Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi
Muhammad Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pengangguran
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan sesekali kalian mengeluh tentang kehidupan, bersyukurlah kalian kepada sang pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fase Menuju Kekayaan dan Kesuksesan Tanpa Batas

7 Agustus 2022   20:57 Diperbarui: 7 Agustus 2022   21:02 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mendapatkan kekayaan dan kesuksesan (sumber istock/deagreez by kompas.com)

Setiap orang pastinya ingin kaya dan ingin sukses. Namun, untuk menjadi kaya dan menjadi sukses memerlukan dua hal yaitu terkait dengan program yang telah tertanam dalam pikiran bawah sadarnya, serta kompetensi yang telah ia miliki untuk mewujudkan dan mencapai kesuksesannya.   

Program yang telah tertanam dalam pikiran bawah sadar adalah sebuah   potensi, sementara kompetensi yang dimiliki adalah sebuah aksi. Orang sukses dan orang kaya adalah mereka yang telah memiliki program sukses dan program kaya, serta dilengkapi dengan   kompetensi yang mumpuni untuk membangun kekayaan dan kesuksesannya. 

Ada begitu banyak orang cerdas serta orang berkompetensi tinggi, namun   kehidupannya biasa-biasa saja. Hal itu terjadi karena dia hanya memiliki level yang baik pada kompetensi dan memiliki program yang buruk pada level pikiran bawah sadarnya. Bisa jadi mereka memiliki penghasilan yang sangat tinggi dan karir yang sangat cemerlang. Namun ketika mereka tidak memiliki program yang baik dalam pikiran bawah sadarnya atau ketika yang  tertanam adalah program negatif dan program  kemiskinan serta kegagalan, maka hidup mereka tidak jauh dari kondisi tersebut. 

Meskipun karir mereka tinggi, tapi hidup mereka penuh dengan permasalahan. Biarpun penghasilan mereka besar, namun mereka tidak pernah mendapatkan kemapanan secara finansial. Karena ada begitu banyak cicilan dan utang, sehingga berapapun penghasilan mereka dapat maka tetap saja habis. Inilah gambaran mereka yang  memiliki kompetensi yang tinggi namun memiliki program yang negatif dalam dirinya.

Sementara di sisi yang lain ada orang yang telah memiliki program yang sangat baik, pikirannya positif dan selalu bersyukur. Namun karena level kompetensinya rendah, tetap saja hidupnya seperti itu. Secara finansial dan karir terlihat biasa-biasa saja, namun mereka adalah orang-orang yang sangat baik dan sangat positif. 

Sehingga untuk membangun kesuksesan dan kekayaan, memiliki kompetensi saja tidaklah cukup. Namun kita juga harus memiliki program yang baik  yang telah tertanam dalam pikiran bawah sadar kita. Sebaliknya, memiliki program yang  baik saja tidak pula cukup, kita harus memiliki   kompetensi yang unggul yang mampu memaksimalkan potensi baik yang telah tertanam dalam diri kita. 

Untuk membangun kekayaan dan kesuksesan memerlukan sebuah proses transformasi. Transformasi dalam program yang telah tertanam dalam pikiran kita dan transformasi pada level kompetensi yang telah kita miliki. Ada empat fase yang harus kita bangun supaya mampu mewujudkan kekayaan dan kesuksesan sesuai dengan harapan dan keinginan kita. Empat fase ini terkait dengan transformasi kesadaran atau program yang tertanam dalam pikiran bawah   sadar kita, serta transformasi kompetensi terkait dengan keterampilan teknis yang harus kita miliki. Sebagai penunjang untuk membangkitkan potensi tanpa batas yang telah tertanam dalam pikiran kita. 

1. Tidak Sadar dan Tidak Kompeten

Kondisi tidak sadar dan tidak kompeten dapat kita artikan sebagai sebuah kondisi   dimana seseorang tidak memiliki kesadaran tentang kekayaan. Yang ada dalam dirinya adalah program kemiskinan dan program kegagalan, karena belum ada program kesuksesan yang tertanam dalam pikiran bawah sadarnya. 

Dalam aspek kompetensi, orang dengan model ini adalah mereka yang memiliki kompetensi sangat rendah, keterampilan teknisnya rendah, keterampilan berpikirnya rendah. Begitu juga dengan pengetahuan dan skill teknis yang menunjang pekerjaannya. 

Pada fase ini mereka merasa sangat nyaman dengan kondisi kemiskinan yang mereka alami. Mereka juga merasa sangat nyaman dengan kegagalan demi kegagalan yang mereka alami. Bahkan mereka merasa inilah saya, saya yang terlahir miskin dan terlahir gagal. Mereka sangat nyaman dengan program negatif yang mereka alami. 

Secara teknis mereka juga memiliki kompetensi yang belum baik, mereka lebih   nyaman bekerja dengan kekuatan otot daripada kekuatan otak. Aktivitas pekerjaan mereka lebih mengandalkan kekuatan fisik. Mereka juga sulit untuk diajak belajar, hanya merasa nyaman dengan kebodohan yang mereka alami. Terkadang justru mereka merasa pintar meskipun kenyataannya mereka kurang terpelajar. 

Orang pada fase ini sangat sulit untuk mendapatkan kesuksesan dan kekayaan, mereka hanya akan berkutat dengan permasalahan dan kegagalan yang datang silih berganti.

