Mohon tunggu...
Muhammad Farras Arrasyidu
Muhammad Farras Arrasyidu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Saya saat ini sedang menjalani pendidikan Magister Kesehetan Masyarakat di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Rokok terhadap Kesehatan Remaja dan Lingkungan

17 September 2024   12:42 Diperbarui: 17 September 2024   14:21 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahunnya. Lebih dari 7 juta dari kematian disebabkan oleh penggunaan tembakau secara langsung sedangkan sekitar 1,2 juta adalah akibat dari perokok pasif yang tidak merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskulas dan gangguan pernapasan. Jumlah perokok di seluruh dunia telah mencapai 1,3 miliar orang dan 80% berada di negara berpenghasilan menengah hingga rendah Asia Tenggara memiliki jumlah perokok untuk remaja laki-laki berusia 13-15 tahun mencapai 9,2%, diikuti Eropa sebesar 8,8%, dan Amerika sebesar 7,4%.

Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, 7,4% dari 70 juta perokok aktif di Indonesia adalah perokok berusia 10-18 tahun. Sedangkan dari Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi remaja perokok aktif di Indonesia meningkat dari 18,8% pada tahun 2019 menjadi 22,04% pada tahun 2022. Menurut The Aceh Institute pada tahun 2021, jumlah siswa perokok di Banda Aceh mencapai 50 persen, yang setara dengan 34,9 persen dari total remaja di Indonesia.

Merokok bukan hanya dikalangan laki-laki, melainkan juga perempuan dengan data perokok perempuan berusia 13-15 tahun tertinggi berada di Amerika sebesar 7,1% atau 3,6 poin lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 3,5%, diikuti oleh kawasan Eropa 6,8%.

Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pendapatan negara dari cukai hasil tembakau (CHT) pada 2023 mencapai Rp.210,29 triliun. Angkanya berkurang Rp8,33 triliun atau menyusut 3,81% dibanding 2022.

Indonesia memang menjadi salah satu negara konsumsi rokok terbesar di dunia. Data perokok di Indonesia semakin meingkat terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Jumlah perokok dewasa meningkat secara signifikan dalam waktu 10 tahun sebesar 8,8 juta orang. Dari 60,3 juta perokok pada meningkat pada tahun 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada tahun 2021, serta sebanyak 21 juta remaja berusia 13-15 tahun menjadi perokok pada tahun 2020, dengan jumlah total perokok sebanyak 15 juta dan untuk remaja perempuan sebanyak 6 juta.

Rokok terdiri dari bahan kimia berbahaya seperti nikotin, karbon monoksida, tar, benzene, arsenik, dan formaldehida. Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia, termasuk zat yang diduga menyebabkan kanker paru. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisap-nya, masalah ini masih sulit diselesaikan hingga saat ini. Berbagai dampak dan bahaya merokok sebenarnya sudah di publikasikan kepada masyarakat, namun kebiasaan merokok masyarakat Indonesia masih sulit untuk dihentikan.

Kebiasaan merokok di karenakan adanya perubahan emosional, fisik, minat dan perilaku. Remaja yang mulai meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta mulai menunjukkan kemampuannya dalam berperilaku dewasa. Perilaku merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negative dari segi kesehatan, ekonomi, sosial dan psikologis bagi kaum remaja. Dampak negatif yang disebabkan oleh rokok tidak hanya merugikan bagi perokok itu sendiri tetapi juga orang yang ada di sekitarnya.

Kandungan dalam rokok dapat menyebabkan kerusakan dan berbagai macam penyakit seperti radang gusi (periodontitis), radang faring (faringitis), radang laring (laryngitis), infeksi bronkus (bronchitis), penyakit paru (penyakit paru obstruktif dan kanker paru). Meskipun efek dan bahaya tembakau bagi kesehatan sudah diketahui, nyatanya masih banyak remaja yang merokok bahkan mengabaikan berbagai risiko kesehatan yang tertulis dengan sangat jelas disetiap bungkus rokok.

Perilaku merokok dikalangan remaja patut mendapatkan perhatian karena masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh kualitas generasi penerusnya. Merokok itu bukan sesuatu yang baik dan akan mengganggu kesehatan saat usia lanjut. Perilaku merokok di kelompok remaja patut dikhawatirkan, karena tidak hanya meningkatkan risiko penyakit namun juga merusak emosional dan perilaku remaja, bahkan mengarah pada perilaku criminal.

Dampak rokok bukan hanya merusak kesehatan pada remaja, melaikan juga merusak lingkungan dengan sangat kompleks dan berdampak luas. Buangan punting rokok yang sulit ter-degradasi dan berdampak negatif pada ekosistem laut, Dampak polusi udara akibat merokok mencakup peningkatan emisi karbon dioksida yang signifikan dan berkontribusi terhadap perubahan iklim. Sampah puntung rokok menimbulkan akumulasi sampah plastik yang merugikan ekosistem laut dan kesehatan manusia. Produksi tembakau juga membawa dampak serius, termasuk deforestasi, penggunaan agrokimia, dan polusi.

Salah satu cara untuk mengubah perilaku merokok di kalangan remaja salah satunya dengan memberikan informasi dan pengetahuan, agar mereka dapat mengambil keputusan yang tepat dalam keadaan yang penting bagi kesehatan dan lingkungan sekitar. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah kegiatan atau upaya menyampaikan pesan kesehatan kepada remaja, kelompok, dan individu untuk dapat belajar tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap perilaku pendidikan kesehatan, dan juga diharapkan dapat mempengaruhi perubahan perilaku dari sasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun