Sebagai insan PSHT yang dididik untuk menjadi manusia yang berbudi luhur tahu benar dan salah. Tentunya menjadi hal yang konyol apabila kita mudah menghakimi sesama anggota PSHT, merasa paling benar dan saling menyalahkan. Sedangkan kita tahu hal itu bukanlah bagian dari keluhuran budi yang kita tuju.Â
Bicara mengenai benar dan salah, kedua pemimpin PSHT saat ini tidak ada yang mau disalahkan, semua memiliki pembenarannya masing-masing.
Intinya, cara yang paling efektif untuk menghindari perang saudara salah satunya harus ngalah,ngalih,ngemong. Saudara satu kandung saja banyak yang tidak bisa akur apalagi sebatas saudara se-organisasi. Karena sejatinya manusia Setia Hati bukan mengaku, melainkan diakui.
Yang menilai diri kita bukanlah diri kita, melainkan orang disekitar kita atau orang lain. Begitu pula yang mengetahui kesalahan kita ya orang lain bukan diri kita. Karena terkadang manusia sudah jelas salah tetap saja membela diri agar terlihat benar.Â
Di sini kita mengajak bagi anggota PSHT yang masih memegang teguh pepacuh (wasiat luhur para pendiri PSHT) untuk sadar betul. Bahwa,
1. Bukanlah "kejayaan" jika kita masih saling menyalahkan antar saudara PSHT.
2. Bukanlah "kejayaan" jika kita masih menganggap bahwa berbeda pandang berorganisasi bukanlah saudara PSHT.
3. Bukanlah "kejayaan" jika kita masih memaknai dualisme ini sebagai jurang pemisah untuk kita bersilaturahmi antar saudara PSHT.Â
Tetaplah menjaga nama baik PSHT dimanapun kalian berada. Jangan mau diadu domba oleh pihak yang menginginkan terpecahnya persaudaraan.Â
Salam PersaudaraanÂ
Ashter.2014.Jepara