Mohon tunggu...
Muhammad Fauzan
Muhammad Fauzan Mohon Tunggu... Jurnalis - Dilahirkan untuk berjuang, bukan untuk dibunuh.

Jika politik adalah lautan, maka saya lebih baik menjadi ikan kecil di samudera yang luas. Ketimbang jadi ikan besar di aquarium yang kecil

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menelusuri Air Terjun di Pedalaman Peusangan Aceh

12 Agustus 2019   12:04 Diperbarui: 12 Agustus 2019   13:22 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air terjun panteun luwah

Aceh memiliki segudang pesona alam , keindahan alamnya membuat hati para penjelajah alam,turis mancanegara ataupun anda pencinta alam kagum akan keindahan daripada destinasi air terjun 

Kali ini saya akan membahas salah satu air terjun yang masih alami dipendalaman Peusangan Selatan , kab Bireuen , Aceh 

Pada akhir tahun 2017 saya bersama kawan-kawan dari YPI Annabawi (dayah Annabawi uteun gathom) melakukan perjalanan ke air terjun panteun luwah

Jarak tempuh perjalanan kami cukup jauh,jalan yang penuh bebatuan, licin, hingga debu dijalanan membuat kami tidak putus semangat menuju tempat tujuan

Seiring perjalanan saya melihat kekayaan bumi aceh disebelah kiri dan kanan saya mulai tampak , kebun sawit ribuan hektar , kebun karet , kebun pinang ,cabai, hingga tanaman lainnya yang melipah baik heterogen maupun homogen

Ditambah lagi keindahan gunung-gunung dan lautan samudera Hindia nampak dari kejauhan 

Udara yang segar dipenuhi oleh berbagai macam jenis burung yang berkicau di atas pepohonan

Beberapa ratus meter sebelum sampai ke air terjun kami dituntut untuk turun kejurang yang tanahnya basah dan berair , semak-semak dipenuhi ,sisik ularpun kami temui , medan yang kami jelajahi sangatlah menantang

Sampai di air terjun rasa lelah dan khawatir kami berubah menjadi suatu kekaguman terhadap keindahan alam

Galeri foto dan Selfi kami penuhi untuk dokumentasi

Ada yang mandi ,ada juga yang rileks disamping bebatuan yang besar

Sekitar pukul 16:00 sore ,kami berangkat kembali dari lokasi air terjun 

Rasa khawatir yang sebelumnya hilang ditelan oleh keindahan alam kini muncul lagi ,Rasa kebersamaan kami tumbuh dan hanya memikirkan keselamatan kami semua

Didalam hati ,saya teringat terhadap orangtua , mungkin kah ini kali terakhir saya menghirup udara segar

Karena jarak yang kami panjat untuk sampai ke permukaan sangatlah jauh ,jika ada yang jatuh 85% nyawanya tidak terselamatkan ,ini bukan cerita omong-kosong 

Berkat saling bantu membantu akhirnya kami sampai ke permukaan dan melanjutkan perjalanan pulang ke kampung masing-masing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun