Mohon tunggu...
Muhammad FadlilurRohman
Muhammad FadlilurRohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - website hanya untuk tugas kampus Saja :)

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Moderasi Agama

23 Mei 2022   21:48 Diperbarui: 23 Mei 2022   22:48 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari NU online

Adapun lawan kata moderasi adalah tatharruf, yang dalam bahasa Inggris mengandung makna extreme, radical, dan excessive, bisa juga dalam pengertian berlebihan. Dalam bahasa Arab, setidaknya ada dua kata yang maknanya sama dengan kata extreme, yaitu al-guluww, dan tasyaddud. 

Dalam konteks beragama, pengertian "berlebihan" ini dapat diterapkan untuk menyebut orang yang bersikap ekstrem, yaitu melampaui batas dan ketentuan syariat agama. Jadi tidak ekstrim adalah salah satu kunci utama dalam moderasi beragama karena yang namanya ektreminitas dalam bentuk apapun sangat berbahaya dan diyakini bertentangan dengan esensi ajaran umat beragama dan cenderung merusak tatanan kehidupan bersama, baik dalam kehidupan beragama maupun bernegara.

Semisal jikala dirumuskan, moderasi beragama meliputi seperti cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama - yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

Dan juga buat masyarakat seharusnya sadar bahwasanya moderasi agama juga sangat penting bagi kita semua karena dari moderasi agama sendiri yaitu cara kita, umat beragama, dan menjaga indonesia, maka dari itu kita tidak ingin menjadi seperti saudara-saudara kita yang hidup di negara dengan kehidupan masyarakatnya carut-marut tidak jelas dan sampai-sampai terancam hancur negara tersebut. Maka dari itu kita hendaknya bisa belajar dengan adanya latar belakang penafsiran agama pada saudara kita tersebut agar terjaga silaturahmi dengan baik dan benar tanpa adanya kehancuran.

Berbicara keragaman dimanapun akan  ada yang namanya perbedaan, terlebih tentang latar belakang penafsiran agama, dan harus diakui bahwasannya perbedaan itu memang nyata adanya,  apalagi perbedaan yang tajam dan ektreem yang sifatnya menukik dan itu tidak bisa di biarkan lama-kelamaan akan selalu memunculkan konflik dimanapun, maka dari itu bagaimana cara kita menghadapi itu semua agar tidak terjadi kontroversi pada masing-masing golongan.

Konflik yang berlatar penafsiran agama akan lebih dahsyat rusaknya karena agama itu amat berkaitan dengan relung emosi terdalam dan terjauh dilama jiwa manusia. Itulah alasan mengapa moderasi beragama sangat amat dibutuhkan di negara kita, karena selain menjaga silaturahmi dalam umat beragama kita juga bisa menciptakan kerukunan, harmoni sosial, sekaligus menjaga kebebasan dalam menjalankan kehidupan beragama, menghargai keragaman tafsir dan perbedaan pandangan, serta tidak terjebak pada ekstremisme, intoleransi, dan kekerasan atas nama agama.

Moderasi beragaa sebenarnya berasal dari diri kita sendiri, jati diri negara indonesia ini, Kita adalah negeri yang sangat agamis, umat beragama kita amat sopan nan santun, toleran, dan terbiasa bergaul dengan berbagai latar keragaman etnis, suku, dan budaya. Jadi, moderasi beragama merupakan perekat antara semangat beragama dengan komitmen berbangsa dan bernegara. Yakinlah bahwa bagi kita, bagi bangsa Indonesia, beragama pada hakikatnya adalah ber Indonesia dan ber Indonesia itu pada hakikatnya adalah beragama.

Moderasi beragama harus kita jadikan sebagai sarana mewujudkan kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang rukun, harmonis, damai, toleran, serta taat konstitusi, sehingga kita bisa benar-benar menggapai cita-cita bersama menuju Indonesia maju.

Untuk itu, melalui moderasi beragama, mari kita jaga persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia ini, yang telah diperjuangkan dengan penuh pengorbanan, termasuk oleh tokoh dan umat beragama, para pahlawan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun