Mohon tunggu...
Muhammad Farhan
Muhammad Farhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis lepas dan hobi menulis. Aktif dalam kegiatan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mewaspadai Propaganda Khilafah di Tengah Seruan "All Eyes On Rafah"

14 Juni 2024   18:35 Diperbarui: 14 Juni 2024   18:35 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perang di Gaza antara kelompok militan Hamas, dan Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023 hingga saat ini belum berakhir. Perang ini telah banyak mengakibatkan korban jiwa khususnya masyarakat sipil. Melansir Kantor PBB untuk Koordinasi Kemanusiaan (OCHA). Total korban jiwa Palestina hingga 27 Mei 2024 bertambah menjadi 36.050 jiwa, sementara 81.026 lainnya terluka.

Perang ini telah banyak menghancurkan infrastruktur warga palestina. Banyak warga sipil yang mengungsi untuk menghindari peperangan tersebut. Salah satu tempat yang menjadi perlindungan warga palestina adalah di wilayah Rafah. Namun bukannya menjadi tempat perlindungan, justru wilayah ini pula yang menjadi sasaran perang oleh tentara Israel. 

Pada Senin, 27 Mei 2024, serangan udara Israel menghantam kamp pengungsian masyarakat Palestina di Rafah. Serangan udara Israel ini memicu terjadinya kebakaran pada kamp tenda pengungsi hingga menewaskan 45 orang. 

Setelah peristiwa serangan udara yang menyasar warga sipil Palestina. Serangan ini akhirnya memicu seruan oleh masyarakat di dunia. Seruan All Eyes On Rafah artinya semua mata tertuju ke Rafah. Seruan "All Eyes On Rafah" menggema di berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok hingga X. Seruan All Eyes On Rafah adalah bentuk seruan kemanusian yang terjadi di Palestina. 

Namun seruan All Eyes On Rafah jika tidak dimaknai secara tepat justru akan memunculkan makna lain. Munculnya makna lain terhadap seruan All Eyes On Rafah ini disebabkan adanya upaya propaganda kelompok Khilafah untuk menjelekkan peran Indonesia. Kelompok Khilafah menyampaikan bahwa peristiwa yang terjadi di palestina hingga saat ini adalah bukti akibat tidak adanya pemerintahan khilafah. Mereka memandang Indonesia sebagai negara telah gagal untuk membantu Palestina. 

Kelompok Khilafah menyampaikan bahwa Islam jika di tangan bangsa Indonesia akan banyak berdiam diri, dan membiarkan saudara-saudaranya di Palestina teraniaya. Mereka menyampaikan bahwa dengan khilafah, umat Islam dapat melakukan perlawanan menggunakan jalan  jihad (perang) sehingga dapat memberikan kemerdekaan untuk Palestina. 

Seruan All Eyes On Rafah ini akhirnya dapat berubah makna. Sebagai bentuk kebencian terhadap pemerintah karena dianggap gagal dalam membantu kemerdekaan Palestina. Mereka kelompok khilafah akan berusaha sekuat tenaga menyebarkan pandangan negatif ini di media sosial. 

Jika seruan All Eyes On Rafah tidak dimaknai secara tepat. Akhirnya kita sebagai warga negara Indonesia akan luntur kecintaan terhadap negara akibat dari propaganda tersebut. Maka dari itu, lantas bagaimana cara kita untuk mewaspadai propaganda Khilafah di tengah seruan "All Eyes On Rafah"? 

Menyadari All Eyes On Rafah sebagai Spirit Kemanusiaan untuk Segera Menghentikan Perang. 

Perlu kita sadari bahwa seruan All Eyes On Rafah bukanlah seruan mengajak kebencian terhadap pemerintah, dan kelompok manapun. Seruan ini adalah bentuk mengajak seluruh masyarakat dunia untuk melakukan misi kemanusiaan di Rafah. Seruan untuk menghentikan perang yang telah berlangsung sangatlah lama. 

Seruan ini tidak hanya menjadi trend topic di Indonesia, namun bahkan juga negara-negara Eropa. Banyak masyarakat Eropa mulai melakukan aksi demo di Paris, London, Belanda, New York, Los Angeles, dan wilayah lainnya di belahan dunia. Untuk menuntut organisasi PBB segera melakukan aksi kemanusian, dan menghentikan perang yang terjadi di Palestina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun