https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20240606160648-220-1106756/review-film-godzilla-minus-one/2
Jakarta, CNN Indonesia --- Ketika Takashi Yamazaki mengambil alih proyek Godzilla Minus One, harapan dan ekspektasi pecinta film kaiju meningkat drastis. Setelah film ini tayang di layanan streaming, rasa penasaran tersebut terjawab dengan sangat memuaskan. Berani saya katakan bahwa ini adalah salah satu film favorit sepanjang 2024 di kutip,Menghidupkan Kembali Semangat Film Kaiju
Godzilla Minus One mengambil latar dua tahun setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II tahun 1945. Pemandangan yang masyarakat lihat hanyalah kehancuran, dengan Tokyo dan kota-kota lainnya masih dalam proses rekonstruksi dari puing-puing perang. Film ini mengikuti kisah Koichi Shikishima (Ryunosuke Kamiki), seorang mantan pilot kamikaze yang kabur dari misi bunuh dirinya ke Pulau Odo. Shikishima menjadi salah satu yang selamat ketika Godzilla menyerang Pulau Odo, namun dia harus melanjutkan hidup dengan penyesalan besar karena merasa dirinya pengecut .
Tragedi Manusia dan Kemunculan Godzilla
Di Pulau Odo, Shikishima pertama kali berhadapan dengan Godzilla, sebuah pengalaman traumatis yang meninggalkan jejak mendalam di hidupnya. Setelah peristiwa tersebut, Shikishima kembali ke Tokyo dan mencoba membangun kembali hidupnya yang hancur. Ia bertemu dengan Noriko Oishi (Minami Hamabe), seorang perempuan yatim piatu, dan Akiko (Sae Nagatani), bayi perempuan yang dijaga oleh Noriko. Ketiganya tinggal bersama dan mencoba membangun kembali kehidupan mereka di tengah kehancuran pascaperang .
Demi menafkahi "keluarga" barunya, Shikishima bekerja sebagai awak kapal Shinsei Maru yang bertugas membersihkan ranjau laut bekas perang. Tidak hanya pekerjaan, ia juga mendapat teman-teman baru di kapal tersebut. Suatu hari, Godzilla terbangun dan bermutasi menjadi lebih berbahaya setelah terpapar radiasi dari uji tes senjata nuklir milik Amerika Serikat. Kaiju itu menargetkan Jepang sebagai sasaran barunya, tepatnya ke arah Ginza. Hal ini membuat militer Jepang menyusun strategi untuk mengalahkan Godzilla, termasuk Shikishima yang bertekad untuk menebus kesalahannya di masa lalu .
Kisah Kemanusiaan yang Menyentuh
Godzilla Minus One berhasil menyajikan kisah manusia yang mendalam dan tragis, dengan kehadiran Godzilla sebagai simbol kekuatan destruktif yang harus dihadapi. Takashi Yamazaki, yang menulis skenario, menyutradarai, dan mengawasi tim efek visual (VFX) film ini, berhasil menangkap esensi dari trauma akibat senjata nuklir. Yamazaki menunjukkan bahwa Godzilla bukan hanya monster, tetapi juga representasi dari ancaman eksistensial yang menghantui manusia. Keputusan Shikishima untuk melawan Godzilla tidak hanya sebagai aksi heroik, tetapi juga sebagai bentuk penebusan diri dan perjuangan melawan rasa bersalah yang menghantuinya .
Penghargaan dan Prestasi
Salah satu prestasi besar yang diraih Godzilla Minus One adalah memenangkan penghargaan Best Visual Effects di Academy Awards. Dengan anggaran sekitar US$15 juta atau 2,3 miliar yen, film ini berhasil mengalahkan film-film Hollywood yang biasanya memiliki anggaran jauh lebih besar . Yamazaki, yang memiliki latar belakang sebagai ahli VFX sebelum merambah ke penulisan dan penyutradaraan, mampu mengawasi setiap detail efek visual dengan sangat teliti, memastikan bahwa setiap adegan terlihat realistis dan mendukung narasi film .
Tantangan Eksternal dan Pengalaman Penonton