Â
Pendidikan pesantren bersifat menyeluruh yaitu meliputi olah pikir, oleh hati, olah karsa, dan olah raga. Olah pikir melalui proses pengkajian tafsir Al-Qur’an, pengajian kitab-kitab kuning ulama-ulama termasyhur, diskusi keagamaan, pendidikan bahasa, dan pelatihan pidato. Olah hati melalui aktivitas peribadatan seperti tadarus Al-Qur’an, shalat berjamaah, shalat sunnah, dan berdzikir. Olah karsa melalui kebiasaan saling menghargai, kerjasama, toleran dengan sesama santri, kiai, ustadz/ustadzah, maupun masyarakat di lingkungan pesantren. Olah raga melalui kegiatan latihan pencak silat maupun aktivitas fisik lainnya.
Â
Berdasarkan data dari Kementerian Agama jumlah santri secara keseluruhan secara nasional adalah 3.759.198 santri yang terdiri dari 1.886.748 santri laki-laki (50,19%) dan 1.872.450 santri perempuan (49,81%). Tiga juta santri yang tersebar di seluruh Indonesia tersebut merupakan aset bangsa di masa depan. Mereka memiliki hak mendapat pendidikan yang baik dan berkualitas. Setelah lulus dari pesantren para santri memiliki potensi berkontribusi di tengah persaingan global.
Â
Alumni pesantren dan kontribusinya
Â
Alumni pesantren sendiri tak hanya berprofesi sebagai pendakwah, ustadz/ustadzah, guru agama, ataupun kiai. Mereka juga berprofesi sebagai pedagang, buruh, penulis, peneliti, arsitek, ekonom, dokter, wartawan, guru, politisi dan beragam profesi lainnya.
Â
Alumni pesantren pun tak harus selalu melanjutkan ke Al Azhar, UIN, STAIN, atau institut dan universitas keagamaan lainnya. Sudah sejak lama para santri lulusan pesantren melanjutkan ke UI, UGM, ITB, Unair, Unpad, ITS, UPI, UNJ, dan perguruan tinggi lainnya baik di Indonesia maupun di luar negeri. Para alumni tersebar di mana saja, bahu membahu berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan memoerkokoh negara dalam banyak aspek.
Â