Ada seorang sahabat saya yang pernah mengatakan, "Jika kita bekerja dan kita belum menikah, biasanya kita akan sulit untuk  mengatur dan mengelola uang. Serta akan sulit untuk mengakumulasi aset maupun mengumpulkan harta benda."Â
Namun, menurut saya pribadi kurang sepakat dengan pandangan itu, buktinya masih ada banyak orang yang sudah menikah.Â
Namun mereka tidak memiliki visi finansial dan tidak paham cara mengatur uang, sehingga hidupnya juga tetap saja sulit secara finansial.
Sementara di sisi lain, ada anak muda yang belum menikah tapi dirinya tahu bagaimana cara mengatur uang serta mempunyai visi finansial yang jelas, pada akhirnya hidupnya jauh lebih baik.
Jadi penentunya bukanlah apakah kamu sudah menikah atau belum, tapi sudahkah kamu mempunyai visi finansial atau belum.Â
Pada artikel ini saya akan membahas seberapa penting visi finansial dalam kehidupan kita.Â
Visi finansial adalah tujuan yang ingin kita capai setelah kita bekerja, serta mau di kemanakan uang yang kita peroleh.Â
Visi finansial inilah yang pada akhirnya akan menjadi penuntun kita dalam mengelola keuangan kita.
Apabila visi finansial kita baik, maka biasanya cara kelola uang kita  juga baik. Namun jika kita memiliki visi finansial yang buruk maupun belum memilikinya, maka cara kelola uang kita juga menjadi buruk.
Berikut ini adalah jenis visi finansial yang dapat mempengaruhi baik dan buruknya terhadap finansial kita.Â
1. Tidak Punya Visi Finansial
Tidak memiliki visi finansial adalah suatu kondisi ketika kita telah bekerja dan kita tidak punya tujuan finansial, serta tidak mengerti uang ini akan kita pakai untuk apa.Â
Orang dengan tipe ini biasanya sangat mudah untuk menghabiskan uangnya dengan begitu saja. Bahkan, berapa pun banyaknya uang yang kita dapat, akan cepat habis dalam waktu singkat, karena memang tidak punya visi finansial.
2. Visi Finansial Konsumtif
Visi finansial konsumtif adalah salah satu visi finansial yang mana tujuan kita adalah membeli barang-barang yang bersifat konsumtif.Â
Misalkan kita memiliki tujuan untuk membeli mobil, membeli sepeda motor atau membeli HP dan benda-benda konsumtif lainnya.
Visi finansial konsumtif akan menggerakkan kita untuk melakukan hal-hal yang bersifat konsumtif. Katakanlah seperti contoh di atas, maka visi ini akan mengarahkan kita untuk terus berusaha mewujudkan hal tersebut.
Selama itu bersifat konsumtif, maka sejatinya uang kita hanya digunakan untuk kegiatan konsumtif semata.
Sehingga pada akhirnya, uang hasil jerih payah kita akan tetap saja habis dan tidak berbekas. Karena memang tujuan kita sifatnya hanya untuk tujuan konsumtif semata.Â
3. Visi Finansial Produktif
Visi finansial berikutnya adalah visi finansial produktif, yang mana kita mulai berpikir untuk menggunakan sebagian dari penghasilan kita untuk berinvestasi dan membeli aset. Entah itu berinvestasi pada hewan ternak, saham atau obligasi dan berbagai instrumen investasi lainnya.Â
Lain halnya dengan visi finansial konsumtif yang hanya sekedar membeli aset untuk keperluan konsumtif, namun tidak dimanfaatkan secara maksimal.Â
Visi finansial produktif lebih mengedepankan bagaimana uang yang kita miliki, dapat terus bertumbuh dan berkembang.Â
Inilah pentingnya membangun visi finansial sejak dini, alangkah lebih bijak ketika visi finansial kita itu adalah visi finansial produktif.Â
Jika tujuan kita produktif, maka hidup kita akan menjadi lebih baik. Namun apabila tujuan kita konsumtif, maka bakal banyak hal yang berubah dari hidup kita. Apalagi ketika kita tidak punya tujuan finansial, pastinya kita tidak akan pernah mempunyai cukup uang, sebab uang kita selalu habis.Â
Semoga artikel ini bermanfaat
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H