Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi
Muhammad Fauzi Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Hanya seorang buruh kecil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cintaku Selalu Bertepuk Sebelah Tangan

22 Desember 2023   01:16 Diperbarui: 22 Desember 2023   01:29 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu selalu menjadi rahasiaku, cinta yang hanya bisa kusimpan untuk diriku sendiri. Tak seorang pun mengetahuinya, bahkan orang yang kucintai pun tidak. Itu adalah cinta bertepuk sebelah tangan, tak berbalas dan tak terucapkan. Aku tahu itu tidak ada gunanya, bahwa cintaku tidak akan pernah terbalas, tapi aku tidak bisa menahan detak jantungku yang berdetak lebih cepat setiap kali aku melihatnya.

Namanya Amy, dan saya pertama kali melihatnya di sekolah. Dia adalah lambang kesempurnaan, dengan senyumnya yang menawan dan matanya yang ramah. Dia populer, pintar, dan sepertinya memiliki segalanya. Aku, sebaliknya, hanyalah seorang pria sederhana, tidak terlihat dan tidak diperhatikan.

Namun meski mengetahui bahwa kami berasal dari dua dunia yang berbeda, mau tak mau aku jatuh cinta padanya. Aku memperhatikannya dari jauh, mengaguminya dari kejauhan. Aku ingin sekali berbicara dengannya, berteman dengannya, tapi aku tahu aku tidak punya peluang.

Jadi, cintaku pada Amy tetap menjadi rahasia, tersembunyi jauh di lubuk hatiku. Saya tidak pernah berani memberitahunya, takut ditolak dan dihina. Saya tidak ingin mengambil resiko kehilangan sedikitpun harapan yang saya miliki.

Tahun-tahun berlalu, dan jalan kami bersilangan berkali-kali. Kami menjadi kenalan, tapi sejauh itulah hubungan kami. Dia tidak tahu kalau aku mencintainya, dan aku puas hanya dengan bisa mengaguminya dari kejauhan.

Namun suatu hari yang menentukan, segalanya berubah. Amy dan saya ditugaskan untuk mengerjakan sebuah proyek bersama. Saya tidak percaya dengan keberuntungan saya, akhirnya saya memiliki kesempatan untuk mengenalnya lebih baik. Hatiku dipenuhi dengan kegembiraan dan kegugupan saat aku bertemu dengannya di perpustakaan untuk mendiskusikan proyek kami.

Saat kami bekerja bersama, saya mendapati diri saya semakin jatuh cinta padanya. Saya melihat dedikasi dan kecerdasannya, keunikan dan kekurangannya. Dan perlahan, rasa cintaku padanya semakin dalam.

Namun pada saat inilah saya menyadari kenyataan pahit. Amy jatuh cinta dengan orang lain. Aku mencoba menepisnya, berpikir mungkin itu hanya rasa suka. Tapi cara dia berbicara tentang gadis itu, cara matanya bersinar setiap kali namanya disebutkan, jelas bahwa dia sangat mencintainya.

Hatiku hancur berkeping-keping, menyadari bahwa cintaku pada Amy akan selalu bertepuk sebelah tangan. Tidak peduli seberapa besar aku berharap dan berharap, aku tidak akan pernah menjadi orang yang dia cintai.

Air mata mengalir di wajah saya saat saya berbaring di tempat tidur malam itu. Aku tidak mengerti kenapa hatiku memilih untuk jatuh cinta pada seseorang yang tidak akan pernah bisa membalas cintaku. Rasanya hatiku mengkhianatiku, memilih seseorang yang berada di luar kemampuanku.

Namun seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan saya menerima kenyataan. Aku menerima bahwa cintaku pada Amy hanya bertepuk sebelah tangan, dan aku tidak bisa memaksa siapapun untuk membalas cintaku. Sebuah kenyataan yang pahit dan manis, namun juga membawa rasa damai di hati saya.

Bertahun-tahun telah berlalu sejak saat itu, dan Amy serta saya kehilangan kontak. Kami berdua berpisah setelah tamat sekolah, dan kudengar dia menikah dengan pria yang dia cintai. Saya benar-benar bahagia untuknya, mengetahui bahwa dia telah menemukan kebahagiaannya selamanya.

Bagi saya, saya juga telah move on dan menemukan seseorang yang mencintai saya apa adanya. Ini mungkin bukan cinta dongeng yang pernah saya impikan, tapi itu adalah cinta yang tulus dan timbal balik.

Melihat ke belakang, saya menyadari bahwa cinta saya yang tak berbalas kepada Amy memberi saya sebuah pelajaran berharga. Itu mengajari saya untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu dan tidak pernah puas dengan seseorang yang tidak melihat nilai saya. Dan meski cintaku padanya bertepuk sebelah tangan, cinta itu akan selalu mendapat tempat istimewa di hatiku, sebagai pengingat akan kenangan pahit manis dan apa yang bisa saja terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun