Mohon tunggu...
Muhammad Fathir Aksa Majda
Muhammad Fathir Aksa Majda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Individu yang ingin selalu terus belajar dan berkembang ke arah yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Penggunaan Laptop terhadap Risiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Mahasiswa

13 Desember 2023   20:50 Diperbarui: 13 Desember 2023   21:02 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kementerian Kesehatan  (2022) Carpal Tunnel Syndrome. Available at: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1734/carpal-tunnel-syndrome 

Perkembangan zaman telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan teknologi dimana penggunaan gawai semakin meluas dan kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahun 2019, Indonesia berada pada posisi kelima sebagai negara pengguna terbesar internet di dunia dengan 143,26 juta pengguna. Pengguna internet semakin bertambah setiap tahun, terbukti pada tahun 2020 pengguna internet di Indonesia bertambah menjadi 175,4 juta pengguna. Selain itu, berdasarkan data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) Penjualan gawai khususnya laptop meningkat 35,45% dari 753 ribu unit menjadi 1,02 juta unit dan untuk persentase akses internet melalui berbagai jenis gawai seperti smartphone (96,95%), laptop (15,78%) dan komputer (5,47%). Dengan penggunaan internet melalui berbagai jenis gawai semakin meluas, menciptakan suatu tantangan yang terkait pola penggunaan yang mungkin tidak memperhatikan faktor ergonomis. Pemakaian gawai terutama laptop dalam waktu yang lama dan pemakaian di dalam posisi yang tidak ergonomis akan menimbulkan gangguan kesehatan muskuloskeletal seperti Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan suatu kondisi umum yang disebabkan oleh penyempitan pada saraf median di dalam terowongan karpal. Secara umum, gejala yang akan dialami penderita CTS yaitu nyeri dan kesemutan pada distribusi saraf median, yang meliputi ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan separuh sisi luar jari manis. Nyeri yang dirasakan bersifat seperti terbakar dan ditusuk-tusuk. Selain itu, gejala CTS yang lain dapat berupa rasa sakit pada lengan, tangan menjadi kurang sensitif terhadap sentuhan, kesulitan dalam menggerakan tangan, terjadinya pembengkakan, kulit menjadi kering dan perubahan warna pada kulit tangan. 

Terdapat beberapa faktor risiko yang terkait dengan CTS. Faktor risiko tersebut meliputi faktor risiko individu dan faktor risiko pekerjaan. Faktor risiko individu meliputi jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh (IMT) dan riwayat pekerjaan. Sedangkan, faktor risiko pekerjaan berkaitan dengan lama durasi kerja, gerakan tangan repetitif dan postur pergelangan tangan yang janggal.  Faktor risiko terkait pekerjaan ini dapat terjadi pada mahasiswa karena tuntutan tugas dari dosen mengakibatkan mahasiswa sering beraktivitas di depan gawai terutama laptop dalam waktu yang lama. Penggunaan laptop dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal khususnya CTS akibat workstation yang tidak ergonomis dan didukung oleh perilaku pengguna yang kurang memperhatikan ergonomi saat menggunakan laptop. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro menunjukkan bahwa sebesar 40,7% mahasiswa mengalami CTS pada tangan kiri dan 32,3% pada tangan kanan. Hal ini disebabkan oleh cara bekerja yang tidak ergonomis, pekerjaan yang berulang pada satu tangan dengan durasi yang lama dan faktor penyakit sistemik seperti diabetes dan arthritis. 

Langkah preventif yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mengatasi risiko CTS, yaitu antara lain : 

  1. Melakukan peregangan tangan dan jari-jari tangan yaitu dengan cara mengepal, membuka dan mengarahkan tangan hingga lurus (ulangi sebanyak 5-10 kali)

  2. Memberikan waktu bagi pergelangan tangan untuk beristirahat (10-15 menit setiap jam)

  3. Menjaga posisi tangan dalam posisi netral (tidak bengkok ke atas maupun kebawah)

  4. Menjaga postur tubuh agar tetap netral dikarenakan postur tubuh yang buruk menyebabkan badan bungkuk dan dapat memperpendek otot leher dan bahu yang memicu saraf leher yang stress dan memperburuk masalah pergelangan tangan.

  5. Menghindari gerakan tangan yang kaku (mengusahakan gerakan tangan yang lembut)

  6. Menggunakan bantalan mouse untuk menjadi penyangga pergelangan tangan 

  7. Mendesain peralatan kerja sedemikian rupa untuk membantu tangan berada dalam posisi yang netral

  8. Memodifikasi tata letak tempat kerja untuk memfasilitasi variasi gerakan

Penggunaan gawai khususnya laptop dalam jangka waktu yang lama dan tanpa memperhatikan faktor ergonomis dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mahasiswa, khususnya terkait dengan risiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Oleh karena itu, mahasiswa perlu menerapkan perilaku yang ergonomis dan selalu melakukan langkah-langkah preventif untuk mengatasi risiko CTS. Dengan demikian, mahasiswa dapat menjaga kesehatan muskuloskeletal mereka dan mengurangi risiko terkena CTS.

Referensi : 

Annisa, D. et al. (2021) 'Carpal Tunnel Syndrome (Diagnosis dan Management)', Journal of Pain Headache and Vertigo, pp. 1--3. doi: 10.21776/ub.jphv.2021.002.01.2

Ghaisani, D.A., Jayanti, S. and Ekawati (2021) 'Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Pekerjaan Pengguna Komputer: Literature Review', Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), pp. 1--8. 

Kementerian Kesehatan (2022) Carpal Tunnel Syndrom Pada Pekerja Kantor. Available at: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/693/carpal-tunnel-syndrom-pada-pekerja-kantor (Accessed: 13 December 2023). 

Kementerian Kesehatan (2023) Carpal Tunnel Syndrome. Available at: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2284/carpal-tunnel-syndrome (Accessed: 13 December 2023). 

Mesia, A.M., Ruliati, L.P. and Setyobudi, A. (2022) 'The Relationship of Long Work When Using Laptop With Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in College Students ', Journal of Health and Behavioral Science , 4(2), pp. 215--223. 

Nissa, P.C., Widjasena, B. and Suroto (2015) 'Hubungan Gerakan Repetitif dan Lama Kerja Dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Mahasiswa Teknik Asitektur ', Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(3), pp. 1--9. 

Rahman, F. et al. (2022) Promotive and Preventive Physiotherapy Regarding Carpal Tunnel Syndrome (CTS) for Vocational Students,  University of Indonesia, Depok, Indonesia, pp. 1--7. 

Sadu, B. and Kusumawati, N. (2021) 'Sosialisasi Risiko dan Latihan Pencegahan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Terkait Penggunaan Gawai Pada Mahasiswa Asrama Putri Stikes Suaka Insan Banjarmasin', Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM), 3(2). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun