Sorong, 03 November 2024 --- Dosen Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN) menggelar sosialisasi awal Program Kosabangsa di Kampung Arar, Distrik Mayamuk, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal melalui pengolahan produk Udang Rebon atau Udang Kasia, yang merupakan salah satu sumber daya alam unggulan di Kampung Arar.
Kegiatan ini diinisiasi oleh tim dosen Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan (PHP) Fakultas Perikanan UNAMIN, dipimpin oleh Sulfiana, S.Pi., M.Si., bersama dengan Nur Abu, S.Si., M.Sc. dari Program Studi Teknik Lingkungan, dan La Ibal, S.T., M.P.W.K. dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK). Tim ini juga mendapat dukungan dari dosen Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai Tim Pendamping, yaitu Dr. Andi Rahayu Anwar, S.P., M.Si., dan Dr. Ir. Rahmi, S.Pi., M.Si., IPU.Menurut Sulfina, dalam kegiatan Kosabangsa 2024 ini, konsep eco-innovation menjadi fokus utama yang mengedepankan inovasi berkelanjutan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Eco-innovation mengacu pada pendekatan kreatif yang tidak hanya meningkatkan efisiensi lingkungan, tetapi juga mendorong pengembangan produk, proses, atau model bisnis yang ramah lingkungan dan memiliki dampak positif bagi ekosistem. Konsep ini menekankan pentingnya mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam setiap tahap inovasi, mulai dari perencanaan, produksi, hingga distribusi. Melalui penerapan eco-innovation, Kosabangsa 2024 diharapkan menjadi wadah inspiratif yang menggerakkan semangat inovasi berkelanjutan di Indonesia.
Kemendikbudristek tahun anggaran 2024 dengan Nomor kontrak 1122/LL14/PG.02.00/KOSABANGSA/2024 dan 214/KTK/II.3.AU/K/2024. Pada program Kosangbangsa 2024 ini dapat melibatkan Mahasiswa Unamin
Inovasi meja penjemuran udang kasia berbahan stainless ini sejalan dengan indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya IKU 2 dan IKU 3. Dalam konteks IKU 2, inovasi ini dapat menjadi sarana bagi lulusan perguruan tinggi untuk mengembangkan keahlian praktis dalam bidang teknologi pangan dan ketahanan pangan, sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap terjun ke industri. Sementara itu, terkait dengan IKU 3, inovasi ini menunjukkan kontribusi nyata perguruan tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam membantu nelayan dan pelaku usaha di sektor perikanan meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk udang kasia. Inisiatif ini tidak hanya mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, tetapi juga menguatkan peran perguruan tinggi dalam memberikan dampak sosial melalui inovasi, Ujar Sulfiana.
Selain itu, dalam sisi pembangunan wilayah pesisir, Inovasi meja penjemuran udang kasia berbahan stainless juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1 dan SDG 2. Melalui SDG 1, inovasi ini berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan dengan menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat setempat, khususnya dalam pengolahan dan pengeringan hasil laut seperti udang kasia, yang meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. Selain itu, inovasi ini juga sejalan dengan SDG 2, yaitu tanpa kelaparan, karena dapat meningkatkan produksi pangan lokal yang bernilai ekonomis tinggi dan memenuhi standar higienitas yang lebih baik. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya memperoleh pendapatan tambahan, tetapi juga berkontribusi dalam memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas, ujar La Ibal.
Melalui kegiatan Kosabangsa ini, dosen tim pelaksana dan pendamping dapat berkolaborasi dengan masyarakat untuk pengembangan produk udang kasia dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Para dosen juga menyalurkan hasil riset untuk peningkatan perekonomian masyarakat. Diharapkan, dengan adanya inovasi baru dalam pengolahan dan pemasaran produk, masyarakat Kampung Arar dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H