Mohon tunggu...
muhammad farhan
muhammad farhan Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pelajar

Muhammad Farhan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perih Amis Sayap Patah

10 Februari 2022   09:27 Diperbarui: 10 Februari 2022   09:45 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akulah merpati yang sedang patah sayap

tersangkut jerat di kawasan berasap

Telingaku berdarah, tuli, terpukul guntur hujan

Tugas migrasi menuntutku terbang jauh

Namun mengucurnya darah memaksaku

'tuk berteduh di pojok kota kumuh

dingin, sepi, sendiri ... sembari meluruskan sayap

dan menyumbat pendarahan yang mengotori bulu putihku

bau amis darah bercampur amis kumuhnya kota

merangsek masuk ke dalam hidung

bingung, penat, perih ...

Derasnya hujan yang dingin memelukku malam itu

Tak ada harap, selain ingin dihampiri teman sesama koloni

Meriang tubuh ini dalam penantian

berharap temanku datang

ya, semoga saja begitu ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun