Pereview : Muhammad Faishal Azmi (212111176)
-Tentang Buku-
Judul Buku: Agama Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial,Â
Penulis: Muhammad Julijanto, S.Ag. M.Ag.
Penerbit: Deepublish (Grub Penerbitan CV Budi Utama), Tahun Terbit: 2015, Halaman: 265 hlm.
Bagian 1 : Agama dan Perubahan Sosial
Sub Bab : HAJI CERMIN REFORMASI MORAL (hlm. 26-27)Â
-Tentang Pemaparan Analisis Yuridis Normatif dan Yuridis Empiris.-
Dalam analisis yuridis normatif dan yuridis empiris, sangat jelas bahwa melaksanakan perjalanan spiritual secara mandiri, termasuk mempersiapkan akomodasi dan perbekalan sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang lain, adalah sebuah keindahan tersendiri. Ini adalah kenyataan yang nyata. Tindakan ini menunjukkan bahwa individu yang menjalankan perjalanan spiritual memiliki kekuatan, dedikasi, dan kemampuan yang tinggi.
Dalam konteks ini, kita dapat memahami bahwa ibadah, terutama ibadah haji, bukan hanya tentang dimensi spiritual, tetapi juga memiliki dimensi ekonomi yang signifikan. Seseorang harus memiliki kemampuan ekonomi yang cukup untuk memenuhi semua persyaratan perjalanan haji, termasuk biaya akomodasi di Padang Arafah. Hal ini menekankan bahwa kekuatan ekonomi adalah faktor penting dalam menunaikan ibadah ini.
Selain itu, pelaksanaan ibadah haji juga menggerakkan roda ekonomi. Kenaikan semangat ibadah pada umumnya berkontribusi pada peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat, dan ini mengilustrasikan keterkaitan erat antara dimensi spiritual dan ekonomi dalam konteks ini. Dengan kata lain, kemampuan ekonomi yang kuat dapat mendukung kemampuan individu untuk menjalankan ibadah dengan baik, dan sebaliknya, menjalankan ibadah dengan tulus dapat berdampak positif pada ekonomi.
Namun, penting untuk diingat bahwa ibadah haji bukan hanya masalah ekonomi semata. Ibadah ini juga mencoba uji kesabaran, keadilan, kekuatan fisik dan mental, sifat kemanusiaan, dan kemurnian niat seseorang. Ibadah haji merupakan panggilan ilahi yang memerlukan dedikasi penuh.
Melalui analisis normatif dan empiris, kita dapat melihat berbagai manfaat rohaniah yang sangat penting secara spiritual saat menjalani ibadah haji. Selama ibadah haji, umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Makkah, khususnya di Masjidil Haram, di bawah satu bendera agama tauhid, dengan tujuan tunggal yang mengarah pada Allah Ta'ala, yaitu ukhuwah islamiyah atau persatuan dalam Islam. Pertemuan internasional ini, yang juga dikenal sebagai muktamar 'alam Islam, secara pasti memudahkan terbentuknya persatuan dan kesatuan umat dalam naungan Allah.
Dalam ibadah haji, ada banyak rahasia dan hikmah yang terkandung. Ini melibatkan bukti sejarah yang menunjukkan betapa dekatnya hubungan ajaran Islam dengan ajaran Nabi Ibrahim As. Selain itu, ibadah haji juga mengandung rahasia kejiwaan yang dialami oleh setiap individu yang menjalankannya. Dalam pengalaman pribadi yang mendalam ini, setiap orang dapat merasakan hubungan mereka dengan Allah dan meningkatkan pemahaman tentang iman mereka.
Selain itu, ibadah haji juga memperkuat keyakinan umat Islam tentang hari pembalasan setelah kematian, sebagaimana disebutkan dalam Al Baqarah, ayat 2:260. Ibadah ini mengingatkan mereka akan akhirat dan pentingnya mempersiapkan diri untuk hari pembalasan di hadapan Allah. Dengan demikian, ibadah haji bukan hanya tentang perjalanan fisik ke Makkah, tetapi juga perjalanan rohani yang memperdalam iman, memperkuat persatuan dalam umat Islam, dan memperkokoh keyakinan akan hari akhir.
Terakhir, pesan yang dapat ditarik adalah pentingnya tidak menunda ibadah ketika seseorang memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Kesempatan untuk menjalankan ibadah mungkin tidak datang dua kali, dan waktu, kesehatan, dan kesempatan bisa berubah. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin ketika masih mampu menjalankan ibadah dengan sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H