Mohon tunggu...
Muhammad Fathurrahman
Muhammad Fathurrahman Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti

Peneliti, Pengajar, Designer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peningkatan Kualitas Pendidikan Matematika di Indonesia: Telaah Berdasarkan PISA dan Best Practices Internasional

13 Oktober 2023   19:46 Diperbarui: 13 Oktober 2023   20:03 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era global saat ini, pendidikan matematika bukan lagi sekadar mengetahui rumus dan konsep, melainkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata. Melalui survei internasional seperti PISA, kita dapat mengukur sejauh mana keberhasilan pendidikan matematika di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain.  

PISA: Lebih dari Sekadar Survei

PISA bukan hanya mengukur pengetahuan teoretis siswa. Lebih dari itu, survei ini menilai sejauh mana siswa mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Itulah sebabnya, meskipun siswa mungkin sukses dalam ujian sekolah, mereka masih bisa mendapatkan skor rendah dalam PISA.

Indonesia dalam Sorotan PISA

Meskipun Indonesia telah melakukan sejumlah reformasi pendidikan, hasil PISA menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan rumah yang perlu dikerjakan. Fakta bahwa 55% siswa berusia 15 tahun di Indonesia termasuk kategori "functionally illiterate" adalah isyarat alarm yang menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan kita perlu direformasi.

Selain itu dalam survei PISA, matematika yang menjadi salah satu bidang kajian utama untuk menilai kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berdasarkan konsep matematis. Sayangnya, performa Indonesia dalam aspek matematika masih menunjukkan angka yang kurang memuaskan. Meskipun ada peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, skor rata-rata matematika siswa Indonesia masih berada di bawah rata-rata internasional. Beberapa negara Asia, seperti Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan, menempati posisi teratas dalam hasil matematika PISA, sementara Indonesia masih berjuang untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematikanya. Hasil ini menegaskan pentingnya reformasi pendidikan matematika di Indonesia, baik dari sisi kurikulum, metode pengajaran, hingga pelatihan guru.

Mengambil Pelajaran dari Negara Lain

Ketika berbicara tentang pendidikan berkualitas, beberapa negara memang menjadi rujukan: 

  1. Finlandia: Di sini, profesor guru dilihat sebagai salah satu profesi paling dihormati. Proses seleksi guru sangat ketat, dan hanya calon terbaik yang diterima. Pelatihan guru yang intensif dan pendekatan kolaboratif dalam mengajar adalah kunci keberhasilan Finlandia.
  2. Singapura: Dengan pendekatan yang disebut "Teach Less, Learn More", Singapura mengurangi beban kurikulum untuk memberi siswa lebih banyak waktu dalam pemahaman mendalam.
  3. Jepang & Tiongkok: Kedua negara ini menekankan pentingnya disiplin dan kerja keras dalam pendidikan. Program gizi di Jepang dan fokus pada literasi di Tiongkok adalah beberapa kunci keberhasilan mereka.

Langkah Konkret untuk Indonesia 

Dengan menggabungkan wawasan dari PISA dan praktik terbaik internasional, Indonesia dapat: 

  1. Mereformasi Proses Pelatihan Guru: Membuat program pelatihan yang lebih komprehensif yang menekankan pada metode pengajaran aktif dan kolaboratif. Dukungan berkelanjutan untuk pengembangan profesional guru, termasuk workshop dan seminar, bisa menjadi langkah awal.

  2. Adopsi Teknologi Edukasi: Menggunakan teknologi untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas, termasuk di daerah terpencil. Platform pembelajaran online dan aplikasi edukatif dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar.

  3. Pembaruan Kurikulum: Menyederhanakan kurikulum dengan fokus pada pemahaman konseptual daripada hafalan. Mengintegrasikan pendidikan karakter dan keterampilan abad ke-21 agar siswa tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan sosial dan emosional.

  4. Pembentukan Budaya Baca: Mengingat tingginya angka "functional illiteracy", program yang mempromosikan kebiasaan membaca harus ditingkatkan. Mengadakan program baca di sekolah dan perpustakaan keliling bisa menjadi solusi.

  5. Pembangunan Infrastruktur Pendidikan: Memastikan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan yang memadai, terutama di daerah terpencil. Hal ini mencakup pembangunan ruang kelas yang layak, laboratorium, dan fasilitas olahraga.

  6. Pengenalan Metode Pembelajaran Aktif: Mengadopsi metode pembelajaran seperti Problem-Based Learning atau Project-Based Learning yang mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar.

  7. Keterlibatan Orang Tua: Mendorong partisipasi aktif orang tua dalam proses pendidikan anak-anak mereka, mulai dari membantu pekerjaan rumah hingga kehadiran di pertemuan orang tua-guru.

  8. Evaluasi dan Akuntabilitas: Mengimplementasikan sistem evaluasi yang transparan dan akuntabel untuk guru, sekolah, dan siswa. Hal ini akan memastikan bahwa standar pendidikan tetap tinggi dan terus ditingkatkan.

Meskipun hasil PISA menunjukkan bahwa masih ada tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam bidang pendidikan matematika, kita harus mengingat bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan kombinasi komitmen pemerintah, partisipasi aktif masyarakat, dan adaptasi best practices dari negara-negara yang berhasil, Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematikanya. Kita harus melihat hasil PISA bukan sebagai hukuman, melainkan sebagai bahan refleksi dan motivasi untuk terus berinovasi dan memperbaiki. Dengan kerja keras dan dedikasi, generasi mendatang Indonesia dapat meraih prestasi yang lebih tinggi dan bersaing di kancah internasional. (mrf)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun