Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi
Muhammad Fauzi Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Hanya seorang buruh kecil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rindu Suasana Pedesaan yang Asri, Kini Sawah pun Jadi Pabrik

12 Desember 2023   21:47 Diperbarui: 12 Desember 2023   22:52 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu merasakan rindu akan suasana pedesaan yang asri? Keindahan pemandangan sawah yang luas, langit biru yang dipenuhi awan putih, serta kesegaran udara yang masih bersih dan segar. Semua itu mungkin terasa jauh dari kehidupan kota yang penuh dengan gedung-gedung tinggi dan polusi. 

Namun, semua itu telah sirna dengan adanya fenomena gentrifikasi yang dilakukan orang-orang kota. Sekarang sawah-sawah yang indah itu telah berubah menjadi pabrik-pabrik yang bertebaran di sepanjang kawasan pedesaan.

Perkembangan industri di Indonesia memang sudah tidak dapat dihindari lagi. Hal ini terutama terjadi di kawasan pedesaan yang sebelumnya hanya dihuni oleh masyarakat petani. Berbagai pabrik mulai bermunculan, menggantikan lahan-lahan sawah yang dulunya menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk desa. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan ini membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat pedesaan.

Salah satu faktor utama yang menjadi penyebab beralihnya lahan sawah menjadi pabrik adalah kebutuhan akan lahan industri yang semakin meningkat. Beberapa perusahaan besar mendirikan pabrik-pabrik mereka di daerah pedesaan karena biaya yang lebih murah dan lahan yang masih luas. Ini berarti menandakan bahwa lahan-lahan pertanian harus dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan industri.

Meskipun pertumbuhan industri memberikan kontribusi yang signifikan dalam perekonomian, namun dampaknya bagi masyarakat pedesaan tidak dapat diabaikan begitu saja. Dengan adanya pabrik-pabrik yang beroperasi di kawasan pedesaan, pola hidup masyarakat pun berubah. Mereka yang dulunya bergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian utama, kini beralih menjadi buruh pabrik yang bekerja di bawah tekanan dan jam kerja yang panjang.

Hal ini berdampak pada hilangnya kesempatan untuk mempertahankan budaya dan tradisi yang ada di pedesaan. Kehidupan masyarakat menjadi lebih serba tergesa-gesa dan keterikatan dengan alam semakin berkurang. Sawah-sawah yang dulu menjadi sumber kehidupan, kini menjadi tak terawat dan bahkan hilang karena digunakan sebagai lokasi pabrik.

Selain itu, kehadiran pabrik juga membawa dampak lingkungan yang tidak dapat diabaikan. Pabrik-pabrik yang beroperasi di kawasan pedesaan memiliki limbah yang cukup banyak dan dapat mencemari lingkungan sekitar. Air dan tanah yang dulunya bersih dan subur, kini tercemar oleh limbah industri. Hal ini berdampak pada kesehatan masyarakat dan juga menimbulkan konflik dengan petani yang masih mencoba mempertahankan ladang mereka.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan industri juga membawa dampak positif bagi masyarakat pedesaan. Dengan adanya pabrik-pabrik, lapangan pekerjaan baru tersedia dan mengurangi angka pengangguran di daerah tersebut. Selain itu, pendapatan masyarakat pun meningkat dan mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup yang lebih baik.

Kangen dengan suasana pedesaan yang asri memang masih sering dirasakan oleh banyak orang, terutama mereka yang telah lama tinggal di perkotaan. Namun, perubahan yang terjadi pada pedesaan juga tidak dapat dihindari. Perkembangan industri merupakan salah satu bentuk kemajuan yang harus diterima, tapi harus diiringi dengan upaya pemeliharaan lingkungan dan keberlangsungan budaya lokal.

Fenomena gentrifikasi menjadi alasan utama mengapa pedesaan kini telah berubah, bahkan ada anggapan jika pedesaan ingin diubah layaknya perkotaan. Sehingga tak mengherankan jika banyak orang yang awalnya tinggal di perkotaan kini beralih ke pedesaan dan membangun bisnis di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun