Mohon tunggu...
MUHAMMADFADIL_43120010310
MUHAMMADFADIL_43120010310 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercubuana Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S1 Manajemen) Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si, Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB 2 - Pengaplikasian Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan Struktural Giddens Anthony

29 Mei 2023   11:33 Diperbarui: 29 Mei 2023   12:33 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Implementasi parsial dari sistem panopticon membuat orang merasa bahwa pengawasan saat ini hanyalah omong kosong. Jika seseorang yang melanggar lampu lalu lintas tidak terlacak meskipun terekam CCTV, mereka merasa tidak ada yang mengawasi CCTV tersebut. Pelanggaran ini bisa berulang-ulang jika sistem panoptikon tidak dilakukan dengan benar.  Meluasnya penggunaan pengawasan video oleh pemerintah tertentu dapat dipandang sebagai panoptikon elektronik atau digital. Teknologi CCTV memiliki banyak kesamaan dengan Panopticon Bentham dalam hal memiliki menara utama dan kontrol yang tersembunyi atau tidak terlihat. 

Negara yang langsung terlintas di benak adalah China. Cina memiliki sistem panoptik yang luas dan efisien. Pada akhir 2021, China diperkirakan memiliki sekitar satu miliar kamera CCTV. Bukan hanya pengawasan fisik, tapi juga digital. Ini terbukti dalam pemblokiran aplikasi eksternal, sensor media, sistem pengenalan wajah digital dalam pengawasan video dan banyak lagi. Meski tidak separah China, Singapura juga merupakan negara kecil dengan kontrol pemerintah yang sangat ketat. 

Di antara kota-kota yang paling banyak menggunakan pengawasan video, Singapura berada di urutan keenam. Privasi bukan milik warga negara yang tinggal di negara yang menganut konsep panoptikon. Kebebasan berbicara dan berpendapat juga dibatasi bahkan seringkali dilarang. Bahkan demokrasi tidak dapat berfungsi di negara yang mengikuti konsep ini secara ekstrim.

Sistem Panopticon harus dibangun dengan hati-hati dan persiapan yang lama. Sistem ini tidak harus digunakan secara ekstrim untuk bekerja dengan baik. Menjaga keseimbangan antara kontrol dan kebebasan memungkinkan sistem Panopticon berfungsi sesuai fungsinya. Tujuan utama dibuatnya sistem ini adalah untuk mengajarkan masyarakat disiplin dan mengikuti aturan. Tujuan dari sistem panoptik adalah masyarakat yang dapat mendisiplinkan diri untuk jujur dan melawan korupsi. STRUKTUR ANTHONY GIDDENS

SIAPA ANTHONY GIDDENS?

Anthony Giddens adalah seorang sosiolog dari Inggris. Giddens mempelajari subjek sosiologi modern secara ekstensif dan membuat banyak kontribusi di lapangan. Giddens juga menafsirkan banyak teori klasik seperti Karl Marx dan Max Weber. Giddens juga memperkenalkan teori modernitas, sebuah teori tentang perubahan masyarakat menuju modernitas. Anthony Giddens menyajikan teori struktural dalam bukunya The Constitution of Society. Inilah teori yang kita bahas sebagai pencegahan korupsi. Apa itu teori struktural?

LATAR BELAKANG TEORITIS (WHAT)

Menurut Anthony Giddens, relasi dan interaksi sosial terlalu abstrak. Giddens dengan demikian bertujuan untuk mengembangkan teori sosial berdasarkan praktik sosial dan bukan pada individu atau struktur sosial. Karena dia terutama memperhatikan teori klasik Karl Marx, Max Weber dan Emile Durkheim, teori strukturalnya adalah upaya untuk menjelaskan pertanyaan logis. Giddens juga ingin membangun teori dari perspektif dan disiplin ilmu selain sosiologi, seperti geografi, sejarah, dan filsafat. Saat menyusun, fokusnya lebih pada proses dan struktur daripada hasil.

DOKRPI MFADIL
DOKRPI MFADIL

TEORI STRUKTUR (WHAT)

Sebelum mempelajari teori ini, beberapa arti harus diklarifikasi. Yang pertama adalah praktik sosial atau konvensi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun