Mohon tunggu...
Muhammad Fatahillah Darma
Muhammad Fatahillah Darma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (43222010005)

Bicara seperlunya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Nilai-nilai Kepemimpinan, Disiplin dan Manajemen Waktu

8 Oktober 2023   12:41 Diperbarui: 15 Desember 2023   09:02 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://meravi.id/pelatihan-kepemimpinan-dan-motivasi-karyawan/

D. Gaya Kepemimpinan


Otokratis atau Otoriter


Pada gaya kepemimpinan otokratis, seluruh kekuasaan pengambilan keputusan terkonsentrasi di tangan pemimpin, layaknya seorang diktator.
 Pemimpin otokratis tidak meminta atau menerima saran atau inisiatif dari bawahannya. Manajemen otokratis berhasil karena memotivasi para manajer dengan kuat. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat, karena  satu orang akan mengambil keputusan untuk seluruh kelompok dan menyimpan setiap keputusan untuk dirinya sendiri sampai mereka merasa perlu untuk membagikannya kepada anggota kelompok lainnya.


Partisipatif atau demokratis


Berbeda dengan  gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan demokratis  memberikan kesempatan kepada setiap anggota tim untuk mengutarakan pendapatnya. Tipe kepemimpinan seperti ini seringkali populer karena karyawan merasa lebih didengarkan.
 Meskipun secara pribadi hal ini akan menghasilkan suasana kerja yang lebih nyaman, hal ini juga memiliki beberapa kelemahan. Pemimpin dapat mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan karena banyaknya ide yang harus dipertimbangkan.
 Hal ini juga berisiko menimbulkan pertengkaran di antara karyawan jika masing-masing anggota tim bersikeras mempertahankan sudut pandangnya.

Laissez-faire atau Free-rein Leadership


Di bawah kepemimpinan laissez-faire atau kebebasan, pengambilan keputusan dialihkan kepada bawahan. Gaya kepemimpinan ini disebut "laisser-faire" yang artinya tidak mencampuri pekerjaan orang lain. (Ungkapan laissez-faire adalah bahasa Prancis dan secara harfiah berarti "biarkan mereka melakukannya"). Bawahan mempunyai segala hak dan wewenang dalam mengambil keputusan untuk  menetapkan tujuan dan mengatasi masalah atau hambatan.

Paternalisme


Gaya kepemimpinan Paternalisme seringkali mencerminkan pola pikir sosok ayah. Struktur kelompok disusun secara hierarkis, di mana pemimpin dipandang berada di atas para pengikut. Pemimpin juga memberikan arahan profesional dan pribadi dalam kehidupan anggotanya. Pilihan yang dapat dipilih oleh anggota sering kali dibatasi oleh arahan yang berat dari pemimpin. Istilah paternalisme berasal dari kata Latin yang berarti "ayah". Pemimpin biasanya laki-laki. Gaya kepemimpinan ini banyak ditemukan di masyarakat Rusia, Afrika, dan Asia-Pasifik.

Kepemimpinan yang melayani


Untuk mengubah dengan transisi menuju masyarakat berpengetahuan, konsep kepemimpinan yang melayani menjadi semakin populer, terutama melalui gaya manajemen teknologi modern seperti Agile. Dalam gaya ini, kepemimpinan dialihdayakan kepada pemimpin yang berfungsi sebagai penjaga metodologi dan "manajer" atau penyedia layanan kepada tim yang dipimpinnya. Keseluruhan kohesi dan arah suatu kelompok ditentukan oleh budaya bersama, tujuan bersama, dan terkadang metode tertentu. Gaya ini berbeda dengan laissez-faire di mana pemimpin terus bekerja untuk mencapai tujuan bersama sebagai sebuah tim, namun tidak memberikan arah misi yang jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun