Akulah merpati yang sedang patah sayap
tersangkut jerat di kawasan berasap
Telingaku berdarah, tuli, terpukul guntur hujan
Tugas migrasi menuntutku terbang jauh
Namun mengucurnya darah memaksaku
'tuk berteduh di pojok kota kumuh
dingin, sepi, sendiri ... sembari meluruskan sayap
dan menyumbat pendarahan yang mengotori bulu putihku
bau amis darah bercampur amis kumuhnya kota
merangsek masuk ke dalam hidung
bingung, penat, perih ...
Derasnya hujan yang dingin memelukku malam itu
Tak ada harap, selain ingin dihampiri teman sesama koloni
Meriang tubuh ini dalam penantian
berharap temanku datang
ya, semoga saja begitu ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H