2. Sadar tapi Tidak Kompeten

Kondisi sadar tapi tidak kompeten menandakan ada yang tidak beres dengan dirinya. Mereka sadar ada program yang negatif yang tertanam  dalam dirinya, bahkan juga sadar bahwa kemiskinan dan kegagalan ini terus berulang. Sehingga harus ada sesuatu yang dirubah untuk memperbaiki   kondisinya.

Pada fase ini mereka telah membangun awareness dan kepekaan, bahwa harus ada perbaikan konkrit yang harus saya lakukan. Namun, mereka belum mengerti bagaimana caranya, secara teknis mereka belum paham. Begitu juga dalam aspek pemrograman pikiran bawah sadar, mereka juga belum memiliki pengetahuan yang cukup bagaimana melakukan perubahan terhadap program yang telah tertanam dalam diri mereka.

Dari sisi aspek kompetensi mereka juga mulai paham, bahwa harus ada proses perubahan yang mereka lakukan. Mereka harus berubah dan terus belajar untuk menjadi lebih baik. Fase ini merupakan fase transisi dari kondisi tidak sadar menjadi kondisi sadar. Mereka mulai belajar serta mulai melakukan sesuatu, untuk melakukan sebuah proses transformasi. Perubahan tersebut mulai dilakukan dari dua sisi. Pertama, mereka mulai membangun dan menanamkan program baik dalam diri mereka di saat yang sama. Kedua, mereka  juga mulai melakukan perubahan dan perbaikan terhadap kompetensi teknis yang mereka miliki. 

Mereka masih sedang berproses memperbaiki diri dan meningkatkan kondisi income dan kekayaan mereka. Pada fase ini mereka telah memiliki kesadaran, namun secara teknis mereka masih belum memiliki kemampuan.   Masalah terbesar yang sering dihadapi oleh mereka yang melakukan transformasi dan sedang berada pada fase ini adalah mereka merasa tidak sabar. Mereka lupa bahwa mereka sedang berproses dalam melakukan perubahan, mereka sedang berada dalam fase sadar namun belum kompeten. Mereka paham bahwa mereka harus berubah, namun secara teknis kemampuan mereka masih rendah. Oleh karena itu, sangat tidak fair jika kita membandingkan apa yang mereka raih dengan capaian orang lain yang mungkin telah memiliki kompetensi yang lebih baik dan kesadaran yang lebih tinggi.

3. Sadar dan Kompeten

Pada kondisi ini mereka memiliki kesadaran yang baik serta telah tertanam program yang ada pada dirinya, namun belum sepenuhnya berjalan secara otomatis. Secara teknis mereka juga telah   memiliki kompetensi yang baik juga. Mereka paham tentang kekuatan pikiran, serta telah memiliki pemahaman yang baik tentang perlunya berkata dan bertindak positif. Di saat yang sama, kondisi teknis dan keterampilan yang mereka miliki juga membaik. Secara perlahan mereka telah melakukan update kompetensi, telah  meningkatkan relasi, bahkan telah memperbaiki sikap cara berpikir dan perilaku serta tindakannya. 

Pada fase ini mereka telah berhasil meningkatkan kualitas diri mereka secara finansial, mereka juga telah mengalami proses perubahan jauh lebih baik. Jebakan terbesar bagi mereka yang sedang bertransformasi dan berada pada fase ini adalah mereka merasa telah sukses, padahal sejatinya mereka belum benar-benar sukses. Karena pondasi   kesuksesan mereka belum benar-benar terbangun. Begitu juga dengan pondasi finansial mereka

4. Sangat Sadar dan Sangat Kompeten

Pada fase ini, program sukses dan program kaya telah benar-benar tertanam dalam dirinya, sehingga semua berjalan secara otomatis. Apapun yang dia lakukan benar-benar membawanya mendekat kepada kekayaan dan kesuksesan. Dari sisi kompetensi mereka adalah  orang-orang dengan keterampilan yang sangat baik. Sehingga sedikit usaha yang mereka lakukan memberikan dampak dan hasil yang sangat luar biasa, karena semua berjalan secara otomatis dengan kompetensi yang sangat tinggi. 

Pada level ini mereka memiliki insting bisnis yang sangat tinggi, serta memiliki naluri membaca peluang juga yang sangat luar biasa. Karena mereka telah berjalan secara otomatis dan sudah tertanam program yang sangat kuat tentang keberhasilan, kesuksesan dan kekayaan. Sehingga apapun yang mereka lakukan semuanya menjadi mudah.

Transformasi dari fase tiga ke fase empat adalah transformasi yang paling lama. Ketika kamu mampu melakukan transformasi dari kondisi sadar-kompeten menjadi kondisi sangat sadar dan sangat kompeten, maka hidup kamu benar-benar berjalan secara lebih mudah. Sehingga program yang tertanam dalam diri kita adalah program baik, program kaya, program sukses dan program berhasil. Walaupun kamu berjalan secara spontan, semuanya terasa lebih ringan dan lebih menjanjikan. 

Inilah empat fase menuju kekayaan dan kesuksesan. Jadi apapun yang kamu lakukan, semuanya butuh proses. Tidak hanya pada level kompetensi, namun pada level pemrograman dalam pikiran kita juga. Jika kamu mampu melakukannya baik dalam pikiran kita dan kompetensi teknis kita, maka semuanya akan menuju pada proses perbaikan secara perlahan namun pasti. Kekayaan dan kesuksesan yang menjadi impian   kamu semua akan terwujud. 

Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun