Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi
Muhammad Fauzi Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Hanya seorang buruh kecil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dinamika Kehidupan Masyarakat Pulau Sebatik dari Segi Ekonomi, Sosial dan Budaya

3 Desember 2023   14:49 Diperbarui: 3 Desember 2023   15:06 2299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Instagram/@rintawulandari

Adanya fenomena tersebut menunjukkan bahwa Sebatik dan Nunukan bukan lagi sekadar kawasan transit, namun sudah menjadi sebuah tujuan. Dengan kata lain para pendatang yang berada di Pulau Sebatik mencari penghidupan yang lebih baik melalui berbagai kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan lokasi Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Sebagai wilayah perbatasan, pemerintah Indonesia dan Malaysia telah mengembangkan kebijakan untuk memfasilitasi kunjungan timbal balik antar warga negaranya untuk tujuan ekonomi dan sosial. Kebijakan tersebut diatur dalam Permufakatan Dasar Lintas Batas Tahun 1967.

Dari segi sosial, interaksi antara masyarakat pendatang di Sebatik dan Tawau Malaysia sangat cair karena adanya ikatan kekerabatan yang kuat sebagai saudara dan keluarga dari daerah asalnya di Sulawesi Selatan. Selain itu, interaksi dengan masyarakat etnis lain dan warga Pulau Sebatik sangat harmonis dan dinamis. Konflik etnis yang berkaitan dengan kecemburuan sosial tidak pernah muncul karena adanya rasa saling menghormati.

Secara budaya, mayoritas penduduk Pulau Sebatik adalah suku Bugis yang merantau dari Sulawesi Selatan. Hal ini berbeda dengan wilayah perbatasan lain di Indonesia yang mayoritas penduduknya terdiri dari masyarakat adat lokal (local community).

Karena mayoritas Masyarakat Pulau Sebatik memiliki budaya dan adat istiadat Sulawesi Selatan menyebabkan terbentuknya kebiasaan gaya hidup masyarakat Pulau Sebatik. Misalnya, bahasa Bugis adalah bahasa yang digunakan secara luas setiap hari. Para pendatang di Pulau Sebatik yaitu suku Bugis telah membuktikan diri dalam dinamika kehidupan sosial.

Tanggung jawab sosial untuk lebih membangun dan menjaga keberlangsungan kegiatan ekonomi masyarakat menjadi pendorong utama membangun komunitas perbatasan yang kokoh dan bermartabat di mata negara tetangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun