Mahasiswa UMMÂ
dengan hasil analisis kegiatan (PMM)Â
Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa
Kerajian Mendong Khas Desa Wajak
Wajak adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur, Indonesia.Secara geografis, kecamatan Wajak terletak di kaki Gunung Semeru, pada Kecamatan Wajak Terdapat sungai yang mengalir mulai dari kaki gunung Semeru yaitu Kali Lesti, yang ujungnya bermuara di pantai selatan.Â
Mayoritas penduduk Wajak bekerja sebagai petani dan pedagang, disamping itu juga banyak terdapat banyak warganya yang berprofesi sebagai pengerajin; di antaranya pengerajin anyaman tikar Mendong, dan pengerajin anyaman tampah Mendong. Penyebaran kerajinan tikar mendong tersebar pada 7 desa, yaitu Desa Blayu (116 unit usaha), Desa Kidangbang (16 unit usaha), Desa Sukoanyar (20 unit usaha), Desa Sukolilo (30 unit usaha), Desa Patokpicis (57 unit usaha), Desa Wajak (40 unit usaha), dan Desa Ngembal (50 unit usaha),
Banyak yang masih bertanya-tanya, mendong itu apa sih sebenarnya? Mendong (Fimbristylis umbellaris) adalah sejenis rumput-rumputan atau disebut juga purun tikus, termasuk anggota suku Cyperaceae yang tumbuh di rawa-rawa atau tanah berlumpur yang memiliki kandungan air cukup banyak.Â
Tanaman ini biasanya tumbuh mencapai ketinggian kira-kira 100 cm. Tanaman ini banyak digunakan untuk bahan membuat berbagai kerajinan anyaman seperti tikar, tas, dompet, box, keranjang, dan lainnya tergantung dari kreativitas para pengrajin. Sebelum dianyam, tanaman mendong ini dijemur terlebih dahulu sampai kering, kemudian diberikan pewarnaan (biasanya warna biru tua, kuning, hijau, orange, dll) dengan teknik dicelupkan ke dalam rebusan air yang telah dicampur dengan zat pewarna. Setelah kering barulah bahan mendong ini dianyam secara manual dengan menggunakan alat penganyam tradisional dan kemudian dibuat menjadi bentuk yang diinginkan.
Permasalahan mendasar yang dihadapi masyarakat Desa Wajak adalah menurunnya kepercayaan diri masyarakat terhadap mendong dan produk turunannya. Menjadi pengrajin mendong dianggap masyarakat sebagai suatu hal yang tidak menarik. Menurunnya permintaan produk tikar mendong dan pemasaran tikar mendongyang sangat konvensional (yaitu mengandalkan pengepul) mengakibatkan penghasilan yang diterima masyarakat sangat minim.Â
Diperlukan program lainnya untuk mendukung program sebelumnya yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada pengembangan kewirausahaan pada masyarakat. Upaya diversifikasi produk seringkali dilakukan oleh sebuah perusahaan atau suatu industri yang mengalami penurunan atau kelesuan permintaan. Diversifikasi produk dilakukan dengan cara menambah keanekaragaman produk atau jasa yang sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualan.Â
Pada industri skala mikro dan kecil, upaya diversifikasi produk perlu diupayakan agar usaha terus tumbuh, berkelanjutan, memperoleh stabilitas usaha, menambah lapangan kerja serta tangguh dalam mengatasi pengaruh faktor-faktor lingkungan yang senantiasa berubah Program pengenalan diversifikasi produk kriya mendong ini disampaikan pada masyarakat dengan memanfaatkan bantuan teknologi multimedia (seperti Youtube, instagram, e-commerce dan marketplace) sebagai media pembelajaran.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa inovatif dan kreatifitas pada masyarakat Desa Wajak yaitu dengan menunjukkan bahwa dengan mengandalkan keterampilan tangan saja, mendong dapat didiversifikasikan menjadi produk lainnya, yang mempunyai nilai guna dan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Harapannya dengan pengenalan diversifikasi ini, dapat mendorong minat wirausaha dan mengembalikan kepercayaan diri masyarakat Blayu pada potensi mendong. Tujuan akhirnya adalah membantu pemerintah Kabupaten Malang untuk mengangkat kembali mendong sebagai produk unggulan khas dari Desa Wajak.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H