Jadi untuk sementara, mereka tidak akan mengeksploitasi sumber daya di Antartika. Pada akhirnya mereka masih memiliki tempat lain yang lebih mudah untuk dieksploitasi. Apabila negara-negara tahu jika Antartika memiliki tambang emas besar, maka semua orang pastinya akan dan ingin mengambilnya. Perjanjian itu masih akan memiliki celah, bagi mereka memungkinkan penelitian ilmiah dilakukan di Antartika.Â
Namun tidak ada yang berani menjamin jika negara tersebut tidak sembunyi-sembunyi mengeksplorasi sumber daya. Saat ini Inggris, Jepang dan Amerika Serikat sedang berupaya mencabut larangan permanen terhadap pertambangan. Bahkan China, Rusia, India dan Iran juga telah menyatakan minatnya dalam menjelajahi daerah itu  untuk mencari mineral dan bahan bakar.
Saat ini ada lebih dari 70 pangkalan yang dibangun di Antartika dengan tujuan penelitian ilmiah. Diantara mereka, China memiliki empat pangkalan dan sedang membangun pangkalan kelimanya. Ini sangat menarik bagi negara-negara di seluruh dunia, karena banyak ahli percaya bahwa Cina, Rusia serta Amerika Serikat dan Australia menggunakan alasan penelitian untuk mengeksploitasi sumber daya.
Pada 2016, China menghubungkan pembentukan Angkatan Udara pertamanya di Antartika. Serta pada tahun 2018, pemerintah China melaporkan rencananya untuk membangun Jalur Sutra di wilayah Antartika. Bahkan pada tahun 2019, China mengirim kapal pemecah es canggih kedua yang dibangun di Shenzhen ke Antartika. Dengan demikian jumlah kapal pemecah es China di Antartika adalah dua, yang berarti setara dengan Amerika Serikat.Â
Tak hanya China, Australia juga memiliki tiga basis penelitian di Antartika. Baru-baru ini mereka menghabiskan 2 milyar dollar untuk membangun kapal pemecah es baru, hal ini dilakukan untuk kegiatan penelitian. Rusia juga memiliki 5 pangkalan dan Amerika Serikat memiliki 3 pangkalan yang beroperasi sepanjang tahun di Antartika. Saat ini negara-negara tersebut sedang meningkatkan penelitian di Antartika.
Cepat atau lambat, Antartika akan hancur. Serta wilayah penguin akan diserbu oleh manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H