HIRUK PIKUK BUDIDAYA MAGGOT
Oleh : Muhammad Fiqrianto
Nim : 31422112
Black Soldier Fly Larvae
Asal usul black soldier fly (BSF) diperkirakan berasal dari subtropis Amerika sekitar 200 juta tahun yang lalu. Lalat prajurit hitam (BSF; Hermetia illucens L.; Diptera: Stratiomyidae) telah dipelajari karena dapat mengubah sampah organik menjadi protein berkualitas tinggi, mengendalikan bakteri berbahaya tertentu dan hama serangga, Â Maggot identik dengan sampah, dan hampir semua aktivitas sehari-hari menghasilkan sampah yang sangat berbahaya bagi peradaban.Â
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak disukai, atau dicampur yang berasal dari kesibukan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.. Dikutip dari data SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional) tahun 2022, timbulan sampah mencapai 13.197.631 (ton/tahun), sedangkan sampah yang terkelola adalah 9.506.805 (ton/hari). Tercatat 41,28% adalah sampah dari sisa makanan.
Maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF) adalah salah satu organisme laten yang dapat digunakan untuk mengurai limbah organik dan sebagai pakan tambahan untuk unggas dan ikan. Media di mana maggot tumbuh sangat memengaruhi pertumbuhannya. Tipe lalat hitam Meskipun  menyukai aroma media tertentu, tidak semua media cocok untuk lalat hitam bertelur. (Tomberlin et al. 2018).(Hidayah, Rahayu, and Budiman 2020).Â
Salah satu alternatif pakan yang memenuhi persyaratan protein adalah maggot atau larva tentara hitam (Hermetia illucens). Murtidjo (2001) mengungkapkan bahwa makanan yang mengandung protein kasar lebih dari 19 persen termasuk dalam kategori makanan sumber protein. Untuk mengurangi biaya produksi pakan, beberapa pembudidaya mencoba mengkultur maggot, pakan alami.
HIRUK BUDIDAYA MAGGOT
Sekarang, ulat yang bagi sebagian orang mungkin hanya hewan yang tidak berguna dan mengganggu, dapat menghasilkan keuntungan finansial. Dengan pertumbuhan populasi, kebutuhan protein hewani meningkat. Ini meningkatkan permintaan untuk pasokan protein yang ditargetkan dengan segera. (Ula et al. 2018).Â
Namun, ada masalah baru yang muncul, yaitu harga pakan yang meningkat. Oleh karena itu, peternak harus mencari cara lain untuk mengurangi biaya pakan, salah satunya adalah mengganti pelet dengan pakan buatan sendiri yang kaya protein.. Harga sumber protein, tekanan lingkungan, pertumbuhan populasi manusia, dan ancaman ketahanan pakan semuanya menyebabkan harga protein menjadi mahal (FAO 2013).Â