Mohon tunggu...
Muhammad Farhan
Muhammad Farhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis lepas dan hobi menulis. Aktif dalam kegiatan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tanah Air dalam Islam: Antara Pendekatan Moderat dan Radikal

18 Juni 2024   16:09 Diperbarui: 18 Juni 2024   16:10 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pandangan Kelompok Islam Moderat dalam Memandang Tanah Air. 

Pandangan kelompok islam radikal tentang tanah air sangat bertolak belakang dengan kelompok Islam moderat yang diwakili oleh para ulama-ulama yang ada di Indonesia. Salah satunya seperti yang disampaikan oleh Quraish Shihab. 

Menurut Quraish Shihab, tanah air merupakan kata majemuk dan mengandung makna kehidupan. Kata tanah, ia mengisyaratkan bahwa kita (manusia) berasal dari tanah dan disanalah kita lahir dan tumbuh. Disambung dengan makna air, ia adalah sumber kehidupan dan memiliki manfaat besar bagi kita.

Menurut Ustadz Quraish Shihab, ada dua hal penting mengenai tanah air. Pertama, tanah air punya ketertarikan dengan tanah ini. Kita memiliki kepentingan untuk meraih airnya, agar kita bisa hidup dengan air itu. 

Kedua, mengenai makna tumpah darah. Mengapa dinamai dengan tumpah darah? Tentunya, kita lahir disini dan semua para ibu menumpahkan darahnya. Jika kita mencintai tanah air, berarti kita berkorban untuk menumpahkan darah kita dengan cara membelanya. Maka dalam hal ini, cinta tanah air itu naluri. Seberapa lama kita hijrah ke negeri orang, pasti dia akan rindu untuk kembali.

Kelompok Islam moderat tidak hanya memandang tanah air lewat pernyataan ulama mereka saja. Namun mereka juga memandang bahwa Nabi Muhammad sebagai orang yang cinta tanah air. Bukti Nabi Muhammad cinta tanah air terbukti dari catatan sejarah saat Nabi tinggal di Madinah. Saat tinggal di Madinah, Nabi Muhammad merindukkan tempat dirinya berasal yaitu Makkah. 

Kerinduannya akan kampung halaman semakin kuat ketika dirinya sudah cukup lama tinggal di Madinah. Bahkan semakin rindunya akan tanah air Nabi Muhammad sampai bermimpi. Merujuk dari buku Tafsir di Era Revolusi Industri 4.0 karangan Syamsuri. Rasulullah SAW bermimpi bahwa ia masuk ke kota Makkah dan bertawaf di Ka'bah. Lalu, mimpi ini ditafsirkan bahwa umat Muslim akan mengalami kemenangan dalam waktu dekat. 

Orang kafir tidak mempercayainya dan menganggap mimpi tersebut kebohongan belaka. Kemudian Allah SWT menurunkan sebuah ayat untuk membuktikan mimpi tersebut yang berbunyi:

Artinya: "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram. Insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Surat Al-Fath Ayat 27)

Pada dasarnya, konsep tanah air sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Meskipun tidak ada dalil ayat ataupun hadits yang menjelaskannya. Namun Nabi Muhammad mengajarkan lewat perilakunya bahwa tanah air itu harus dicintai, dan diperjuangkan. 

Imam Al-Qarafi, salah seorang ulama ahli fiqh. Dalam kitabnya Al-Dzakiroh, dia mengatakan bahwasanya salah satu hikmah dalam perjalanan haji adalah mendidik diri dengan meninggalkan tanah air. Mendidik agar menjadi jiwa yang lebih baik ketika nanti kembali ke tanah air. Jika masih mempunyai rasa berat untuk meninggalkan tanah air, maka orang itu masih mempunyai rasa cinta terhadap tanah airnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun