Mohon tunggu...
Muhammad Fatih
Muhammad Fatih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Nahwu Shorof Lughot, pemerhati isu sosial, player Genshin Impact, penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehidupan Sosial Semut di Dalam al-Qur'an

13 Januari 2025   17:52 Diperbarui: 13 Januari 2025   17:52 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Insect ant (Pixabay) (Pixabay/) 

Tinjauan ilmiyah kedua tentang ayat ini yakni pada pembahasan system sosial semut yang dibahas secara rinci oleh Syaikh Thanthawi Jauhari. Beliau adalah salah satu ulama' kontemporer lahir di mesir pada tahun 1862 M dan meninggal di Kairo pada tahun 1940 M, beliau adalah ulama' yang juga sezaman dengan tokoh-tokoh besar Mujaddid islam di era itu seperti Badiuzzaman Said Nursi dari Turki, Hadhrotu al-Syaikh Hasyim Asy'ari, dan Syaikh Ahmad Dahlan dari Indonesia, keduanya adalah pendiri ormas terbesar di Indonesia bahkan dunia.

Syaikh Thanthawi Jauhari menyebutkan setidaknya () point interaksi sosial yang ada pada kehidupan semut. Indikasi ini beliau ambil dari lafadz-lafadz yang ada pada ayat 18 surah an-Naml, yakni , dan . Dalam kitabnya al-Jawahir fi Tafsir al-Qur'an al-Karim beliau menjelaskan kata "Waad an-Naml" adalah sebuah wilayah lembah yang ditinggali koloni semut. Di lembah ini terdapat interaksi sosial Masyarakat semut yang kompleks, mulai dengan saling bertegur sapa sebagaimana kehidupan manusia pada umumnya, hingga peperangan antar koloni semut dan mengambil harta rampasan perang berupa wilayah semut yang dikalahkan, kemudian menjadikan yang kalah sebagai tawanan perang yang diperbudak (dijadikan semut prajurit). Adapun "udkhuluu masaakinakum" beliau menafsirkan adanya indikasi sebuah Kerajaan semut yang tentu di dalamnya banyak sekali terdapat interaksi sosial warga semut.

Ibnu Khaldun dalam Muqaddimahnya yang sangat fenomenal menyebutkan :

Perkumpulan sosial itu adalah sesuatu yang menjadi kelaziman. Lebih lanjut beliau menjelaskan setiap adanya sebuah komunitas Masyarakat maka di sana ada interaksi sosial karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Maka berangkat dari pernyataan ibnu khladun dapat difahami bahwa setiap makhluk hidup yang memiliki pola kehidupan sebagaimana manusia pasti juga memiliki interaksi sosial di dalamnya.

Tinjauan ilmiyah selanjutnya yang ditulis oleh syaikh Thanthawi Jauhari yakni berkenaan dengan bangunan rumah semut. Semut memiliki struktur bangunan yang kompleks, di dalamnya terdapat kanal-kanal yang menjadi saluran irigasi ketika musim penghujan, ada Lorong-lorong, dan tempat yang terletak lebih tinggi sebagai atap dari hujan. Bahkan Syaikh Thanthawi menegaskan bahwa peradaban Mesir kuno menggunakan contoh konstruksi Kerajaan semut untuk membangun kota mereka. Kemudian beliau menyebutkan adalah system kasta dalam koloni semut, Tingkat tertinggi yakni Ratu semut yang bertugas melangsungkan kehidupan semut dengan bertelur. Kemudian semut prajurit yang bertugas untuk mengamankan lingkungan dari ancaman luar ataupun dari koloni semut yang lain. Lalu semut pekerja betina yang memiliki tugas untuk merawat anak (larva semut), membuat ventilasi udara, membangun rumah, mencari makanan, lalu melatih anak-anak semut.

Kemudian beliau melanjutkan pembahasan mengenai komunikasi para semut, tentu kehidupan sosial tidak akan jauh dari komunikasi. Semut berkomunikasi melalui antenanya dengan hormon feromon, yakni sejenis cairan kimia yang kemudian disekresikan untuk menjadi jalur sendiri. Bahkan seekor semut setidaknya memiliki 20 bahasa feromon tersendiri, oleh karenanya tak jarang kita melihat semut seringkali berjalan dengan berbaris rapi hal itu karena mengikuti feromon yang dilepaskan setiap semut.

Pada akhirnya banyak faedah yang dapat kita ambil ketika memperhatikan alam sekitar yang merupakan dalil dalil kauniyah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun