Kesetaraan gender dalam keluarga sering dianggap sebagai hal yang positif, tetapi ada pendapat yang mengatakan kalau hal ini justru bisa menimbulkan ketidakseimbangan dan masalah dalam keluarga. banyak budaya, peran tradisional seperti pria yang menjadi kepala keluarga dan wanita mengurus rumah tangga terbukti menciptakan keseimbangan yang stabil. Kalau kesetaraan gender diterapkan secara kaku, misalnya dengan membagi tugas rumah tangga dan pengasuhan anak secara merata, hal ini bisa memberi beban yang tidak perlu pada setiap pihak, terutama bagi pasangan yang lebih nyaman dengan peran tradisional. Selain itu, perbedaan peran gender dalam keluarga sebenarnya memberikan batasan yang jelas tentang siapa yang bertanggung jawab atas apa, sehingga memudahkan pengelolaan rumah tangga tanpa kebingungannya. Dengan begitu, meskipun kesetaraan gender memiliki niat baik, penerapannya dalam keluarga bisa menimbulkan ketegangan dan mengganggu keharmonisan rumah tangga.
Kadang, ide soal kesetaraan gender dalam pembagian kerja rumah tangga itu kayak terlalu dipaksain dan nggak selalu cocok untuk semua keluarga karena setiap rumah punya cara dan kebiasaan masing-masing dalam mengatur tugas-tugas rumah. Misal, ada keluarga yang emang udah nyaman dengan pembagian yang ada, kayak salah satu lebih sering masak, yang lain lebih sering ngurus hal lain. Selama semuanya berjalan lancar dan nggak ada yang merasa terbebani, ya no problem. Menururt aku, lebih penting untuk saling mendukung dan menghargai peran masing-masing, daripada terjebak pada pembagian yang terlalu kaku. Yang penting, semua orang merasa dihargai dan bisa bekerja sama dengan baik, tanpa merasa tertekan.
Bener banget, kesetaraan gender dalam bagi-bagi kerjaan rumah emang sering dibilang solusi yang ideal buat bikin semuanya adil, tapi kenyataannya nggak selalu cocok buat semua keluarga. Tiap rumah tangga punya cara, kebiasaan, dan pola kerja yang beda-beda, yang kadang lebih efektif kalau disesuaikan sama kebutuhan masing-masing, daripada maksa pembagian tugas yang serba setara. Selama semua orang di rumah ngerasa nyaman, dihargai, dan nggak ada yang keberatan, fleksibilitas dan saling pengertian sering kali lebih penting daripada maksa kesetaraan yang terlalu kaku. Jadi, menyesuaikan sama situasi keluarga bisa jadi pilihan yang lebih realistis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H