Mohon tunggu...
muhammadfaqihhilmimurtadho
muhammadfaqihhilmimurtadho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

saya suka dengan isu ekonomi dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengharmoniskan Literasi Digital dan Teknologi Informasi Demi Masa Depan yang Inklusif

11 Januari 2025   07:40 Diperbarui: 11 Januari 2025   08:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era digital saaat ini, literasi digital dan teknologi informasi (TI) menjadi dua aspek yang saling terkait dan sangat penting bagi perkembangan masyarakat. Transformasi digital telah membawa perubahan besar dalam cara kita berinteraksi, belajar, dan bekerja. Namun, kesenjangan dalam literasi digital masih menjadi tantangan serius, terutama di daaerah pedesaan dan di kalangan kelompok marjinal. Oleh karena itu, penting untuk mengharmoniskan literasi digital dengan teknologi informasi demi menciptakan masa depan inklusif bagi semua lapisan masyarakat. 

Apa Itu Literasi Digital?

Literasi digital berasal dari bahasa inggris yakni literacy yang diartikan sebagai kemampuan baca tulis. Namun dalam perkembangannya, literasi berkembang dengan berbagai maknse yaitu sebagai proses menulis, membaca, berbicara, mendengar, membayangkan, dan melihat yang mana dalam prosesnya melibatkan kognitif, liguistik, dan aktivitas sosial. Literasi digital merupakan kemampuan individu dlaam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, dan menciptakan informasi dengan menggunakan teknologi digital. Komisi Eropa (2013) menekankan bahwa literasi digital mencakup kemampuan berpartisipasi aktif dalam masyarakat informasi, termasuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan dan menciptakan informasi secara etis. Hal ini menunjukkan bahwa literasi digital tidak hanya sekedar pemanfaatan teknologi, namun juga pemahaman konteks sosial dan etika di dunia maya.

Tantangan dalam Mengharmoniskan Literasi Digital dan Teknologi Informasi

1. Kesenjangan Digital : Tidak semua individu memiliki akses yang sama terhadap teknologi informasi. Faktor ekonomi, geografis, dan pendidikan sering kali menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk mendapatkan akses ke perangkat dan internet.

2. Kurangnya Pendidikan Literasi Digital : Banyak instuisi pendidikan belum sepenuhnya mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum mereka. Hal ini menyebabkan lulusan tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di dunia kerja modern.

3. Misinformasi : Penyebaran informasi palsu atau menyesatkan dimedia sosial dapat membingungkan masyarakat dan mengurangi kepercayaan terhadap sumber informasi yang valid.

Peluang Untuk Meningkatkan Literasi Digital dan Memanfaatkan Teknologi Informasi Demi Masa Depan Yang Inklusif

1. Pendidikan Berbasis Teknologi : Penggunaan platform pembelajaran online dapat membantu menjangkau individu di daerah terpencil.

2. Kampanye Kesadaran masyarakat : Meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi digital melalui kampanye publik dapat membantu masyarakat memahami manfaatnya.

3. Inovasi dalam Teknologi : Perkembangan teknologi baru seperti aplikasi mobile dapat digunakan untuk menyampaikan materi pendidikan tentang literasi digital secara interaktif.

Strategi dan Model Implementasi

1. Pendekatan pendidikan formal dan non-formal

          Pendekatan pendidikan formal harus mencakup kurikulum literasi digital di tingkat sekolah dasar hingga menengah serta perguruan tinggi. Selain itu, program pendidikan non-formal seperti workshop atau seminar juga perlu dilakukan untuk menjangkau masyarakat umum. Program-program ini harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik kelompok sasaran agar lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan literasi digital mereka.

2. Kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat

          Kolaborasi antara pemerintah , sektor swasta, dan masyarakat sanagat penting dalam mengimplementasikan program literasi advanced yang efektif. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk merumuskan kebijakan dan memberikan fasilitas yang mendukung all inclusive terhadap teknologimserta pendidikan literasi computerized . Selain itu, sektor swasta juga memegang peranan penting dengan menyediakan alat dan sumber daya untuk mendukung program-program literasi advanced. Di sisi lain, masyarakat lokal harus terlibat dalam pengembangan prtogram-program ini agar sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Studi Kasus dan Best Practices

Beberapa negara telah berhasil menerapkan program literasi digital dengan sangat baik, di antaranya adalah Finlandia dan Singapura. Finlandia dikenal dengan sistem pendidikannya yang inovatif, termasuk integrasi literasi digital ke dalam kurikulum sekolah. Pendidikan di Finlandia telah lama menjadi salah satu yang terbaik di dunia, dengan fokus pada pengembangan keterampilan literasi yng komprehensif. Sejak tahun 2014, pemerintah Finlandia mulai memasukkan literasi emdia sebagai kurikulum dasar sebagai respons terhadap meningkkatnya disinformasi dan berita hoaks. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menilai dan memverifikasi informasi yang mereka terima.Di sisi lain, Singapura melalui inisiatif Smart Nation-nya juga telah behasil meningkatkan keterampilan teknologi informasi warganya melalui berbagai program pelatihan. Inisiatif ini bertujuan untuk mempersiapkan masyarakt menghadapi era digital dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap teknologi dan pendidikan. Kedua contoh ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari semua pemangku kepentingan, negara dapat secara signifikan meningkatkan tingkat literasi digital warganya.

Kesimpulan

Kesimpulan daari pembahsan mengenai harmonisasi literasi digital dan teknologi informasi menunjukkan bahwa keduaaspek ini memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan berdaya saing di era digital. Literasi digital, yang mencakup kemampuan individu untuk mengakses, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara efektif, menjadi kunci untuk menghadapi tantangan informasi yang semakin kompleks. Sementara itu, teknologi informasi menyediakan alt dan platform yang memungkinkanakses terhadap informasi tersebut. Meskipun terdapat tantangan seperti kesenjangan digital dan kurangnyaa pendidikan literasi digital di berbagai institusi, peluang untuk meningkatkan literasi digital melalui pendidikan berbasis teknologi dan kampanye kesadaran masyarakat sangatlah besar. Implementasi program-program literasi digital yang sukses di negara-negara seperti Finlandia dan Singapura menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi antara pemerintah, sektorswasta, dan masyarakat, dapat meningkatkan tingkat literasi digital secara signifikan. Oleh karena itu, penting bagi semeua pihak untuk bersinergi dalam uoaya meningkatkan literasi digital demi menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun