Mohon tunggu...
Muhammad Fajr
Muhammad Fajr Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cita-cita dan Harapan dari Seorang Tukang Kuli Bangunan

14 Agustus 2018   18:46 Diperbarui: 15 Agustus 2018   08:38 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beliau sangat miris dengan keadaan Indonesia saat ini yang katanya sudah merdeka tetapi sampai saat ini dan detik ini banyak sekolahan di desa-desa kecil yang kualitas pendidikan dibawah rata-rata, beliau menginginkan anaknya untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. 

Bila perlu sampai ke luar negeri. Impian pak awi dan ibu endang bisa menyekolahkan anaknya sampai ke luar negeri untuk mewujudkan impian itu memang tidak mudah bagi pak awi dan ibu endang untuk merealisasikan ke anaknya. Apalagi dilihat dari sisi ekonomi mereka hanya mampu menyekolahkan anaknya hanya sebatas Sekolah Menengah Atas (SMA) saja.

Bercerita tentang situasi kampungnya, pak awi mengatakan bahwa dari seluruh anak muda yang ada di desa, hanya sebagian kecil dari anak muda di desa yang mau meneruskan pendidikan sampai ke jenjang perkuliahan dan memahami arti penting pendidikan. 

Orang-orang tua yang ada di desa menurut pak awi banyak yang masih belum mengerti dengan pentingnya pendidikan bagi diri sendiri. Mereka juga banyak yang tidak menamatkan sekolah pada saat masa mudanya. Memang dari segi ekonomi menurut pak awi ekonomi di desanya itu sangatlah lumayan banyak untuk menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke jenjang perkuliahan.

Banyak dari mereka hanya berpikir bahwasanya sekolah itu kurang begitu penting, dan lebih baik ketika selesai menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) mereka langsung kerja dan menghasilkan uang bagi keluarga. Pemikiran inilah yang menurut pak awi agak berseberangan dengan pemikiran beliau. Pemikiran beliau ingin membuat supaya masyarakat disana tidak berpikir seperti demikian.

Pak awi sangat berterima kasih kepada Allah SWT yang telah membukakan kesadaran bagi anak-anaknya tentang pentingnya pendidikan bagi setiap orang. Dia tak mau anaknya merasakan hal yang sama seperti bapaknya saat ini. 

Dia mau anaknya kelak akan jauh lebih pintar dan lebih mempunyai pekerjaan yang sesuai passionnya. Menurutnya, menuntut ilmu sampai setinggi langit itu penting. Orang yang mempunyai ilmu dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Pentingnya peranan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan anak itu penting bagi pak awi dikarenakan menurutnya peranan keluarga didalamnya terdapat pembelajaran yang mengajarkan anak menjadi pribadi yang baik dan santun lebih kepada mendidik karakter. Sedangkan peranan masyarakat pada pendidikan anak itu menurutnya sangat mempunyai nilai kemampuan skill professional yang dapat menunjang karirnya kedepannya serta terdapat banyak hal didalamnya termasuk nilai kerohanian dalam beragama.

Di akhir ceritanya, ia sebagai orang tua berharap kalau suatu saat putrinya sudah tidak bisa melihat bapak dan ibunya kelak. Maka yang ia harapkan dari putrinya itu bisa memanfaatkan ilmu yang dia dapat untuk mendapatkan pekerjaan serta tak lupa selalu berbagi ilmu kepada orang lain. Tak lupa juga selalu mengingat kedua orang tua dan senantiasa menjaga sholat, mengaji, serta menghargai dan menghormati masyarakat sekitar atau orang-orang yang ada di sekitarnya.

"Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada 

di jalan Allah hingga ia Pulang"

                                                                                                                                             (HR. Turmudzi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun