[1] H. Ramayulis, Psikologi Agama, Hal. 34, Kalam Mulia Press, 2004.
[2] Iswati M.Pd.I-Kuliyatun, M.Pd.I , Psikologi Agama, hal. 6, Agree media Publishing,
[3] Prof. Dr. H. Endin Nasrudin Drs., M.Si & Dr. Ujam Jaenudin, Drs., M.Si, Â Psikologi Agama Dan Spiritualitasnya, Hal. 11, Lagood's Publishing, Bandung, September 2021.
[4] Pengalaman spiritualitas manusia dalam meyakini agama mereka memiliki level yang berbeda. Hal ini juga sangat berpengaruh nagi keadaan psiko personal tersebut. Agama yang tepat ialah, ketika ia memiliki sebuah aturan yang bisa mengatur tanpa membatasi. Sebagai perantara manusia untuk menemukan kebenaran yang hakiki. Sedangkan jiwa, merupakan pintu pertama untuk membuka kehakikian tersebut.
[5] Heny Narendrany Hidayati & Andri Yudiantoro. Psikologi Agama. Hal. 1, Cetakan 1., UIN Jakarta Press, Jakarta: 2007
[6] Prof. Dr. H. Jalaluddin. Psikologi Agama. Hal.10, PT. Rajagrafindo Perasada. Jakarta: 2007.
[7] Drs. Bambang Syamsul Arifin M.Si. Psikologi Agama. Hal. 11, Pustaka Setia, Bandung, April 2008
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H