Mohon tunggu...
Muhammad Faydh Maula Qisthi
Muhammad Faydh Maula Qisthi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Evaluasi Menyeluruh Simulasi Proses Bisnis: Dari Control-Flow hinggga Resource Management

5 September 2024   23:37 Diperbarui: 5 September 2024   23:39 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  Simulasi Bisnis (Sumber : Freepik.com)

Evaluasi Menyeluruh Simulasi Proses Bisnis: Dari Control-Flow hingga Resource Management


Simulasi proses bisnis (BPS) merupakan alat yang sangat penting dalam dunia sistem informasi. Penggunaan simulasi ini telah berkembang pesat, terutama dalam mengantisipasi perubahan atau optimisasi proses bisnis sebelum diimplementasikan secara nyata. Namun, satu tantangan yang sering dihadapi adalah bagaimana menilai kualitas model simulasi tersebut. Artikel "A Framework for Measuring the Quality of Business Process Simulation Models" karya David Chapela-Campa et al. (2024) memberikan jawaban atas pertanyaan ini dengan mengusulkan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengukur kualitas model BPS dari berbagai perspektif.

Penulis artikel ini tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga melakukan evaluasi berbasis data historis yang valid. Misalnya, mereka menggunakan metode simulasi dan perbandingan antara log yang dihasilkan simulasi dengan log asli dari proses yang sedang disimulasikan. Metodologi ini bertujuan untuk memastikan bahwa simulasi yang dilakukan benar-benar mereplikasi perilaku proses yang sebenarnya, sebuah aspek penting dalam dunia bisnis yang serba cepat dan kompetitif.

Lebih lanjut, artikel ini tidak hanya membahas kualitas simulasi dari satu perspektif, tetapi dari berbagai dimensi seperti kontrol alur (control-flow), distribusi temporal (temporal distribution), sumber daya (resource management), dan kongesti (congestion). Kerangka kerja ini mencakup pengukuran yang terperinci dan beragam, menjadikannya alat yang sangat berguna bagi praktisi dan peneliti dalam mengembangkan dan mengevaluasi model BPS. Dengan menggunakan metode ini, Chapela-Campa dkk. memberikan sumbangsih nyata terhadap pengembangan teknologi simulasi proses bisnis yang lebih akurat dan dapat diandalkan.

Dalam artikel "A Framework for Measuring the Quality of Business Process Simulation Models" oleh David Chapela-Campa et al. (2024), penulis menyajikan sebuah kerangka kerja yang menakjubkan dalam mengevaluasi kualitas model simulasi proses bisnis (BPS). Mereka menyadari bahwa model BPS seringkali dihadapkan pada banyak tantangan, terutama dalam hal keakuratan prediksi kinerja proses. Model simulasi tidak hanya harus mencerminkan proses saat ini tetapi juga harus mampu memprediksi perubahan dalam skenario yang berbeda, seperti penambahan sumber daya atau modifikasi alur kerja.

Kerangka kerja yang diusulkan oleh penulis menawarkan pengukuran kualitas dari berbagai perspektif. Salah satunya adalah control-flow, yang mengevaluasi bagaimana urutan aktivitas dalam simulasi mencerminkan alur proses sebenarnya. Dalam salah satu studi kasus, ditemukan bahwa kesalahan pada model alur kontrol dapat menyebabkan perbedaan signifikan dengan log asli, di mana error pada dimensi ini dapat mencapai hingga 46% (Chapela-Campa et al., 2024). Ini menunjukkan pentingnya memperhatikan akurasi alur kerja dalam simulasi.

Selain itu, aspek temporal juga sangat penting. Pengukuran distribusi waktu, seperti temporal distribution, menunjukkan seberapa baik simulasi mereplikasi distribusi waktu eksekusi aktivitas dalam proses. Dalam penelitian ini, Chapela-Campa et al. menggunakan ukuran Earth Mover's Distance (EMD) untuk menghitung jarak temporal antara log simulasi dan log asli. Menariknya, dalam beberapa skenario, error distribusi temporal dapat melonjak hingga 42% ketika simulasi gagal menangkap variabilitas temporal yang ada dalam proses nyata.

Dimensi lain yang dibahas adalah resource management. Pengelolaan sumber daya dalam simulasi merupakan faktor kritis yang sering terabaikan. Penulis mencatat bahwa perbedaan kecil dalam penentuan ketersediaan sumber daya atau jadwal kerja dapat memicu ketidaksesuaian simulasi dengan kenyataan. 

Sebagai contoh, dalam salah satu model simulasi yang dievaluasi, ketika jadwal kerja sumber daya diubah, terdapat kenaikan hingga 20% dalam ketidaksesuaian dengan log asli. Ini menggarisbawahi pentingnya mengukur dan memperbaiki kesesuaian sumber daya dalam simulasi.

Akhirnya, congestion atau kemacetan dalam proses menjadi salah satu aspek yang sangat relevan dalam simulasi. Penggunaan Cycle Time Distribution (CTD) oleh penulis untuk mengukur kualitas simulasi terkait waktu penyelesaian proses secara keseluruhan terbukti efektif dalam menangkap perbedaan antara model simulasi dan realitas. Sebuah studi menunjukkan bahwa kesalahan siklus waktu dapat mencapai lebih dari 35% jika simulasi gagal menangkap dampak kemacetan pada alur kerja.

Melalui penelitian ini, kerangka kerja yang diusulkan Chapela-Campa et al. berhasil memperlihatkan bahwa evaluasi BPS yang komprehensif harus mencakup berbagai perspektif untuk mencapai simulasi yang mendekati kenyataan.
Secara keseluruhan, artikel "A Framework for Measuring the Quality of Business Process Simulation Models" karya David Chapela-Campa et al. (2024) memberikan kontribusi signifikan dalam dunia simulasi proses bisnis. 

Kerangka kerja yang diusulkan menunjukkan bahwa evaluasi model simulasi harus dilakukan secara holistik dengan mempertimbangkan berbagai perspektif, seperti alur kontrol, distribusi temporal, pengelolaan sumber daya, dan kemacetan proses. Dengan menggunakan pengukuran yang terperinci, penulis mampu menunjukkan bahwa bahkan perbedaan kecil dalam model simulasi dapat menyebabkan kesalahan yang signifikan, dengan angka kesalahan yang dapat mencapai 46% pada dimensi alur kontrol dan 42% pada distribusi temporal.

Artikel ini tidak hanya relevan bagi peneliti, tetapi juga bagi para praktisi yang menggunakan simulasi proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional. Ke depan, pendekatan ini akan menjadi landasan penting dalam pengembangan model BPS yang lebih akurat dan dapat diandalkan di berbagai industri.

Referensi

Chapela-Campa, D., Benchekroun, I., Baron, O., Dumas, M., Krass, D., & Senderovich, A. (2024). A framework for measuring the quality of business process simulation models. Information Systems, 127, 102447. https://doi.org/10.1016/j.is.2024.102447

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun