Mohon tunggu...
Rizal Al-farizi
Rizal Al-farizi Mohon Tunggu... -

uin sunan kalijaga/ilmu komunikasi 2015

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Anak Kos-Kosan? Angkringan Burjo Solusinya!

20 Oktober 2015   11:46 Diperbarui: 20 Oktober 2015   12:18 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jogja merupakan kota pelajar yang sering kali didengar oleh masyarakat umum,maka tak salah jika banyak para mahasiswa yang bersal dari dalam maupun luar daerah yang menuntut ilmu dikota budaya tersebut,disini saya tidak membahas tentang keanekaragaman budaya atupun sistem matika pendidikan yang berada di Jogja tapi saya ingin membahas tentang warung-warung makan yang biasa dicari oleh para anak kos maupun kontrakan diantaranya warung burjo dan angkringan.sering kali didengar kalau masakan burjo merupakan tempat yang mungkin menjadi faforit bagi kalangan mahasiswa, disamping harganya yang terjangkau juga banyaknya fariasi menu yang di tawarkan diwarung burjo tersebut.

Awalnya warung burjo dirintis oleh orang-orang pendatang baru dari kota kuningan jawa barat yang mendirikan warung bernama burjo (bubur kacang ijo). Namun lambat laun arti burjo sendiri sudah mulai terkikis oleh berjalannya waktu dan burjo sendiri sekarang bukan hanya khusus menyediakan menu makanan bubur kacang ijo namun burjo tersebut telah didaur ulang kembali menjadi warung makan yang menyediakan aneka menu-menu layaknya warung makan seperti umumnya namum masih menggunakan nama burjo meski burjo yang sekarang tidak lagi menyediakan bubur kacang ijo. Menurut Erwin yang merupakan salah satu penikmat sekaligus sebagai mahasiswa Jogja yang juga sebagai anak kos, warung burjo meupakan alternatif tempat makan mahasiswa di Jogja karna banyaknya burjo-burjo di setiap sudut Jogja pasti ada yang membuat rasa ingin kembali datang, di tempat burjo itu menu sambalnya yang menjadi cirikahas dan juga sensasi kopi good day yang sering kali menjadi andalan warung-warung burjo dan yang paling membedakan burjo dengan warung-warung Jogja yang lain adalah no bond. Sedangkan menurut Kamil yang merupakn seorang mahasiswa universitas di Jogja yang hidup pas-pasan, burjo merupakan salah satu alternatif tempat makan yang menyediakan berbagai macam menu makanan yang menarik. Selain rasanya yang khas ala masakan orang jawa barat, lidah kita sebagai orang jawa tengah tidak dapat memungkiri kenikmatan masakannya. Tetapi di sisi lain terkadang banyak orang yang beranggapan miring terhadap burjo, ada yang berpikiran bahwa burjo itu kotor dan kumuh sehingga masakannya tidak higienis, itu menjadi daya penghambat bagi para orang yang benar-benar menjaga kesehatan. Persepsi negatif terhadap burjo pula dilihat dari sisi harga yang cenderung mahal, dibandingkan warung-warung yang lain burjo lebih cocok bagi kalangan menengah ke atas. Kesemuanya itu tidak lepas dari kecocokan dan kenyamanan seorang penikmat, tak lepas pula bagaimana pelayanan yang terdapat dalam burjo tersebut.

Yang tak kalah tenarnya lagi adalah warung angkringan yang notabennya sering disebut oleh anak muda sebagai warung untuk nongkrong namum jika dilihat dari populasi pemanfaatanya antara warung burjo dan angkringan ini memeliki ‘paradigma’ yang mungkin agak berbeda,burjo diartikan oleh anak-anak kos sebagai warung makan yang utama sedangkan angkringan sebagai warung yang biasa dibuat untuk tongkrongan karena dilihat dari jam bukanya sendiri angkringan biasa dibuka pada malam hari sedangkan burjo tetap buka selama dua puluh empat jam siap melayani.

Ketika menyebut nama angkringan otomatis akan terbesit sebuah nama kota yang sangat istimewa yakni yogjakarta mengapa karena angkringan merupakan nama tempat makan yang bersal dari kota istimewa tersebut,uniknya yang mebedakan angkringan dengan tempat yang lain gaya orientalis jawa dengan adanya lampu senter yang biasa disebut uplek yang menjadi penerang menu makanan yang disajikan sepertihalnya nasi kucing sate telor usus dan aneka macam gorengan,diangkringan pula sering dijadikan tempat diskusi malam hingga pagi menjelang,maka tidak heran angkringan lesehan ini tidak pernak sepi pelanggan baik dari wisataan lokal maupun manca negara. maka tidak heran angkringan merupakan salah satu syarat sahnya anda pernah berkunjung ke kotaJogja, Mencari angkringan tidak lah sulit anda dapat menemukannya disepanjang jalan malioboro yang merupakan salah satu pasar paling terkenal di daerah istimewa yogjakarta.

Kesimpulannya dari kedua tempat ini mempunyai ciri khas tersendiri dan dua tempat ini pula yang biasa di jadikan anak-anak kos sebagai warung jajanan sekaligus untuk tempat makan dan nongkrong mereka sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun