Terlalu banyak mengandalkan teknologi dapat membuat siswa kehilangan esensi dari pembelajaran nilai-nilai agama, yang seharusnya melibatkan pengalaman langsung, introspeksi, dan interaksi dengan lingkungan sosial. Oleh karena itu, guru perlu cerdas dalam mengombinasikan penggunaan media digital dengan metode-metode pembelajaran tradisional yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
Namun, meskipun ada tantangan tersebut, peluang untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui media digital berbasis permainan tetap sangat besar. Aplikasi seperti Kahoot dan Mentimeter memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu, platform ini juga memberikan fleksibilitas kepada guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan dapat diadaptasi ke dalam berbagai materi, termasuk PAI. Dengan permainan digital, siswa bisa belajar tentang kisah-kisah para Nabi, nilai-nilai moral dalam Islam, atau tata cara ibadah dengan cara yang tidak membosankan.
Kesimpulannya, media digital berbasis permainan memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran PAI, terutama pasca pandemi covid-19 yang telah menyebabkan perubahan besar dalam cara siswa belajar dan berinteraksi dengan pendidikan. Tantangan utama dalam penerapannya adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan esensi dari pembelajaran agama itu sendiri. Namun, dengan pendekatan yang tepat, permainan digital bisa menjadi alat yang efektif untuk membantu siswa memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H