Semarang (29/01/2022) -- Penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas dalam pengobatan sendiri (swamedikasi) harus mengikuti prinsip penggunaan obat secara umum, yaitu penggunaan obat secara aman dan rasional.Â
Swamedikasi memerlukan obat yang telah terbukti keamanan, khasiat dan kualitasnya, serta membutuhkan pemilihan obat yang tepat sesuai dengan indikasi penyakit dan kondisi pasien.Â
Swamedikasi sangat erat kaitannya dengan obat over the counter (OTC) yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit ringan seperti nyeri,  radang, dan  demam. Swamedikasi dapat menghemat waktu dan biaya dalam berobat pada fasilitas kesehatan namun swamedikasi juga memiliki beberapa risiko pada masyarakat dengan tingkat pengetahuan Kesehatan yang rendah sehingga dapat meningkatkan risiko penggunaan obat yang tidak tepat.
Bertempat di Balai RW 06 Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang pada Minggu (23/01/2022), kegiatan edukasi mengenai pemilihan obat dalam praktik swamedikasi dipaparkan oleh Muchammad Faris, mahasiswa Farmasi yang tergabung dalam Tim 1 KKN Universitas Diponegoro 2021/2022, kepada warga RW 06 Kelurahan Bendan Duwur. Kegiatan edukasi yang dilakukan meliputi pemberian buku pedoman swamedikasi bergambar untuk menarik minat membaca pada masyarakat setempat.Â
Dalam kegiatan tersebut dijelaskan berbagai hal mengenai swamedikasi diantaranya pengertian, golongan obat, aturan pemakaian obat, cara memilih obat untuk swamedikasi, hingga swamedikasi untuk penyakit ringan seperti batuk, demam, dan nyeri.
Warga RW 06 Kelurahan Bendan Duwur yang antusias untuk mengikuti kegiatan edukasi tersebut bahkan datang lebih awal untuk menghadiri kegiatan ini. "Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat awam khususnya warga kelurahan Bendan Duwur karena sebagian besar warga sudah pasti pernah melakukan swamedikasi namun masih belum mengetahui tata cara melakukan swamedikasi dengan baik, aman, dan rasional," ujar ibu RW 06.
Di samping mengikuti kegiatan edukasi, warga juga berbondong-bondong untuk melakukan pengecekan tekanan darah dan menyampaikan beberapa keluhan mengenai kondisi kesehatan fisik untuk diberi saran dan edukasi sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup karena kondisi kesehatan yang prima.
Program ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat dan dapat mengubah pola pikir serta perilaku masyarakat agar tidak sembarangan dalam menggunakan obat khusunya saat swamedikasi. Program ini juga diharapkan dapat mendukung mewujudkan tujuan ketiga dari sustainable development goals (SDGs) yang dicanangkan oleh PBB yaitu kehidupan sehat dan sejahtera.
Penulis: Muchammad Faris
Editor: Reny Wiyatasari, S.S., M.Hum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H