Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi
Muhammad Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pengangguran
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan sesekali kalian mengeluh tentang kehidupan, bersyukurlah kalian kepada sang pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ternyata Antartika Diklaim Kedaulatannya oleh Banyak Negara, Hanya Demi Eksploitasi Sumber Daya

14 Agustus 2022   15:13 Diperbarui: 14 Agustus 2022   16:20 2236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antartika adalah benua dengan luas lebih dari 14 juta km, serta 99% tertutup salju dan es dengan ketebalan rata-rata 1,9 km. Saat ini hanya sekitar 5.000 orang yang tinggal ketika musim panas dan 1.000 orang ketika musim dingin. Kebanyakan dari mereka hanya melakukan penelitian ilmiah. 

Selama bertahun-tahun Antartika dihuni oleh penguin. Namun sejak kedatangan penjelajah Eropa pada tahun 1.800-an, benua itu tidak lagi damai. Pasalnya pada awal 1.900-an, Inggris Raya mengklaim seluruh Antartika. Tapi kemudian mereka menyadari itu cukup konyol, sehingga mereka mempersempitnya ke area yang mereka temukan. 

Selanjutnya diikuti oleh Perancis, Norwegia dan Nazi Jerman. Yang mana masing-masing mengklaim kedaulatan atas tanah yang mereka jelajahi tersebut.

Pada tahun 1943, total sudah ada tujuh negara yang mengklaim kedaulatan mereka atas Antartika yaitu Argentina, Australia, Chili, Perancis, Selandia Baru, Norwegia dan Inggris. Diantara wilayah yang diklaim banyak yang tumpang-tindih, hal ini menyebabkan konflik antar negara yang cukup rumit. 

Sehingga pada tahun 1959, sebuah pertemuan diadakan di Washington dengan partisipasi tujuh negara yang mengklaim kedaulatan atas Antartika. Termasuk juga dua negara adidaya yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet, serta tiga negara tambahan yaitu Jepang, Belgia dan Afrika Selatan. Pada akhirnya mereka semua sepakat untuk menandatangani sebuah dokumen yang disebut Perjanjian Antartika. 

Dengan demikian Antartika bukan milik satu negara manapun, melainkan berada di bawah pengelolaan bersama para penandatangan ketujuh negara yang telah mengklaim kedaulatan tersebut. Serta tetap mempertahankan status quo, meski tidak diakui oleh siapapun. Bahkan, tidak seorang pun diizinkan menggunakan Antartika untuk tujuan militer, uji coba nuklir maupun untuk mengeksploitasi sumberdaya mineral. 

Hal ini juga melarang negara manapun untuk membuat klaim teritorial baru ke benua itu, kecuali Amerika Serikat dan Uni Soviet (Rusia). Karena kedua kekuatan ini memiliki hak untuk membuat klaim teritorial baru atas Antartika, kapanpun mereka mau. Jika pada suatu saat banyak sumber daya yang ditemukan dan ditambang, maka keduanya pasti akan menggunakan hak ini. 

Saat ini total sudah ada 53 negara telah bergabung dalam perjanjian tersebut. Bahkan membuat kita semua bertanya-tanya, apa yang sebenarnya dimiliki oleh Antartika sehingga banyak negara yang ingin memilikinya? Padahal, jika hanya ada es dan salju serta beberapa penguin. Mungkin tidak akan ada yang mau bersaing untuk wilayah ini.

Berdasarkan kesamaan geologis antara daerah di Antartika dengan daerah yang kaya mineral seperti di Amerika Selatan, Afrika Selatan dan Australia. Para ilmuwan mengatakan dengan pasti, bahwa Antartika akan memiliki deposit mineral seperti emas, perak, platinum, serta minyak gas dan banyak biota laut. 

Meskipun sekarang beberapa negara telah menemukan deposit mineral berharga, namun sangat sulit untuk mereka melakukan eksploitasi. Alasannya sebagai berikut

  • Pada tahun 1991, protokol perlindungan lingkungan ditambahkan ke perjanjian Antartika. Dengan demikian semua negara dilarang mengeksploitasi sumber daya di Antartika. Keputusan ini berlaku sampai dengan tahun 2048 sebelum ditinjau kembali.
  • Untuk mengeksploitasi harus memiliki teknologi paling canggih. Pasalnya es di Antartika memiliki ketebalan rata-rata 1.9 km.
  • Karena cuaca yang keras dan medan yang sulit, sehingga sangat mahal untuk dieksploitasi dan diangkut. 

Jadi untuk sementara, mereka tidak akan mengeksploitasi sumber daya di Antartika. Pada akhirnya mereka masih memiliki tempat lain yang lebih mudah untuk dieksploitasi. Apabila negara-negara tahu jika Antartika memiliki tambang emas besar, maka semua orang pastinya akan dan ingin mengambilnya. Perjanjian itu masih akan memiliki celah, bagi mereka memungkinkan penelitian ilmiah dilakukan di Antartika. 

Namun tidak ada yang berani menjamin jika negara tersebut tidak sembunyi-sembunyi mengeksplorasi sumber daya. Saat ini Inggris, Jepang dan Amerika Serikat sedang berupaya mencabut larangan permanen terhadap pertambangan. Bahkan China, Rusia, India dan Iran juga telah menyatakan minatnya dalam menjelajahi daerah itu  untuk mencari mineral dan bahan bakar.

Saat ini ada lebih dari 70 pangkalan yang dibangun di Antartika dengan tujuan penelitian ilmiah. Diantara mereka, China memiliki empat pangkalan dan sedang membangun pangkalan kelimanya. Ini sangat menarik bagi negara-negara di seluruh dunia, karena banyak ahli percaya bahwa Cina, Rusia serta Amerika Serikat dan Australia menggunakan alasan penelitian untuk mengeksploitasi sumber daya.

Pada 2016, China menghubungkan pembentukan Angkatan Udara pertamanya di Antartika. Serta pada tahun 2018, pemerintah China melaporkan rencananya untuk membangun Jalur Sutra di wilayah Antartika. Bahkan pada tahun 2019, China mengirim kapal pemecah es canggih kedua yang dibangun di Shenzhen ke Antartika. Dengan demikian jumlah kapal pemecah es China di Antartika adalah dua, yang berarti setara dengan Amerika Serikat. 

Tak hanya China, Australia juga memiliki tiga basis penelitian di Antartika. Baru-baru ini mereka menghabiskan 2 milyar dollar untuk membangun kapal pemecah es baru, hal ini dilakukan untuk kegiatan penelitian. Rusia juga memiliki 5 pangkalan dan Amerika Serikat memiliki 3 pangkalan yang beroperasi sepanjang tahun di Antartika. Saat ini negara-negara tersebut sedang meningkatkan penelitian di Antartika.

Cepat atau lambat, Antartika akan hancur. Serta wilayah penguin akan diserbu oleh manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun