Mohon tunggu...
Muhammad Fakhri Ramadan
Muhammad Fakhri Ramadan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Bakrie

Mahasiswa Aktif Universitas Bakrie Program Studi Ilmu Komunikasi 2023 dengan penjurusan multimedia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Transformasi Transportasi di Era Jokowi

31 Oktober 2024   21:05 Diperbarui: 31 Oktober 2024   21:15 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta -- Di tengah pertumbuhan pesat kota Jakarta, masalah kemacetan dan polusi udara menjadi tantangan utama bagi masyarakat. Terutama masyarakat yang bertempat tinggal di kota Jakarta. Dalam upaya mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia di bawah kepresidenan Joko Widodo (Jokowi) telah meluncurkan berbagai proyek infrastruktur transportasi, termasuk Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Proyek-proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan mobilitas masyarakat, tetapi juga untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan. Dalam wawancara berikut, dua narasumber, Muhammad Ilham, seorang warga Jakarta yang bekerja di Cibubur, dan Rifa Fadhilahtun Nisa, mahasiswi Hukum Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, berbagi pandangan mereka tentang transformasi transportasi di era Jokowi pada Senin (28/10)

Kemacetan lalu lintas di Jakarta sudah menjadi masalah yang tak kunjung selesai ditangani pemerintah. Menurut data, Jakarta merupakan salah satu kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di dunia. Situasi ini berdampak pada produktivitas masyarakat dan kualitas hidup. Dalam konteks ini, proyek MRT dan LRT menjadi sangat penting. Muhammad Ilham seorang warga Jakarta, yang sehari-hari menempuh perjalanan dari Cibubur ke Jakarta, merasakan dampak langsung dari perubahan ini.

"Biasanya saya tuh1 jam baru sampe ke tempat kerja dan itu tiap hari saya harus berjuang melawan kemacetan dan polusi saat berangkat kerja. tapi, sejak LRT beroperasi, perjalanan saya jadi lebih cepat dan nyaman. Tinggal duduk sebentar tiba tiba udah sampe bahkan ga berasa capek kalo naik MRT ke cibubur pulang-balik dan kalo naik transportasi umum itu saya bisa menghindari stres akibat macet, polisi, dan kebisingan dijalanan," Ungkap Ilham, ia sangat menghargai kemudahan yang ditawarkan oleh transportasi publik.

Ilham mengakui bahwa selama ini banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena berbagai alasan, seperti kenyamanan dan fleksibilitas terutama terkait harga yang lebih ekonomis dengan kendaraan pribadi. Namun, seiring berjalannya waktu dengan semakin padatnya lalu lintas, banyak yang mulai beralih ke transportasi publik untuk menghindari kemacetan, polusi, dan kebisingan lalu lintas.

"Saya lihat banyak banget tuh temen dan rekan kerja saya yang kini lebih memilih MRT karena terjangkau dari segi lokasi, harga, bahkan fasilitas yang ditawarkan pun lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat mulai meningkat tentang pentingnya menggunakan transportasi publik guna mengurangi polusi udara agar nanti anak cucu kita bisa merasakan juga namanya udara segar," ujar Ilham.

Ia percaya bahwa kehadiran MRT dan LRT bisa mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Rifa Fadhilahtun Nisa, mahasiswi Hukum di UPN Veteran Jakarta, juga menyatakan pandangannya mengenai pergeseran ini. "Sebagai generasi muda, terutama Gen Z saya menyadari pentingnya keberlanjutan dan mengurangi jejak karbon yang ditimbulkan oleh kendaraan pribadi. Dengan menggunakan transportasi publik, kita berkontribusi untuk lingkungan yang lebih baik," ungkap Rifa.

Pembangunan MRT dan LRT tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Ilham menjelaskan bahwa dengan berkurangnya jumlah kendaraan pribadi di jalan, kualitas udara di Jakarta pun mulai membaik.

"Kalo banyak banyak orang yang beralih ke transportasi publik, saya percaya banget kalo polusi udara otomatis pasti akan berkurang dan itu semua bertahap ya engga langsung baik kualitas udara kita. Saya melihat polusi udara semakin parah ini ketika langit jakarta di sore hari bener bener gelap banget dan ini penting banget untuk kita perhatikan karena demi kesehatan kita semua, terutama di Jakarta yang terkenal dengan kualitas udaranya yang buruk," tegas Ilham.

Rifa menambahkan, "Kita juga jangan sampai menutup mata terhadap dampak negatif kendaraan bermotor, karena semua hal baik dan menguntungkan pasti ada hal buruk dan merugikan nya juga. Memang naik motor lebih ekonomis dan cepat karena bisa nyelip tapi saya membuka mata dan melihat jangka panjangnya di umur saya ketika tua nanti. Dengan adanya transportasi publik yang baik terutama LRT dan MRT ini, kita tidak hanya membantu mengurangi kemacetan yang ada di jakarta, tetapi kita juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat terutama kita juga memperbaiki kualitas udaranya ."

Salah satu hal yang membuat MRT dan LRT lebih menarik adalah desain stasiun yang modern dan aksesibilitasnya. Rifa mengamati bahwa stasiun-stasiun ini dirancang dengan baik, termasuk fasilitas untuk penyandang disabilitas.

"Desain stasiun yang ramah untuk penggunanya itu sangat penting karena pasti kenyamanan nomor 1. Dengan adanya fasilitas seperti lift dan jalur khusus untuk penyandang disabilitas berarti stasiun stasiun tersebut memperhatikan tentang kesetaraan mengenai semua orang dikalangan usia apapun bisa menaiki transportasi umum tersebut, semua orang bisa mengakses transportasi publik dengan lebih mudah," ungkapnya. Ini adalah langkah positif menuju inklusi sosial dalam sistem transportasi.

Ilham juga merasakan manfaat dari desain stasiun yang baik. "Stasiun LRT di Cibubur sangat nyaman banget bahkan bersih. Kita engga perlu berjalan jauh untuk mencapai area tunggu. Ini membuat perjalanan menjadi lebih efisien," kata Ilham.

Transformasi transportasi ini juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Rifa mencatat bahwa kehadiran MRT dan LRT diharapkan dapat meningkatkan nilai properti di sekitar stasiun. "Dengan adanya akses transportasi yang baik seperti LRT dan MRT ini, saya rasa orang-orang pasti akan lebih tertarik untuk tinggal atau berinvestasi di daerah tersebut karena kemana mana kan mudah tinggal naik doang udah sampai tujuan," jelasnya.

Ilham menambahkan, "Pasti banyak kok pengembang bisnis yang mulai melirik area sekitar stasiun MRT seperti dibangunnya kost kostan, minimarket, dan perkantoran serta ruko. Ini menciptakan peluang baru, baik untuk investasi maupun lapangan kerja. Saya rasa ini sangat baik untuk perekonomian lokal." Ia percaya bahwa pembangunan infrastruktur yang baik akan menarik lebih banyak investasi dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Namun, perjalanan menuju transformasi transportasi yang ideal tidak lepas dari tantangan. Rifa mengungkapkan bahwa meskipun ada banyak kemajuan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. "Seperti yang saya bilang diawal kalau hal baik tidak selamanya baik karena kita harus terus memantau dan tetap memastikan bahwa operasional MRT dan LRT tetap berjalan dengan baik. Pemeliharaan dan peningkatan layanan harus menjadi prioritas agar masyarakat mulai melakukan transisi untuk menaiki transportasi umum," ujarnya.

Ilham juga menyadari bahwa tidak semua orang memiliki akses mudah ke transportasi publik. "Di beberapa daerah pasti masih ada yang sulit menjangkau stasiun MRT atau LRT karena belum terjangkau terkait jarak jadi menurut saya mungkin perlu lebih banyak bus penghubung ataupun tempat transiit dan moda transportasi lain untuk menjangkau seluruh masyarakat agar seluruh masyarakat dapat menikmati kemudahan dari transportasi LRT dan MRT," ungkapnya.

Dalam era digital, teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan pengalaman pengguna transportasi publik guna menciptakan peningkatan layanan yang lebih baik. Rifa menyebutkan bahwa aplikasi mobile yang memudahkan pengguna dalam merencanakan perjalanan dan membeli tiket sangat membantu. "Kalau dengan adanya aplikasi, ini memudahkan saya banget yang Gen Z karena pengen serba sat set, dengan adanya aplikasi ini kita bisa melihat jadwal kereta secara real-time yang membuat perjalanan kita lebih terencana, bahkan melakukan transaksi seperti pembelian tiket pun bisa langsung dari aplikasi engga perlu ngantri ," jelasnya.

Ilham setuju dengan pendapat Rifa. "Aplikasi yang disediakan ini membuat segalanya menjadi lebih mudah. Kita bisa memantau waktu kedatangan kereta dan bahkan memesan tiket dari ponsel kita, yang pastinya bisa dilakukan dimana saja. Ini ngebuat saya pun bisa memanfaatkan waktu saya secara efisien" katanya. Ini memberikan kenyamanan tambahan bagi pengguna transportasi publik.

Kedua narasumber sepakat bahwa transformasi transportasi di era Jokowi adalah langkah yang positif untuk Jakarta. Rifa berharap agar pemerintah terus melanjutkan pengembangan infrastruktur transportasi yang ada. "Kita perlu berinvestasi lebih banyak dalam transportasi publik. Dalam arti kita mulai beralih ke transportasi umum seperti LRT dan MRT untuk mengurangi polusi udara, mengurangi angka kemacetan di Jakarta, dan juga mengurangi kebisingan yang ada karena dengan beralih ke transportasi umum ini menjadi solusi jangka panjang untuk masalah kemacetan dan polusi agar nanti anak cucu kita serta ketika tua kita nanti dapat merasakan kota jakarta yang lebih segar dengan udaranya," ungkapnya.

Ilham juga berharap agar kesadaran masyarakat untuk beralih ke transportasi publik semakin meningkat. "Saya jujur pengen banget ngeliat lebih banyak orang menggunakan MRT dan LRT karena naik transportasi umum itu nyaman banget bahkan cepat dan engga perlu repot repot ngantri karena kemudahan digitalisasi dari aplikasi yang ditawarkan pun bisa mengefisiensikan waktu kita, apalagi fasilitas yang ditawarkan seperti toilet, musholla, bahkan tempat duduk dalam MRT dan LRT itu nyaman banget. Naik transportasi umum itu bukan hanya kebutuhan untuk saya pribadi, tapi juga sebagai bagian dari gaya hidup yang lebih berkelanjutan," katanya.

Transformasi transportasi di Jakarta di era Jokowi memberikan harapan baru bagi masyarakat terutama masyarakat yang bertempat tinggal di kota Jakarta. Dengan adanya transportas umum seperti MRT dan LRT, masyarakat dapat menikmati perjalanan yang lebih cepat, nyaman, dan ramah lingkungan. Meskipun dibalik kenyamanan yang diberikan oleh transportasi umum seperti LRT dan MRT masih memiliki tantangan terkait LRT dan MRT yang masih belum dapat dijangkau oleh masyarakat dibeberapa titik Jakarta namun komitmen dari pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi publik adalah langkah penting menuju kota yang lebih baik agar mengurangi kemacetan, polusi udara, dan kebisingan di lalu lintas.

Sebagai warga negara yang bertempat tinggal di kota Jakarta, Muhammad Ilham dan Rifa Fadhilahtun Nisa yang merupakan warga negara indonesia mewakili suara generasi muda yang sangat menginginkan perubahan agar menciptakan kota Jakarta bersih. Dengan semangat untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan transportasi yang lebih efisien, mereka berkomitmen untuk mendukung proyek-proyek infrastruktur yang berkelanjutan demi masa depan Jakarta.

Pembangunan transportasi ini bukan sekadar infrastruktur, tetapi bagian dari upaya bersama untuk menciptakan kota yang lebih bersih, lebih nyaman untuk ditinggali, dan lebih terhubung atau terintegrasi oleh warga Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun