Dalam pesta demokrasi, kandidat presiden dan wakil presiden (capres cawapres) seringkali dipandang seperti pedagang, dan visi misi mereka ibarat barang dagangan yang sedang ditawarkan kepada publik.
Sama halnya dengan pedagang, capres cawapres harus mampu menunjukkan kualitas dan keunikan dari "barang" yang mereka tawarkan jika ingin mendapatkan banyak pembeli atau dalam konteks ini banyak suara dari masyarakat.
Alasan atau argumen terhadap pandangan ini adalah bahwa dalam demokrasi maka setiap capres cawapres harus memberikan alasan yang meyakinkan kepada publik mengenai mengapa mereka adalah pilihan terbaik. Mereka harus mampu menunjukkan visi misi yang kuat dan jelas, dimana dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Dari ketiga pasangan capres cawapres yang mencalonkan diri, mereka harus memiliki "barang" yang berkualitas untuk ditawarkan. Barang tersebut adalah visi misi mereka yang harus jelas, komprehensif, dan relevan dengan kondisi dan tantangan bangsa saat ini. Visi misi menjadi semacam blueprint atau rencana kerja yang akan mereka lakukan jika terpilih menjadi pemimpin.
Seperti pedagang yang menjual barang, visi misi harus mampu memenuhi kebutuhan dan ekspektasi masyarakat. Sebab, visi misi yang berkualitas menunjukkan adanya pemahaman mendalam dari capres dan cawapres terhadap permasalahan yang dihadapi bangsa dan juga keinginan mereka untuk mencapai penyelesaian yang efektif dan berkualitas.
Tanpa adanya visi misi yang jelas dan relevan maka tidak akan ada arah dan tujuan yang jelas dalam kepemimpinan mereka. Oleh karena itu, visi misi harus menjadi prioritas utama dalam merepresentasikan diri mereka kepada publik.
Selain itu, capres cawapres harus mampu "mempromosikan" visi misi mereka dengan efektif. Ini sama halnya dengan pedagang yang harus jeli melihat pasar dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumennya. Dalam konteks capres cawapres, mereka perlu memahami kebutuhan masyarakat dan menunjukkan bahwa visi misi mereka adalah solusi dari berbagai problem yang ada.
Sebagai calon pemimpin negara, mengkomunikasikan visi misi dengan jelas dan efektif kepada masyarakat sangat penting. Alasannya, dalam pemilihan presiden dan wakil presiden, masyarakat adalah konsumen yang akan memilih berdasarkan visi misi yang ditawarkan.Â
Apabila capres cawapres mampu mempromosikan visi misi mereka dengan baik dan menunjukkan bahwa mereka dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang ada, maka akan semakin besar kesempatan mereka untuk dipilih oleh masyarakat.
Ibarat membeli barang, masyarakat biasanya lebih memilih pedagang yang terpercaya. Hal yang sama berlaku dalam pemilihan capres cawapres. Calon yang memiliki track record baik, integritas, dan dedikasi yang tinggi kepada publik akan memiliki kans lebih besar untuk dipilih masyarakat.
Hal ini dikarenakan jika masyarakat merasa bisa mempercayai calon tersebut, mereka akan merasa lebih aman dan nyaman memberikan suara mereka. Sehingga, faktor kepercayaan menjadi sangat penting dalam mempengaruhi keputusan pemilih untuk memilih capres cawapres.
Namun, ada hal yang perlu diingat bahwa dalam menjajakan visi misi, capres cawapres bukan hanya berusaha menjual "barang", tetapi juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses demokrasi. Mereka harus mendorong masyarakat untuk berpikir kritis, berpendapat, dan menyampaikan aspirasi mereka.
Sejatinya proses ini bukan hanya tentang "menjual dan membeli", melainkan tentang bagaimana mereka dapat membawa perubahan yang positif bagi bangsa dan rakyatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H