Mohon tunggu...
Muhammad Faishal Hibban
Muhammad Faishal Hibban Mohon Tunggu... Freelancer - Student at university Darussalam Gontor

Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Thibbun Nabawi Asing bagi Kita?

30 Mei 2022   13:39 Diperbarui: 30 Mei 2022   13:52 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Thibbunnabawi, itu sebutan mudahnya atau bahasa kesehariannya, sedangkan ath-thibbun-nabawi sebutan yang sesuai dengan kaidah Bahasa Arab. Jadi, untuk mudahnya kita sebut saja thibbunnabawi. 

Thibbunnabawi adalah sekumpulan petunjuk Nabi Muhammad yang berkaitan dengan pengobatan, baik dilakukan oleh beliau sendiri atau yang beliau anjurkan kepada orang lain yang bersumber dari wahyu, baik al-Quran maupun sunnah beliau. 

Thibbunnabawi meliputi pengobatan preventif, kuratif, rehabilitatif, promotif dan sebagainya, berupa makanan, minuman, adab-adab bahkan yang berkaitan dengan akidah dan ibadah, termasuk ayat-ayat AlQur'an dan doa-doa Rasulullah.

Kitab-kitab hadits selalu menyebutkan masalah ini dalam kitab atau bab khusus yang dinamakan "Kitab ath-Thibb" (Kitab Pengobatan). 

Misalnya dalam kitab Shahih al-Bukhariy disebutkan dlm 'Kitab ath-Thibb" banyak hadits ttg obat-obatan, penyakit, pencegahan dan hal-hal terkait dengan cara penyembuhannya. Demikian pula dlm kitab-kitab hadits yang lain. Jika kita ingin mengklasifikasikan hadits-hadits terkait thibbunnabawi maka bisa dibagi sebagai berikut:

  1. Hadits-hadits yang berkaitan dengan tindakan preventif dan rehabilitatif. Ini bab yang paling luas cakupannya
  2. Hadits-hadits yang berkaitan dengan tindakan kuratif (Pengobatan). Ini yang selalu diidentikkan dengan thibbunnabawi. Artinya, jika istilah ini disebutkan, maka yang ditangkap adalah cara mengatasi atau mengobati suatu penyakit. Ini tentu suatu pembatasan terhadap sesuatu yang sangat luas.
  3. Hadits-hadits yang berkaitan dengan terapi kejiwaan (nafs) atau terapi yang bersifat ruhiyah. Dalam konteks ini, banyak sekali hal tercakup di dalamnya yang secara zhahir kita anggap sebagai ibadah semata seperti shalat, dzikir, tilawah Al-Qur'an, puasa, sedekah, kekuatan iman, bahkan interaksi sosial dan kekeluargaan. Bagian ini bukan hanya utk mengatasi gangguan jin, sihir, 'ain dan sejenisnya.
  4. Hadits-hadits yang berkaitan dengan wabah, termasuk cara menyikapinya dan solusi yang harus dilakukan.
  5. Hadits-hadits (termasuk ayat-ayat Al-Qur'an) yang berkaitan dengan anatomi, kandungan dan sebagainya.
  6. Hadits-hadits yang berkaitan dengan etika pengobatan, baik dari pihak terapis, pasien dan masyarakat luas. Ini juga termasuk bagian yang sangat luas cakupannya, bahkan berkaitan dengan fikih. Ini sering pula dilupakan oleh para praktisi pengobatan. Mengenai kitab-kitab yang ditulis dalam bidang ini, sangat banyak. Sebagian sudah diterjemahkan dan sebagian masih dalam bahasa aslinya. Bahkan ada yang masih dlm bentuk manuskrip. Banyak yang meyakini bahwa thibbunnabawi itu ada tapi hanya sekedar dalam batas keyakinan, belum terlaksana dlm tindakan nyata. Hal itu terjadi, salah satu sebabnya adalah dominasi pengobatan Barat (Kedokteran Barat) dan Timur (TCM / Tradisional Chinese Medicine) yang masih mendominasi. Padahal thibbunnabawi itu memiliki kedudukan yang tinggi dan manfaat yang sangat luar biasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun