Mohon tunggu...
Muhammad FichriSeptiandy
Muhammad FichriSeptiandy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Bahasa Indonesia

19 April 2024   11:00 Diperbarui: 19 April 2024   11:06 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Republik Indonesia.  Berbeda dengan bahasa daerah yang hanya digunakan di wilayah tertentu, Bahasa Indonesia digunakan di seluruh Indonesia untuk berbagai keperluan.  Dengan demikian, Bahasa Indonesia menjadi pemersatu masyarakat Indonesia yang sangat beragam suku bangsa dan budayanya.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa tak luput dari berbagai problematika. Problematika ini muncul dalam berbagai tataran bahasa mulai dari fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, hingga penerapan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Berikut beberapa contoh problematika Bahasa Indonesia yang sering terjadi:

1. Kesalahan Fonologi

a. Perubahan fonem: Contohnya, pengucapan "agar" menjadi "akar" atau "sabtu" menjadi "saptu".

b. Penghilangan fonem: Contohnya, pengucapan "makan" menjadi "maan" atau "sudah" menjadi "udah".

c. Penambahan fonem: Contohnya, pengucapan "ibu" menjadi "ibu-ibu" atau "kamu" menjadi "kamu-kamu".

2. Kesalahan Morfologi

a. Pembentukan kata yang tidak baku: Contohnya, "baper" (bawa perasaan), "kece" (kecewa), dan "baperan" (mudah baper).

b. Penggunaan imbuhan yang salah: Contohnya, "mengerjakan" menjadi "ngerjain", "membeli" menjadi "beli", dan "menulis" menjadi "nulis".

c. Penggunaan kata yang tidak tepat: Contohnya, "memang" menjadi "emang", "terus" menjadi "terus", dan "juga" menjadi "juga".

3. Kesalahan Sintaksis

a. Kalimat yang tidak padu: Contohnya, "Saya pergi ke toko dan membeli makanan." (seharusnya "Saya pergi ke toko untuk membeli makanan.")

b. Penggunaan kata sambung yang tidak tepat: Contohnya, "Saya ingin pergi ke bioskop, tetapi hujan." (seharusnya "Saya ingin pergi ke bioskop, tapi hujan.")

c. Penempatan kata yang tidak tepat: Contohnya, "Rumahnya itu besar." (seharusnya "Itu rumah yang besar.")

4. Kesalahan Semantik

a. Penggunaan kata yang tidak sesuai maknanya: Contohnya, "Dia sangat iritasi dengan perkataannya." (seharusnya "Dia sangat kesal dengan perkataannya.")

b. Kesalahan dalam memahami kalimat: Contohnya, "Dia berkata bahwa dia akan datang, tetapi dia tidak datang." (seharusnya "Dia berkata bahwa dia tidak akan datang, tetapi dia datang.")

c. Penggunaan kata yang bertele-tele: Contohnya, "Pada saat itu, saya sedang berada di dalam situasi yang sangat sulit." (seharusnya "Saat itu, saya sedang dalam situasi yang sulit.")

5. Kesalahan Penerapan EYD

a. Penulisan kata yang tidak sesuai dengan kaidah EYD: Contohnya, "makan siang" menjadi "makansiang", "terima kasih" menjadi "terimakasih", dan "setelah itu" menjadi "setelahitu".

b. Penggunaan tanda baca yang tidak tepat: Contohnya, "Saya pergi, keluar rumah." (seharusnya "Saya pergi keluar rumah")

c. Penggunaan huruf kapital yang tidak tepat: Contohnya, "indonesia" menjadi "Indonesia", "kota jakarta" menjadi "Kota Jakarta", dan "presiden republik indonesia" menjadi "Presiden Republik Indonesia".

Problematika Bahasa Indonesia dapat berakibat pada berbagai hal, seperti:

1. Penurunan kualitas komunikasi.

Kesalahan berbahasa dapat membuat komunikasi menjadi tidak efektif dan menimbulkan kesalahpahaman.

2. Penurunan citra bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa yang tidak baku dapat merusak citra bahasa Indonesia sebagai bahasa yang santun dan bermartabat.

3. Penurunan kemampuan berbahasa: Jika tidak dipedulikan, problematika bahasa Indonesia dapat menyebabkan generasi muda tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik.

Upaya untuk mengatasi problematika Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

1. Meningkatkan pembinaan dan pengajaran bahasa Indonesia.

Hal ini dapat dilakukan melalui sekolah, kursus bahasa Indonesia, dan berbagai program pembinaan bahasa lainnya.

2. Meningkatkan sosialisasi tentang kaidah bahasa Indonesia.

Hal ini dapat dilakukan melalui media massa, seminar, dan workshop tentang bahasa Indonesia.

3. Meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Hal ini dapat dilakukan dengan menjadi contoh bagi orang lain dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan bersama-sama mengatasi problematika Bahasa Indonesia, kita dapat menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dan bahasa yang bermartabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun