Sampai kapan engkau akan terus memuja manusia?
Ketika berkali kali harapmu dipatahkan olehnya?
Masih pantaskah kau buta,
kepada Ia,Â
yang tak pernah berpaling dan yang Maha ada?
Surau kecil tempatmu berlarian dulu
kini sepi ditumbuhi kesunyian
Jalan setapak tempatmu bergurau itu
kini tak lagi terjamah, penuh rerumputan
Wajah ceria penuh bahagiamu
perlahan meredup,Â
berganti keluh dan rampai kesedihan
Aku merindukan bahagia,
....yang sederhana saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!