Sepakbola adalah Bentuk Diplomasi?

Paradiplomasi merupakan sebuah konsep yang merujuk pada kemampuan aktor-aktor subnegara dalam hubungan internasional. Konsep paradiplomasi pertama kali dipopulerkan dalam kajian Hubungan Internasional melalui tulisan Ivo Duchacek (1984) dalam artikelnya The International Dimension of Sub-National Self-Governments. Dalam artikel jurnal tersebut, Duchacek mencetuskan istilah paradiplomasi sebagai payung istilah bagi kegiatan-kegiatan diplomasi global dan transregional oleh entitas-entitas subnasional. Menurutnya, ada dua tipe paradiplomasi: (1) transborder regional paradiplomacy dan (2) global paradiplomacy. Istilah pertama, yakni transborder regional paradiplomacy, merujuk pada aktivitas luar negeri antardaerah yang memiliki batas wilayah bersinggungan.

Persib Bandung  adalah klub sepak bola Indonesia yang berdiri pada 14 Maret 1933, berbasis di Bandung, Jawa Barat. Persib Bandung dikatakan sebagai aktor sub-nasional karena merupakan bagian dan anggota PSSI, federasi resmi sepak bola Indonesia yang diakui federasi dunia, FIFA. Sebelum menjadi klub profesional sepenuhnya, Persib pernah dibawah pengelolaan Pemkot Bandung serta mendapat kucuran dana dari APBD. Pengelolaan klub diambil alih PT. Persib Bermartabat sebagai langkah profesionalisasi klub sepak bola Indonesia. Klub peraih gelar Juara Liga Indonesia dua kali ini  dikenal sebagai klub yang menghasilkan banyak pemain berkualitas. Di era sekarang, Febri Hariyadi, Hanif Sjahbandi, Gian Zola Nasrullah, Dede Natsir, Dedi Kusnandar, Ryuji Utomo, Alfath Fatier, hingga Beckham Putra Nugraha menjadi pemain yang sedang eksis di persepak bolaan tertinggi dalam negeri. 

Football Club Internazionale Milano yang dikenal dengan nama Internazionale ataupun juga Inter, yang lebih dikenal di Indonesia sebagai Inter Milan. Inter sama seperti Persib, dapat dikatakan sebagai aktor sub-nasional karena merupakan anggota resmi induk sepak bola Italia, FIGC, yang secara resmi pula diakui oleh FIFA. Inter merupakan klub besar di Italia, dengan raihan 18 scudetto, 3 gelar Liga Champions UEFA serta 3 kali Juara Piala Dunia antarklub. Masalah produksi pemain Nerazzurri tidak perlu diragukan, playmaker terbaik Italia, Andrea Pirlo dan palang pintu Gli Azzurri, Leonardo Bonucci menjadi lulusan terbaiknya.

Kedua klub Persib Bandung dan Inter Milan sama-sama pernah memiliki pemegang saham yan berasal dari Indonesia. Pemegang saham kedua klub tersebut bernama Erick Tohir yang berasal dari Indonesia. Lalu pada tahun 2019 Erick Tohir menjual saham Inter Milan kepada Steven Zhang. Dengan kepemilikan bersama pada masa tersebut, peluang menjalin kerja sama menjadi terbuka antar kedua klub.

Pada 2018, Persib dan Inter Milan menjalin kerja sama dalam rangka pembinaan usia muda. Persib Bandung akhirnya secara resmi membentuk akademi untuk membangun pembinaan berjenjang. Projek anyar ini lahir sebagai bentuk kerja sama Persib dengan Inter Academy Indonesia. Nantinya, akademi Persib ini akan menggunakan kurikulum yang berbasis di Centro Sportivo Giacinto Facchetti, Italia.

Dengan hadirnya akademi sepak bola Persib dengan kurikulum Inter Milan, diharapkan anak-anak Indonesia mendapatkan kesempatan mengembangkan kemampuan dengan ambil bagian dalam sesi latihan yang menggunakan standar teknik tinggi. Pelatih lokal akan ambil bagian dalam proyek ini karena mereka yang akan berinteraksi langsung dengan para pemain muda dalam latihan sehari-hari untuk mengembangkan sepak bola ke level global.

Dengan adanya kerja sama tersebut, Persib membuka banyak Akademi di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat. Pada tahun ini sudah ada 9 Akademi serta target memiliki 20 Akademi di Jawa Barat. Pembukaan diberbagai kota dan kabupaten ini tentu bertujuan untuk memajukan sepak bola Jawa Barat sendiri karena Maung Bandung tidak hanya melulu soal Kota Kembang, Persib merupakan simbol sekaligus sepakbola milik orang Bandung (sunda).

Kerja sama antara lintas negara atau paradiplomasi sub-national dua klub besar di masing-masing negara seperti Persib Bandung dan Inter Milan bukan hal yang pertama kali terjadi. Beberapa bahkan menyatukan diri kedalam induk perusahaan yang sama, seperti New York City (Amerika), Manchester City (Britania), Melbourne City (Australia), Yokohama F. Marinos (Jepang), Girona (Italia), dan Mumbai FC (India) dalam City Football Club, meski kerja sama tersebut dalam rangka ekonomi dan keuangan klub.

Pembinaan usia muda yang digagas Persib dengan berkerja sama dengan Inter Milan tentu merupakan sebuah terobosan baru dalam menajamkan produksi pemain muda sebagai aset dan investasi klub di masa depan. Pembinaan ini tentu akan dirasakan Persib sendiri yang kelak tidak akan khawatir akan regenerasi pemain muda. Terutama dimasa pasca pandemi COVID - 19 dimana banyak para pemain yang tidak terdeteksi oleh para pelatih maupun pencari bakat. Ini juga akan menjadikan Persib sebagai tim yang mampu memberikan atmosfer sepakbola eropa kepada para pemain mudanya. Semoga kedepannya semakin banyak klub Indonesia yang menjalin kerjasama dengan klub besar dunia agar sepakbola Indonesia semakin meluas wawasan mengenai sepakbola.