Sensasi Maroko di Piala Dunia 2022 yang menembus hingga babak semifinal berhasil merebut perhatian kita semua. Setelah menjadi pecundang di Rusia empat tahun silam (juru kunci grup B), tim asuhan Walid Regragui justru menjelma menjadi tim kuda hitam di Qatar. Siapa yang menyangka Singa Atlas bisa memuncaki grup F yang berisikan duo jagoan Eropa, Belgia dan Kroasia? Siapa yang menyangka pula Negeri Maghribi mampu menyingkirkan duo Iberia Spanyol dan Portugal di babak knockout round?
Keajaiban tidak terjadi begitu saja, selalu ada alasan yang melatarbelakanginya. Taktik cermat dan jitu Walid Regragui tentu patut kita puji, peran besar para pemain yang mampu menjalankan instruksi pelatih dengan sempurna harus kita apresiasi.Â
Namun sepak bola bukan selalu tentang hal-hal yang berada di lapangan, akan selalu ada cerita-cerita non-teknis yang menyertainya. Berikut adalah sepenggal kisah dari Maroko, kunci sukses dibalik layar yang mungkin bisa kita teladani.
Dukungan Orang Tua dan Keluarga Terdekat.
Jangan pernah meragukan restu dan doa orang tua! Hal ini berlaku bagi siapa saja tak terkecuali para pemain dan staff pelatih Maroko. Pada Piala Dunia Qatar ini, Federasi Sepak Bola Maroko (FRMF) melalui presiden Fouzi Lekjaa dan restu pelatih Walid Regragui mempunyai kebijakan menarik, dimana mereka ikut menerbangkan anggota keluarga tim dan official ke Doha, mereka pun ikut menginap di kamp latihan tim. Suasana markas tim selama di Qatar tersebut layaknya sebuah acara perkemahan sekolah antara anak, guru, dan orang tua, semua kumpul dan menghabiskan waktu bersama.
Beberapa orang tua yang ikut hadir ke Doha antara lain adalah orang tua dari sang juru taktik itu sendiri, Walid Regragui. "Selama saya hidup saya tidak pernah menemani anak saya menjalani laga tandang, baik itu saat ia menjadi pemain atau pelatih, datang ke stadion pun tidak pernah. Namun kali ini di Qatar, bersama orang tua lainnya, kami datang untuk mendukung mereka" ucap Fatima kepada salah satu kanal olahraga Maroko, Arriyadia.
Walid Regragui's mother Fatima who has lived in Paris for more than 50 years has never traveled to watch him as a player or coach but he insisted she comes to the World Cup in Qatar.
Result? He inspired Morocco to a historic quarterfinal place. pic.twitter.com/qT2mVhBLTV--- Usher Komugisha (@UsherKomugisha) December 7, 2022
Pentingnya dukungan orang tua dan keluarga terdekat pun diamini oleh sang pelatih. Melalui salah satu sesi wawancara resmi, ia berujar "Kesuksesan kami tidak akan terjadi tanpa dukungan orang tua".
Kisah manis dukungan keluarga tim Maroko yang tak kalah menariknya adalah dukungan ibu Achraf Hakimi. Viral beredar foto-foto saat Achraf Hakimi mencium ibunya yang hadir langsung ke stadion setiap Maroko berhasil meraih kemenangan. Hakimi seakan tak lupa jasa orang tuanya yang begitu besar terhadap perkembangan karirnya. Saat masih bermain di Dortmund, Hakimi pernah bercerita dalam suatu wawancara resmi Bundesliga, "Waktu saya kecil, ibu saya hanyalah seorang pembantu, ayah saya petugas jalanan, kami merupakan keluarga kurang mampu yang terus berjuang di lingkungan Spanyol. Setiap saya bermain, saya bermain untuk mereka, dulu mereka mengorbankan segalanya untuk saya."