Modalitas:
- Elektroterapi: Menggunakan alat seperti TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) untuk meredakan nyeri.
- Ultrasound Terapi: Memanfaatkan gelombang suara untuk meningkatkan penyembuhan jaringan lunak.
- Cryotherapy dan Thermotherapy: Aplikasi dingin atau panas untuk mengurangi peradangan atau mengendurkan otot.
Hydrotherapy:
Terapi berbasis air, sering digunakan untuk pasien dengan gangguan muskuloskeletal, memungkinkan latihan tanpa tekanan berlebih pada sendi.
Terapi Mekanis:
Menggunakan alat seperti treadmill dengan dukungan berat badan, sepeda statis, atau eksoskeleton robotik untuk rehabilitasi mobilitas.
4. Monitoring dan Evaluasi Berkala
- Penyesuaian Terapi:
Rencana terapi disesuaikan berdasarkan respons pasien dan kemajuan yang dicapai. - Evaluasi Hasil:
Melakukan pengukuran ulang terhadap parameter yang dinilai, seperti tingkat nyeri, kekuatan otot, atau rentang gerak sendi.
5. Pencegahan dan Pemeliharaan
- Latihan Mandiri:
Fisioterapis memberikan program latihan rumah untuk memastikan keberlanjutan hasil terapi. - Edukasi Postur dan Ergonomi:
Membantu pasien menghindari cedera ulang dengan memperbaiki kebiasaan sehari-hari.
Metode dan Teknik Fisioterapi:
- Terapi Manual: Peregangan, pijatan, atau mobilisasi sendi.
- Latihan Terapeutik: Program latihan yang dirancang khusus untuk kebutuhan pasien.
- Modalitas Elektroterapi: Penggunaan ultrasound, TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation)
- Hydrotherapy: Terapi berbasis air untuk meningkatkan mobilitas dan mengurangi tekanan pada sendi.
Kondisi Kesehatan yang Membutuhkan Fisioterapi:
Â
Fisioterapi biasanya dilakukan pada pasien-pasien yang sebelumnya menderita suatu penyakit sehingga menyebabkan fungsi tubuhnya terganggu. Beberapa kondisi kesehatan yang membutuhkan langkah fisioterapi adalah:
A. Gangguan Otot Tubuh
Suatu kondisi yang mengakibatkan gangguan pada otot, tulang, sendi, kram kaki, dan arthritis biasanya membutuhkan fisioterapi untuk bisa beraktivitas normal. Selain itu, pemulihan pascaoperasi otot atau tulang sering kali juga memerlukan tindakan fisioterapi untuk meminimalisir keterbatasan fisik.
Â
B. Gangguan Pernapasan
Â
Gangguan yang melibatkan sistem pernapasan, seperti asma, penyakit paru, atau fibrosis kistik merupakan kondisi yang dapat diringankan dengan fisioterapi. Dengan melakukan fisioterapi, pasien akan lebih mengetahui bagaimana cara bernapas agar tubuh merasa lebih baik serta cara mengontrol gejala asma, seperti batuk-batuk dan sesak napas.
C. Gangguan Sistem Saraf
Â
Kondisi kesehatan yang menyebabkan gangguan pada sistem saraf sering kali membuat penderitanya kesulitan untuk bergerak atau bahkan berbicara. Karena itu, mereka membutuhkan tindakan fisioterapi untuk memulihkan fungsi-fungsi tersebut. Beberapa kondisi terakhir saraf di antaranya stroke, penyakit Parkinson, atau cedera kepala.