Mohon tunggu...
Muhammad Fadhli
Muhammad Fadhli Mohon Tunggu... Musisi - Wartawan Musik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peneliti Sejarah Zusneli Zubir Datangi Situs Kerajaan Jambu Lipo

21 Maret 2020   16:36 Diperbarui: 21 Maret 2020   16:47 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zusneli Zubir (tengah), Rismadona (kiri), dan Efrianto (kanan), Tim peneliti tradisi Kerajaan Jambu Lipo dalam perkembangan masyarakat Kabupaten Sijunjung. (Dok. Istimewa)

PADANG -- Kebudayaan sebuah kelompok masyarakat dibentuk oleh tradisi leluhur yang diwariskan secara turun temurun. Meskipun pada perkembangannya terjadi asimilasi budaya, namun tradisi yang dipertahankan akan menjadi karakter tersendiri sebagai potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bagi generasi ke generasi. Seperti di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, tradisi peninggalan Kerajaan Jambu Lipo masih membudaya bagi sebagian masyarakatnya.

Guna meneliti tradisi Kerajaan Jambu Lipo dalam perkembangan masyarakat Kabupaten Sijunjung, Zusneli Zubir melakukan kunjungan selama sembilan hari, 12 -- 20 Maret 2020 di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.

Saat diwawancarai melalui akun Whatsapp-nya, Sabtu (21/3/2020), Zusneli Zubir mengatakan, "Untuk melestarikan tradisi Kerajaan Jambu Lipo, keberadaan raja masih terus dilestarikan, yang dikenal dengan sebutan Rajo Tigo Selo, yang terdiri dari Rajo Alam, Rajo Adat, dan Rajo Ibadat. Pelestarian Kerajaan Jambu Lipo bukan bermakna raja di atas negara, namun berhubungan dengan kultur dan budaya, jadi bukan secara administratif."

Zusneli Zubir (tengah), Rismadona (kiri), dan Efrianto (kanan), Tim peneliti tradisi Kerajaan Jambu Lipo dalam perkembangan masyarakat Kabupaten Sijunjung. (Dok. Istimewa)
Zusneli Zubir (tengah), Rismadona (kiri), dan Efrianto (kanan), Tim peneliti tradisi Kerajaan Jambu Lipo dalam perkembangan masyarakat Kabupaten Sijunjung. (Dok. Istimewa)
"Dalam kajian sejarah, Kerajaan Jambu Lipo dulunya memiliki daerah kekuasaan, meliputi kawasan yang saat sekarang bernama Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok Selatan, dan Kabupaten Dharmasraya. Menurut tambo, kerajaan ini berdiri pada tahun 10 M di Kecamatan Lubuk Tarok," kata Zusneli, Peneliti Sejarah dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat.

Zusneli juga mengatakan, "Untuk melakukan penelitian ini saya didukung oleh dua anggota, Efrianto dan Rismadona. Selama berada di Kabupaten Sijunjung, kami melakukan audiensi dengan Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Ketua LKAAM, Rajo Alam, Rajo ibadat, Walinagari Lubuak Tarok, dan tokoh masyarakat setempat."

"Beberapa lokasi kami datangi untuk temuan sejarah, tentang keberadaan Kerajaan Jambu Lipo, seperti; Muaro Sijunjuang, Lubuak Tarok, Andopan, dan Kampuang Dalam. Beberapa lokasi kami tempuh dengan berjalan kaki," kata Zusneli.

Zusneli Zubir, Rismadona, dan Efrianto, saat mengunjungi Rumahgadang 13 Ruang milik suku Dalimo, Lubuk Tarok, Jambu Lipo. (Dok. Istimewa)
Zusneli Zubir, Rismadona, dan Efrianto, saat mengunjungi Rumahgadang 13 Ruang milik suku Dalimo, Lubuk Tarok, Jambu Lipo. (Dok. Istimewa)
Lebih lanjut Zusneli mengatakan, "Dari survei yang kami lakukan di lapangan, kami menemukan beberapa tradisi Kerajaan Jambu Lipo yang masih membudaya di tengah masyarakat. Salah satunya, tradisi 'menjalani rantau' yang digelar sekali dua tahun oleh Rajo Ibadat. Pelestarian tradisi ini berisi kegiatan silaturahmi, penobatan pucuk adat, menyelesaikan sengketa yang ada di daerah rantau, dakwah Islam, dan pengobatan."

"Kami juga menemui peninggalan Kerajaan Jambu Lipo, di antaranya; Istano, Keris (Sokin, Soka Daguk), Pedang Emas, Tombak Jogi, Pending Emas, Destar, Sepit Janggut sebanyak 12 buah, Guncang, Bintang (tempat nasi), Carano, dan Talam," kata Zusneli.

Tim peneliti tradisi Kerajaan Jambu Lipo saat audiensi dengan Wabup Sijunjung, Bok Boy, didampingi Ketua LKAAM, dan Kabid Kebudayaan Sijunjung. (Dok. Istimewa)
Tim peneliti tradisi Kerajaan Jambu Lipo saat audiensi dengan Wabup Sijunjung, Bok Boy, didampingi Ketua LKAAM, dan Kabid Kebudayaan Sijunjung. (Dok. Istimewa)
Selain itu Zusneli juga mengatakan, "Dalam waktu dekat mereka juga akan menggelar Festival Godok Abuih, yang juga berisi lomba dendang 'malalok an anak'. Diharapkan festival ini dapat menumbuhkan UKM-UKM baru untuk kesejahteraan masyarakat. Mereka kaya dengan cerita-cerita rakyatnya, semoga dapat terjaga kelestariannya."

"Kerajaan Jambu Lipo juga mewariskan aneka ragam kuliner tradisi. Dan ini belum dieksplorasi dengan baik. Seperti 'agi' yang prosesnya melalui fermentasi, kemudian dimakan dengan ketan atau lamang, juga ada godok abuih. Ke depannya, ini bisa jadi ikon pariwisata bagi Kabupaten Sijunjung," kata Zusneli.

(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)

tayang di jurnalsumbar.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun