Mengubah Penelitian IT Melalui Refleksi dan Performa Sosial: Metodologi 4Rs
Dalam dunia sistem informasi, pendekatan reflektif dan kolaboratif telah lama menjadi topik diskusi. Salah satu artikel terbaru yang memberikan kontribusi signifikan dalam bidang ini adalah artikel karya Pamela Abbott yang berjudul "The 4Rs: A collective reflexive methodology for realising critical performativity in IT research". Artikel ini diterbitkan dalam Information Systems Journal tahun 2024 dan mengusulkan metodologi baru yang disebut "4Rs," yaitu Reflect, Relate, Respond, dan Reframe.
Pendekatan ini lahir dari kebutuhan untuk mengintegrasikan refleksi kritis dan partisipasi kolektif dalam penelitian sistem informasi, sebuah disiplin yang kian berkembang di tengah perubahan cepat teknologi digital. Dengan menggunakan kerangka teori performativitas kritis dan teori kritis, artikel ini memberikan fondasi yang kokoh bagi para akademisi dan praktisi untuk tidak hanya memandang teknologi sebagai alat statis, tetapi sebagai medium yang bisa dipengaruhi dan dibentuk sesuai dengan tujuan sosial dan etika tertentu.
Sebagai bagian dari upaya untuk mempromosikan pendekatan yang lebih inklusif dalam penelitian sistem informasi, Abbott menekankan pentingnya dialog reflektif antara akademisi dan aktor-aktor lain dalam sistem sosial. Di era di mana lebih dari 75% organisasi global sekarang menggunakan sistem teknologi informasi yang kompleks (Gartner, 2023), kebutuhan akan kerangka kerja yang memungkinkan interaksi kritis antara teori dan praktik tidak bisa diabaikan. Artikel ini hadir pada waktu yang tepat, ketika semakin banyak peneliti dan praktisi mencari cara untuk lebih aktif berperan dalam mengarahkan dampak sosial dari teknologi informasi.
Pamela Abbott dalam artikelnya mengusulkan sebuah metodologi baru yang disebut "4Rs" yang terdiri dari empat langkah: Reflect, Relate, Respond, dan Reframe. Metodologi ini bertujuan untuk membantu para peneliti IT agar dapat lebih sadar dalam memengaruhi perubahan sosial melalui penelitian mereka. Ini adalah respons yang signifikan terhadap kritik bahwa penelitian sistem informasi terlalu sering terfokus pada pengembangan teknologi tanpa mempertimbangkan dampak sosial dan etika dari penggunaan teknologi tersebut. Dalam konteks penelitian sistem informasi, pendekatan reflektif kolektif ini adalah langkah penting untuk menciptakan keseimbangan antara inovasi teknologi dan keadilan sosial.
Langkah pertama, Reflect (Refleksi), mengajak para peneliti untuk melakukan introspeksi mendalam mengenai asumsi dasar dan tujuan penelitian mereka. Dengan mengidentifikasi motivasi pribadi dan profesional, peneliti dapat memahami bagaimana bias atau perspektif tertentu dapat memengaruhi hasil penelitian. Tahap ini berfokus pada pengakuan subjektivitas dalam penelitian, sebuah langkah yang jarang diakui dalam pendekatan kuantitatif tradisional, di mana seringkali keobjektifan dianggap mutlak.
Tahap kedua, Relate (Mengaitkan), mengharuskan para peneliti untuk secara aktif menghubungkan refleksi mereka dengan konteks sosial yang lebih luas, baik di dalam komunitas akademik maupun masyarakat umum. Dalam era digital ini, di mana lebih dari 60% interaksi manusia terjadi melalui platform digital (Statista, 2023), relevansi sosial dari teknologi informasi menjadi semakin penting. Relate memungkinkan peneliti untuk lebih memahami dampak langsung dan tidak langsung dari penelitian mereka terhadap komunitas.
Tahap ketiga, Respond (Menanggapi), mendorong peneliti untuk mengambil tindakan berdasarkan refleksi dan hubungan yang telah mereka buat. Ini adalah langkah praktis yang memastikan bahwa penelitian tidak hanya teoritis, tetapi juga memiliki dampak langsung terhadap masyarakat. Dengan lebih dari 80% perusahaan yang saat ini menerapkan teknologi informasi dalam operasionalnya (IDC, 2022), penting bahwa penelitian tidak hanya berfokus pada inovasi teknis tetapi juga bagaimana teknologi tersebut dapat digunakan untuk kebaikan sosial.
Tahap terakhir, Reframe (Membingkai Ulang), adalah proses yang memungkinkan para peneliti untuk menilai kembali tujuan penelitian mereka berdasarkan hasil dari ketiga tahap sebelumnya. Dengan pendekatan ini, peneliti diharapkan dapat mengubah kerangka penelitian mereka untuk menciptakan dampak yang lebih besar, baik dalam skala akademis maupun sosial. Reframe menjadi penting dalam dunia yang berubah cepat ini, di mana kebutuhan untuk mengadaptasi teknologi dengan tantangan sosial yang terus berkembang sangatlah penting.
Pamela Abbott, melalui artikelnya yang berjudul "The 4Rs: A collective reflexive methodology for realising critical performativity in IT research", menawarkan perspektif yang sangat relevan di era perkembangan teknologi informasi saat ini. Dengan menggunakan metodologi reflektif yang kolektif, Abbott memberikan solusi untuk memastikan bahwa penelitian sistem informasi tidak hanya menjadi bagian dari inovasi teknologi, tetapi juga berkontribusi pada perubahan sosial yang lebih besar. Metodologi "4Rs" memungkinkan para peneliti untuk tidak hanya memikirkan dampak jangka pendek dari penelitian mereka, tetapi juga untuk membingkai ulang tujuan penelitian berdasarkan dampak sosial dan etis yang lebih luas.
Implikasi dari pendekatan ini sangat besar, terutama ketika lebih dari 90% bisnis saat ini bergantung pada teknologi informasi untuk kelangsungan operasionalnya (Gartner, 2023). Artikel ini menegaskan bahwa teknologi informasi tidak hanya harus efisien secara teknis, tetapi juga harus memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Dalam dunia yang semakin bergantung pada teknologi, metodologi seperti "4Rs" dapat membantu menjembatani kesenjangan antara inovasi teknis dan kebutuhan sosial yang semakin kompleks.
Dengan demikian, artikel ini menawarkan kerangka kerja yang kuat bagi peneliti dan praktisi untuk memikirkan kembali pendekatan mereka terhadap penelitian IT, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap cara kita memahami dan mengaplikasikan sistem informasi di dunia nyata.
Referensi
Abbott, P. (2024). The 4Rs: A collective reflexive methodology for realising critical performativity in IT research. Information Systems Journal. https://doi.org/10.1111/isj.12478
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H