Azaki Khoirudin seorang intelektual dan juga penulis menuturkan kembali makna transendensi secara lebih mendalam. Melalui penjabarannya beliau menuturkan bahwa transendensi menempatkan agama sebagai titik sentral. Mengingat kembali tentang bagaimana Descartes mengungkapkan postulatnya - Corgito Ergo Sum -Â bahwa manusia dikatakan ada ketika mereka berpikir maka dalam postulat tersebut manusia terbatas pada pembuatan alat bukan memunculkan kesadaran. Sehingga tindakan manusia berbatas pada fungsionalisasi tanpa makna.Â
Sejalan dengan refleksi Syekh Abdul Quddus, penjabaran Muhammad Iqbal, dan gagasan Pak Kuntowijoyo. Dapat disimpulkan bahwa perubahan mendasar dalam hidup dapat dimulai dari melakukan, memperbaiki, dan menyempurnakan hubungan dengan Tuhan. Hidup akan lebih bermakna dan lebih terarah jika selalu terkoneksi dengan Tuhan. Isra' Mi'raj dapat menjadi momentum untuk membuat koneksi kita dengan Tuhan menjadi lebih sempurna dan membuat hidup menjadi lebih bermakna :).
Selamat Memperingati Isra' Mi'raj ^_^ dari ku yang selalu menangis ketika mendengar kalimat ini
Allah ya Nabi salam 'Alaika :')
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H