Cengkareng adalah sebuah kecamatan di Jakarta Barat yang terletak di sebelah barat Jakarta. Daerah ini dikenal sebagai kawasan strategis karena terletak di sebelah Bandara Soekarno-Hatta, pintu gerbang utama Indonesia untuk masuk ke Jakarta dan negara-negara lain di dunia.
Sejarah Cengkareng dimulai pada abad ke-16, ketika daerah ini masih berupa hutan belantara yang dihuni oleh suku Betawi dan suku Dayak. Pada masa itu, daerah ini masih terisolasi dan sulit diakses, sehingga tidak banyak penduduk yang tinggal di sana. Namun, pada abad ke-17, daerah Cengkareng mulai dikenal sebagai tempat pelabuhan yang penting, terutama bagi pedagang Tiongkok dan Arab yang datang ke Batavia (sekarang Jakarta).
Pada tahun 1682, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) membangun pelabuhan di daerah Cengkareng sebagai bagian dari upaya mereka untuk memperkuat posisi mereka di Batavia. Pelabuhan ini menjadi pusat perdagangan utama di kawasan barat Jakarta selama beberapa abad, dan menjadi tempat transit bagi para pedagang yang datang dari seluruh dunia.
Selama masa penjajahan Belanda, daerah Cengkareng tetap menjadi kawasan penting, terutama sebagai pusat perdagangan dan transportasi. Pada masa itu, pelabuhan di Cengkareng menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Hindia Belanda, dan menjadi tempat transit bagi barang-barang yang akan dikirim ke seluruh dunia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Cengkareng menjadi kawasan perumahan yang penting bagi para pekerja yang bekerja di daerah sekitarnya. Pada tahun 1974, Bandara Soekarno-Hatta dibuka di Cengkareng, dan daerah ini menjadi lebih penting sebagai kawasan transportasi dan perekonomian.
Seiring dengan perkembangan Bandara Soekarno-Hatta, daerah Cengkareng mengalami perkembangan pesat, terutama dalam bidang infrastruktur. Banyak gedung perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, dan apartemen yang dibangun di daerah ini untuk melayani kebutuhan para wisatawan dan pebisnis yang datang ke Jakarta.
Namun, perkembangan yang pesat ini juga membawa dampak negatif bagi daerah Cengkareng. Banyak lahan hijau dan sawah yang dikorbankan untuk pembangunan gedung dan jalan, sehingga daerah ini kehilangan sebagian besar identitasnya sebagai daerah pedesaan. Selain itu, banyak juga masalah lingkungan seperti polusi udara dan kebisingan yang muncul akibat aktivitas di sekitar Bandara Soekarno-Hatta.
Meskipun demikian, daerah Cengkareng tetap menjadi daerah penting bagi perekonomian dan transportasi di Jakarta. Bandara Soekarno-Hatta masih menjadi pintu gerbang utama Indonesia untuk masuk ke Jakarta dan negara-negara lain di dunia. Selain itu, daerah ini juga memiliki potensi yang besar.
Pada masa penjajahan Belanda, Cengkareng berada di bawah wilayah Kepatihan Tangerang. Pada saat itu, Cengkareng masih berupa perbukitan yang dikelilingi oleh sawah dan hutan belantara. Pada tahun 1924, Cengkareng menjadi kawasan pertanian yang penting di Jakarta karena ketersediaan air yang cukup.
Setelah Indonesia merdeka, Cengkareng menjadi bagian dari Kabupaten Tangerang dan pada tahun 1970-an, Cengkareng mulai mengalami perkembangan dengan adanya proyek-proyek perumahan dan industri. Pada tahun 1986, Cengkareng resmi menjadi kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Barat.
Perkembangan pesat Cengkareng terutama terjadi pada tahun 1990-an. Pada saat itu, pemerintah meluncurkan proyek pengembangan kawasan industri di Cengkareng dan sekitarnya. Beberapa perusahaan besar seperti PT. Indofood, Unilever, dan Nestle memilih Cengkareng sebagai lokasi pabrik mereka.
Selain industri, Cengkareng juga memiliki kawasan perumahan yang cukup luas. Salah satu perumahan yang terkenal di Cengkareng adalah Citra Garden City, yang dibangun pada tahun 1996. Perumahan ini memiliki konsep kota mandiri dengan berbagai fasilitas seperti pusat perbelanjaan, sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah.
Pada awal tahun 2000-an, Cengkareng juga menjadi lokasi dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Sebelumnya, bandara utama Jakarta berada di Halim Perdanakusuma, tetapi karena keterbatasan lahan dan fasilitas, pemerintah akhirnya memutuskan untuk memindahkan bandara ke Cengkareng. Bandara Soekarno-Hatta kini menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia dengan rute penerbangan ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Amerika.
Saat ini, Cengkareng masih terus mengalami perkembangan dengan adanya proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan kereta api yang menghubungkan Jakarta dengan kawasan industri dan perumahan di Cengkareng. Selain itu, pemerintah juga merencanakan pembangunan pusat bisnis baru di Cengkareng dengan konsep smart city.
Meskipun mengalami perkembangan yang pesat, Cengkareng juga mengalami beberapa masalah seperti kemacetan lalu lintas, banjir, dan polusi udara. Pemerintah dan masyarakat setempat terus berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.
Sejarah Cengkareng yang panjang dan beragam membuatnya menjadi salah satu daerah yang menarik untuk dikunjungi dan dijelajahi. Dari kawasan industri hingga kawasan perumahan yang modern, Cengkareng menawarkan berbagai pengalaman yang menarik bagi para pengunjung.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI