. (Wang and Shelomi 2017)

SUMBER BACAAN

Amandanisa, A; Suryadarma, Prayoga. 2020. "Kajian Nutrisi Dan Budi Daya Maggot ( Hermentia Illuciens L .) Sebagai Alternatif Pakan Ikan Di RT 02 Desa Purwasari , Kecamatan Dramaga , Kabupaten Bogor Nutrition and Aquaculture Study of Maggot ( Hermentia Illuciens L .) as Fish Feed Alternative in RT." Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat 2(5): 796--804.

Bibin, Muhammad, Ani Ardian, and Adiba Nuwaira Mecca. 2021. "Pelatihan Budidaya Maggot Sebagai Alternatif Pakan Ikan Di Desa Carawali." MALLOMO: Journal of Community Service 1(2): 78--84.

Hidayah, Fifi Fata'tiatul, Destya Nurfrida Rahayu, and Candra Budiman. 2020. "Pemanfaatan Larva Black Soldier Fly (Hermatia Illucens) Sebagai Penanggulangan Sampah Organik Melalui Budidaya Magot." Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat 2(4): 539.

Ula, Rizal, Ananta Fauzi, Eka Resty, and Novieta Sari. 2018. "Analisis Usaha Budidaya Maggot Sebagai Alternatif Pakan Lele Business Analysis of Maggot Cultivation as a Catfish Feed Alternative." Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri 7: 39--46.

Wang, Yu Shiang, and Matan Shelomi. 2017. "Review of Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) as Animal Feed and Human Food." Foods 6(10).

 https://kumparan.com/kumparanbisnis/arky-gilang-wahab-mencintai-alam-lewat-budidaya-maggot-1yXLCtZHRtN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun